Perintah Allah untuk Wisata Kulineran Sambil Jalan-jalan

0
657
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Sedikitnya 10 kali Allaah SWT berfirman dan Rasul Nya bersabda, yang menyuruh kita melakukan safar, traveling, outing, khuruuj, gathering, atau bepergian ke seantero Bumi ini, agar bisa menyaksikan betapa luasnya dan betapa beragam nya ciptaan Allaah, betapa banyak ragamnya rezeki Allaah yang dapat dini’mati. Dengan demikian, orang yang beriman akan lebih bersyukur lagi.

Minimal yang wajib dikunjungi adalah pergi ke Makkah, Arafah, Muzdalifah, Muna dan Madinah menunaikan Manasik Haji dan Umrah, ziarah ke Rasuulullaah SAW agar terbuka wawasan dan menyaksikan langsung beragam dan indahnya ciptaan Allaah SWT.

Inilah 10 ayat Al Quran yang menyeru traveling, di antaranya perintah wisata kuliner:

Perintah traveling:
Surah Ar-Rahmaan, Surah ke 55, Ayat 33, halaman 532:
يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ. (الرحمن الاية ٣٣)

“Wahai Jin dan Manusia!,
Jika kamu sanggup menjelajahi dan melintasi penjuru Langit dan Bumi, maka jelajahilah. Tentu kamu tidak akan mampu menjelajahinya kecuali dengan kekuatan dari Allaah SWT”.

- Advertisement -

2. Wisata Kuliner:
Surah Al-Muluk, Surah ke 67, Ayat 15, halaman 563:

هُوَ الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ ذَلُوۡلًا فَامۡشُوۡا فِىۡ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوۡا مِنۡ رِّزۡقِهٖ‌ؕ وَاِلَيۡهِ النُّشُوۡرُ
( الملك الاية ١٥ )
“Dialah Allaah Yang Menciptakan Bumi itu mudah bagi kamu, maka bepergianlah ke segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.
Dan hanya kepada-Nya lah kamu kembali setelah dibangkitkan.”

3. Perintah traveling agar lebih beriman lagi:
Surah Muhammad, Surah ke 47, Ayat 10, halaman 507:

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ دَمَّرَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۖوَلِلْكٰفِرِيْنَ اَمْثَالُهَا.
(محمد الاية ١٠ )
“Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka Bumi ini, agar mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allaah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang yang Kufur akan menerima akibat-akibat seperti itu.”

4. Perintah traveling agar lebih bertakwa lagi:
Surah Yusuf, Surah ke 12, Ayat 109, halaman 248:
وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا مِنۡ قَبۡلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوۡحِىۡۤ اِلَيۡهِمۡ مِّنۡ اَهۡلِ الۡقُرٰى‌ؕ اَفَلَمۡ يَسِيۡرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ فَيَنۡظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡؕ وَلَدَارُ الۡاٰخِرَةِ خَيۡرٌ لِّـلَّذِيۡنَ اتَّقَوۡا ‌ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ.
( يوسف الاية ١٠٩ )
” Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan laki-laki yang Kami berikan Wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka, tidakkah mereka bepergian di muka Bumi ini lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka, yang mendustakan Rasul dan sungguh hari Akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.

Apakah kamu tidak berfikir?”

5. Perintah traveling agar punya wawasan yang lebih luas:
Surah Aali ‘Imraan, Surah ke 3, Ayat 137, halaman 67:
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
( ال عمران الاية ١٣٧ )
“Sungguh, telah berlalu sebelum kamu Sunnah-sunnah Allaah; oleh karena itu, bepergianlah kamu di muka Bumi ini dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul Allaah”.

6. Perintah traveling agar lebih bersyukur lagi dan menjauhi berbuat dosa;

Surah An-Namel, Surah ke 27, Ayat 69, halaman 383:
قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ.
( النمل الاية ٦٩ )
“Katakanlah: ‘Bepergianlah kamu kemana saja di muka Bumi ini, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang banyak berbuat dosa’.”

7. Perintah traveling agar hidup lebih sabar dan lebih bersyukur lagi:
Surah Luqman, surah ke 31, Ayat 31, halaman 414:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللّٰهِ لِيُرِيَكُمْ مِّنْ اٰيٰتِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ.
( لقمان الاية ٣١ )
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sungguh Kapal itu berlayar di laut dengan ni’mat Allaah, untuk diperlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allaah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.”

8. Perintah traveling agar bisa melihat lebih luas lagi ciptaan Allaah:
Surah Ar-Ruum, Surah ke 30, Ayat 42, halaman 409:
قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُۗ كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ
( الروم الاية ٤٢ )
” Katakanlah: ‘Lakukanlah perjalanan kemana saja di muka Bumi ini, dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan Allaah”.

9. Perintah traveling agar bisa Lebih bersyukur lagi;

Surah Ar-Ruum, surah ke 30, Ayat 9, halaman 405;
أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا۟ ٱلْأَرْضَ وَعَمَرُوهَآ أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ ۖ فَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
(الروم الاية ٩ )
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka Bumi ini, dan memperhatikan bagaimana akibat yang diderita oleh orang-orang sebelum mereka?

Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka sendiri dan telah mengolah Bumi dan tanahnya serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata.

Allaah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.”

10. Perintah traveling agar lebih mengetahui bagaimana risiko orang yang ingkari Allaah;

Surah Al-An’aam, surah ke 6, Ayat 11, halaman 129:
قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ.
( الانعام الاية ١١ )
“Katakanlah: ‘Bepergianlah kemana saja di muka Bumi ini, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu’.”

Catatan
Traveling, outing, khuruuj, gathering, Safar atau bepergian adalah ibadah.

Begitu pentingnya soal traveling ini, sampai 10 kali Allaah SWT berfirman menyuruh hamba Nya melakukan traveling, outing, khuruuj, gathering atau safar.

Demikian juga Rasuulullaah SAW memberikan arahan agar bepergian itu menjadi Ibadah dan nyaman:

1. Optimalkanlah potensi wisata menjalajahi Bumi Allaah ini.
Dengan menjelajahi banyak tempat, akan lebih banyak bersyukur dan mengagumi indah, luas dan beragamnya ciptaan Allaah SWT.

2. Islam sangat menganjurkan traveling, sebab, dengan melakukan traveling, safar, Manusia akan semakin kagum, bersyukur dan mendapatkan banyak hikmah serta pelajaran dari berbagai kejadian yang dijumpai selama dalam perjalanan.

3. Traveling juga bisa menjadi sarana dakwah dan silatur rahim.
Inilah yang dilakukan oleh para pendahulu kita, sejak zaman Rasuulullaah SAW.

4. Rasuulullaah SAW menganjurkan bepergian haruslah berjamaah, minimal bertiga:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الْوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ
وَحْدَهُ. (رواه البخاري)

“Seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam bepergian sendirian seperti apa yang aku ketahui, tentu seorang pengguna kendaraan tidak akan bepergian di malam hari sendirian”.

(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al-Bukhari no.2776, Ahmad no.4734, At-Tirmidzi no.1673, Ibnu Majah no.3768, dan Ad-Darimi no.2679).

5. Rasuulullaah SAW juga mengingatkan:
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ. (رواه أبو داود)

“Orang yang bepergian seorang diri seperti satu setan.Bepergian dua orang seperti dua setan. Dan jika bertiga orang, akan lebih terjaga dari gangguan setan.”

(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Abu Dawud no.2240, Ahmad no.6709, At-Tirmidzi no.1674, dan Malik no.1831).

6. Akan sangat berbeda wawasan dan kematengan berfikir dan beriman bagi orang yang sering bepergian mengunjungi banyak daerah atau negara setelah merasakan beragamnya suku, puak, tradisi, ‘uruf dan warna serta watak Manusia.

7. TUNJUK KETUA ROMBONGAN;
Rasuulullaah SAW bersabda memerintahkan agar setiap bepergian, harus menunjuk 1 orang menjadi Pimpinan rombongan;

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ.
(رواه أبو داود)

“Apabila ada tiga orang atau lebih yang bepergian dalam suatu perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai Pemimpin rombongan”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Abu Dawud no.2241).

8. Meninggal Dalam Perjalanan adalah mati Syahid.
Karena Safar atau bepergian yang bertujuan baik, bukan maksiat, adalah ibadah, maka jika meninggal karena kecelakaan dalam perjalanan, dia meninggal sebagai SYAHID.
Rasuulullaah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ، قَالُوا: فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ،
(رواه مسلم)

“Rasuulullah SAW bertanya:
Siapa yang dimaksud orang yang mati Syahid di antara kalian?”
Para Sahabat menjawab;
” Yaa Rasuulallaah, orang yang meninggal di jalan Allaah itulah orang yang mati Syahid.” Rasuulullaah bersabda:
“Kalau begitu, sedikit sekali lah jumlah Ummatku yang mati Syahid.”
Para Sahabat bertanya:
“Lantas siapa saja mereka Yaa Rasuulallaah?”
Rasuulullaah menjelaskan;
“Siapa yang terbunuh jihad di jalan Allaah maka dia Syahid, dan siapa yang mati di jalan Allaah (termasuk yang mati karena kecelakaan dalam perjalanan) juga Syahid, siapa yang mati karena penyakit Kolera juga Syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga Syahid.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Muslim).

Penutup, mari kita berdoa:
Yaa Allaah, anugerahilah kami kemampuan dan kemudahan untuk mengunjungi banyak tempat di muka Bumi ini.
Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya:
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .

Penulis, alumnus Ummul Qura University, Makkah dan King Abdulaziz University, Jeddah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here