PINISI.co.id, Jakarta — Sampai hari ini dipastikan 26 korban jiwa warga Sulawesi Selatan yang telah meninggal akibat kerusuhan yang melanda Kabupaten Jayawiyaja, Kota Wamena, Provinsi Papua, 23 September 2019 lalu.
Menurut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua, Dr. Mansyur, sementara ini terdapat 256 warga KKSS yang sedang mengungsi di asrama Lanud 751 Jayapura. Di sini KKSS membuka dapur umum untuk sekitar 2.000-an pengungisi yang terdiri dari pendatang,” kata Mansyur kepada PINISI.co.id.
Sejak kemarin (26/9/2019) warga KKSS menempati tempat ungsian dan umumnya, kata Mansyur, adalah perempuan, anak-anak dan orang sakit. Adapun jenazah warga KKSS yang telah dipulangkan ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan sebanyak 10 orang, sebagian besar dimakamkan di Jayapura.
“Korban tewas akibat terkena panah dan tembakan oleh kelompok kriminalitas bersenjata di Papua,” kata Mansyur.
Terkiat kerusuhan itu, Badan Pengurus Pusat (BPP) KKSS mengecam keras atas kejadian di Wamena, Papua.
Wakil Ketua BPP KKSS Dr. Andi Jamaro Dulung, menegaskan BPP KKSS menyesalkan pelaku pembunuhan dan pembantaian terhadap warga sipil di Wamena. “Kami meminta kepada negara untuk segera memulihkan keamanan dan memberi perlindungan kepada masyarakat, terutama masyarakat pendatang. Sedangkan Ketua BPW Papua dan BPD KKSS Wamena agar segera melakukan upaya rekonsiliasi dengan pimpinan paguyuban suku pendatang dan suku-suku asli di Wamena,” kata Jamaro dalam rilisnya kepada media, tadi pagi (27/9/2019).
Pernyataan sikap itu juga mengajak kepada seluruh warga KKSS untuk tetap tenang dan siaga penuh untuk tetap mempetahankan harkat dan martabat Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Akan halnya kepada keluarga korban kemanusiaan agar tetap tabah menerima takdir Allah SWT. яндекс
Selain itu, BPP KKSS segera berkoordinasi dengan Menko Pulhukam untuk terlibat dalam upaya penyelamatan warga di Wamena. Dan kepada seluruh elemen KKSS terutama BPW, BPD dan Pilar untuk medoakan dan memberi dukungan dan bantuan. Dikoordinasikan dengan Ketua BPW Papua.
“Kami juga menyampaikan agar seluruh BPW, BPD dan Pilar KKSS bersama dengan aparat negara mengatisipasi agar peristiwa serupa tidak terjadi di wilayah masing masing,” pungkas Jamaro.