Hikmah Abdul Hamid Husain
In Syaa Allaah bulan Ramadhan kurang lebih 30 harian lagi akan datang mengunjungi kita. Alhamdu lillaahi Rabbil ‘Aalamiin.
Datangnya bulan Ramadhan adalah kabar gembira bagi orang yang selalu mendambakan kebahagian hidup dunia akhirat, karena Ramadhan kesempatan menghapus dosa-dosa dan melipatgandakan pahala amal soleh.
Kini, tibalah waktunya mulai mempersiapkan diri memasuki Ramadhan.
Rasuulullaah SAW jika memasuki bulan Rajab, beliau mulai mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan dengan memperisiapkan fisik, mental dan suasana.
Apa yang harus dilakukan mulai sekarang?
Perbanyaklah doa ini, terutama setiap selesai shalat:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغنَا رَمَضَانَ
(Allaahumma Baarik lanaa fii Rajabin, wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana)
“Ya Allaah berkatilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
(Note: Rajabin ya, bukan Rajaba. Karena kata Rajab, adalah kata Munsarif, kata yang apabila diawali Fii, Rajab menjadi Majrur, baris bawah maka dibacalah RAJABIN. Beda denga kata Sya’bana dan Ramadhan yang ghoiru munsarif, kata yang tidak berubah meskipun didahului oleh “fii, ilaa, li, bi, dan taa’.)
Setelah doa di atas, dilanjutkan lagi ya dengan doa ini:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً. (Allaahumma sallimnii ilaa Ramadhaana, wa sallim Lii Ramadhaana, wa Tasallamhu minnii mutaqobbalaa).
“Yaa Allaah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal amalku di bulan Ramadhan.”
Jadi perbanyaklah PUASA Sunnah:
Selain rajin berdoa dengan doa doa di atas, berdoanya di pagi hari setelah sholat Subuh dan di sore setelah sholat Asar, mulailah sekarang, perbanyak puasa Sunnah.
Puasa di bulan Rajab adalah Sunnah Rasul.
Rasuulullaah SAW bersabda: ‘
صُمْ أَشْهُرَ الْحُرُمْ
“Berpuasalah kamu di bulan bulan HURUM Yaitu di: -Dzulqa’idah, -Dzulhijjah, -Muharram, dan ‘Rajab)”. (Hadits Riwayah
Al Imam Ibnu Maajah dan Abu Daud).
Perbanyaklah SEDEKAH:
Usahakan setiap hari bersedekah, minimal sebotol air minum dan sebungkus nasi, atau uang sepuluh ribu rupiah atau lebih, utamakan kepada pemulung, tukang kebersihan, bukan kepada pengemis. Karena sifat meminta minta, mengemis tidak baik dan salah satu kebiasaan yang dibenci oleh Allaah SWT dan Rasul Nya.
3. Rutin setiap hari membaca Al Quran:
Bacalah Al Quran dengan artinya, minimal 10 ayat setiap hari. Terserah waktunya yang enak.
4. Peduli orangtua.
Saatnya meraih kunci Surga dengan meningkatkan bakti kepada kedua orang tua, terutama yang telah meninggal.
Belum terlambat untuk menghapus dosa durhaka dan dosa kurang bakti kepada kedua orangtua di masa lalu, maka lakukanlah sekarang ini:
a. Mendoakan dan memohonkan ampunan untuk kedua orangtua selagi hidup dan setelah meninggal.
Rasuulullaah SAW bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sungguh, ada orangtua yang diangkat derajatnya di Surga kelak.
Ayah atau Ibu itu pun bertanya; “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab:
“ini karena doa ampunan anak anakmu untukmu”. (Hadits Sahih Riwayah Ibnu Maajah).
b. Selamatkan orangtua.
Segera melunasi hutang orangtua menunaikan nadzarnya dan menjalankan wasiatnya.
Al Imam Al Bahuti menuturkan:
ويجب أن يسارع في قضاء دينه، وما فيه إبراء ذمته؛ من إخراج كفارة، وحج نذر، وغير ذلك
“Wajib menyegerakan pelunasan hutang , dan semua yang terkait pembebasan tanggungan orang yang telah meninggal, seperti membayar kafarah, haji, nadzar dan yang lainnya”. (Imam Al-Bahuti, Kitab Kasyful Qana, vol. 2 hal. 84)
c. Bersedekah atas nama orangtua termasuk, infak, wakaf dan amal jariyah.
Sahabat Nabi SAW bernama Ibnu Abbaas RA, menuturkan bahwa ibunya Sa’ad Bin Ubaadah, meninggal dunia ketika Sa’ad tidak ada di rumah. Sa’ad berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ
“Yaa Rasuulallaah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak ada di rumah, apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Rasuulullaah menjawab; “Ya, tentu”
(Hadits Sahih Riwayah Al-Bukhari)
d. Menyambung Silatur Rahim dengan kerabat orangtua. Muliakanlah teman teman dekat nya dan orang-orang yang dulu dicintai oleh kedua orangtua.
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ
“Sungguh, sebaik-baik bentuk bakti pada Orang Tua, adalah menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik Ayah dan Ibu”. (Hadits Sahih Riwayah Muslim)
من أحب أن يصل أباه في قبره فليصل إخوان أبيه بعده
“Siapa yang ingin menyambung Ayahnya di Kuburannya, maka hendaknya ia menyambung teman-teman ayahnya dahulu waktu hidupnya.” (Hadits Sahih Riwayah Ibnu Hibbaan)
e. Meneruskan kebaikan yang dirintis atau dirutinkan orang tua.
Rasuulullaah SAW bersabda:
“Siapa yang merintis atau memulai perbuatan kebaikan dalam agama, maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang mengikuti setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. (Hadits Sahih Riwayah Muslim no 1016).
Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).