Hikmah Abdul Hamid Husain
Esensi puasa adalah kejujuran; jujur pada diri sendiri, jujur pada keluarga, jujur pada orang orang dan jujur pada Allaah SWT. Dengan hidup jujur inilah akan bahagia di dunia dan di akhirat.
Dengan jujur ini pulalah membuat hidup berbangsa dan bernegara, baik baik saja. Semua saling percaya. Semua hidup penuh amanah.
Sebaliknya, jika kebohongan merebak, maka keadaan tidak akan baik baik saja, amanah akan disalahgunakan, permusuhan subur, akhirnya semua akan terpuruk dan tambah tidak baik baik saja.
Rasuulullaah SAW bersabda bahwa pembohong tidak usah susah susah berpuasa, karena Allaah SWT tidak merespon puasa mereka:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
(رواه البخارى)
“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan tetap melakukan hal hal kebohongan, maka Allaah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan, Allaah tidak menilai Puasanya sebagai Amal Ibadah” (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al Bukhari no. 1903)
2. Ada dua jihad di bulan Ramadhan:
Al Imam Ibnu Rajab Rahimahullaah menuturkan:
اعلَمْ أنَّ المؤمنَ يجتَمعُ له في شَهر رمضَان جهادَان لنَفْسِه
“Ketahuilah bahwa orang mukmin itu punya dua bentuk jihad yang menyatu pada dirinya di bulan Ramadhan:
جهادٌ بالنَّهار على الصِّيام وجهادٌ باللَّيل على القِيام
“Jihad pertama yaitu di waktu siang berpuasa, jujur tidak makan, tidak minum. Dan kedua, yaitu di waktu malam Qiyaamul Lail, sholat malam.
فمَن جمعَ بينَ هذَيْن الجهادَيْن ، ووَفَّى بحُقُوقهما ، وصَبَر عليهما ، وفَّى أجرَه بغَير حسَابٍ
“Maka, siapa yang berhasil menghimpun dua bentuk jihad di atas dan menunaikan keduanya dengan sempurna, dan mampu bersabar atas situasi tersebut, maka pahalanya akan diperolehnya Tanpa Batas Hitungan”
(Kitab Wazhaa ifu Ramadhaan hal 46)
Allaah SWT berfirman:
bahwa orang yang berbohong adalah orang yang tidak beriman pada ayat-ayat Allaah SWT.
Hal dijelaskan dalam Surat An-Nahl ayat 105 :
إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ.
(سورة النحل الاية ١٠٥)
“Sungguh orang orang yang mengada-ada, dan melakukan kebohongan, akal akalan hanyalah orang-orang yang tidak beriman pada Ayat-ayat Allaah, dan mereka itulah orang-orang Pendusta, Pembohong.”
(QS An Nahel, Surah ke 16, Ayat 105, halaman 279).
1. Retret hidup jujur selama Ramadhan;
Puasa perlu kejujuran. Selama berpuasa pantang berbohong, jika berbohong hilanglah nilai puasanya.
Jujur bukan saja di bulan Ramadhan, tetapi setelah Ramadhan tetap jujur, agar menjadi orang yang baik baik saja.
2. Orang yang berakal akan selalu jujur:
العاقل اذا أخطأ تأسف
والأحمق اذا أخطأ تفلسف
“Orang yang berakal, bijak, dan jujur jika melakukan kesalahan, akan merasa menyesal dan meminta maaf. Sedangkan orang bodoh, orang yang tidak berakal, sering berbohong, hanya akal akalan saja, jika melakukan kesalahan, akan mencari alasan untuk membenarkan kesalahannya”.
3. Orang yang selalu jujur, akan mendapatkan kebaikan dari arah yang tak terduga, dan dissayang oleh semua orang:
عندما تكون نقياً من الداخل يمنحك الله نوراً من حيث لا تعلم يحبك الناس من حيث لا تعلم
و تأتيك مطالبك من حيث لا تعلم
“Di saat engkau bersih dari dalam, bersih hati dan bersih pikiran, maka Allaah akan menganugerahkan cahaya dan penerang untukmu yang tidak engkau duga duga, engkaupun disayangi oleh orang orang yang tidak engkau duga, dan Allaah juga akan memberimu hal hal yang engkau sukai dari arah yang tidak engkau duga”.
Jujurlah selalu:
إن تصدك الله يصدكك
“Jika engkau jujur kepada Allaah, maka Allaah juga akan jujur kepadamu”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
An Nasaa’i)
5. Hafal dan amalkan doa dari Al Quran ini sesering mungkin:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
“Rabbanaa laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da idz hadaitanaa, wa habe lanaa min ladunka Rahmatan innaka antal-Wahhaab.”
“Yaa Allaah Tuhanku, janganlah Engkau sesatkan hati kami sesudah Engkau beri petunjuk, dan anugerahilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sungguh Engkau Maha Pemberi.” (QS Aali ‘Imraan, Surah ke 3, Ayat 8, halaman 50).
Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).