Kolom Fiam Mustamin
UNTUK apa melakukan hal itu.
Entitas etnis Bugis Makassar menghormati adab yang memuliakan tamu dengan Madduppa/Menjemput tamu untuk suatu perhelatan seperti
pernikahan, akikah kelahiran anak atau mendapatkan kesyukuran ibadah haji, mendapat kelulusan dan promosi jabatan publik.
Tradisi seperti ini cukup kental adanya di beberapa entitas etnis Nusantara.
Dilakukan sebagai bentuk doa dan kesyukuran kepada orang yang terpilih dengan jabatan itu.
Bentuk pelaksanaannya bervariasi seperti personal dengan entitas satu daerah kelahiran atau secara komunal beberapa entitas daerah.
Sembilan putra/putri daerah Sulsel di panggung pemerintahan adalah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Viada Hafid
Selanjutnya Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Dzulfikar Ahmad Tawalla
dan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan.
Seyogianya induk paguyuban entitas etnis Bugis, Makassat, Mandar dan Toraja yang tampil menginisiasi Baruga silaturahmi itu, seperti yang dilakukan pada tahun 1990 an masa kepemimpinan Beddu Amang.
Bila hal itu silit dilakukan maka pilihannya diinisiasi oleh tiga entitas paguyuban Bone, Soppeng dan Gowa.
Di dalam Baruga itu akan meneguhkan ikatan emosional dalam menjaga martabat nilai : si Passiriki na si Paccei/ Pesse.
Pesan moral ini penting menjadi pengingat bagi kita semua untuk menjauhi perilaku dan tindakan tercela yang menistakan martabat entitas akibat perbuatan seseorang.
Bersyukur menjadi manusia pilihan wali amanah dari ratusan juta rakyat Indonesia, berlaku Istiqomah dengan jabatan itu.
Sekali berbuat yang tak terpuji akan ditanggung oleh kerabat dan entitasnya keturunan daerah asalnya.
Allahumma, semoga manusia-manusia pilihan itu terjaga dan tertuntun dengan amanah yang diembannya, aamiin.