Catatan Achmad Pawennei
Pada Mukernas KKSS yang dirangkai dengan HUT Ke-49 KKSS yang dilaksanakan di Makassar,14 November ini, penting kiranya dirumuskan program prioritas Ketua Umum BPP KKSS yang mendapat dukungan dari seluruh Ketua, pimpinan, dan pengurus KKSS serta pilar-pilar terkait, yang terdiri atas:
A. Pendidikan yang berbudaya
B. Ekonomi yang bertumpu pada budaya
C. Internal organisasi KKSS
Mengapa budaya menjadi penting? Karena budaya lah yang mempersatukan kita dalam rumah besar KKSS. Kita mungkin memiliki organisasi lain, namun tidak didasari oleh budaya KKSS. Saya sangat yakin bahwa yang menginspirasi Ketua Umum menjadikan kedua program tersebut di atas didasari oleh budaya kita, orang Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar, Toraja) — Gismandarto, nama yang diberikan oleh Andi Baso Amir.
Budaya dan kampung halaman kita menjadi perekat warga KKSS serta menjadi landasan utama program prioritas BPP KKSS.
Program Konkret yang Mendasar untuk Mendukung Program Prioritas
A. Bidang Pendidikan
1. Setiap BPW KKSS mendirikan sekolah unggulan di wilayahnya melalui Yayasan KKSS dengan nama SD, SMP, SMA KKSS, dan Universitas KKSS.
2. Setiap BPW KKSS mengirimkan daftar nama anak-anak warga KKSS yang berprestasi untuk mendapatkan beasiswa, baik tingkat SD, SMP, SMA, maupun Universitas.
3. Yayasan Pendidikan KKSS perlu segera dibentuk di pusat (BPP KKSS) sebagai payung, dan BPW membuka cabang di setiap wilayah untuk memudahkan izin pendirian sekolah. Dapat juga bekerja sama dengan Yayasan Partisipasi Pembangunan Sulawesi Selatan yang sudah ada — kebetulan saya Ketua Dewan Pendirinya.
B. Bidang Ekonomi
1. Setiap BPW KKSS memiliki program pembangunan pasar induk maupun pasar umum di wilayahnya yang diberi nama Pasar KKSS.
2. Pendirian BPR KKSS untuk memenuhi kebutuhan modal kerja UMKM dengan syarat utama kepemilikan KTP KKSS (prioritas bagi warga KKSS).
3. Yellow Pages KKSS diterbitkan agar seluruh pengusaha KKSS dapat beriklan dan mempromosikan usahanya, sehingga dapat terjalin transaksi antarwarga KKSS berdasarkan informasi tersebut.
4. Setiap BPW KKSS yang memiliki daerah tujuan wisata agar mendirikan Kampung KKSS, yang berisi toko-toko menjual pernak-pernik budaya (pakaian, makanan, buku-buku sejarah dan budaya KKSS). Didirikan pula panggung kesenian untuk pertunjukan pada malam hari atau hari-hari tertentu, guna melestarikan dan memperkenalkan budaya Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
C. Bidang Organisasi
1. AD/ART KKSS menyatakan bahwa anggota KKSS adalah warga Sulawesi Selatan yang merantau ke luar daerah. Hal ini perlu mendapat perhatian agar disesuaikan dengan kondisi saat ini, di mana warga yang berada di dalam Sulawesi Selatan juga merupakan bagian dari KKSS. Dengan demikian, seluruh Indonesia memiliki warga KKSS.
2. KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) bukan “Kerukunan Keluarga Provinsi Sulawesi Selatan”, sebab para pendiri KKSS adalah warga Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja (Gismandarto), istilah yang diberikan oleh Andi Baso Amir. Saat ini di Sulawesi Selatan terdapat dua provinsi, dan mungkin ke depan akan bertambah, namun nomenklatur KKSS tetap relevan.
3. Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) perlu mendapat perhatian khusus, karena bidang ini mengurus sumber daya manusia organisasi. Dalam berorganisasi sering timbul kesalahpahaman; jika pengurus kurang bijaksana, hal tersebut dapat menjadi masalah besar. Oleh karena itu, bidang OKK perlu diisi oleh orang yang bijaksana, memahami organisasi, dan memiliki keahlian dalam manajemen organisasi, agar segala perdebatan dapat diselesaikan berdasarkan AD/ART.
Penulis, adalah Sekjen BPP KKSS selama 3 (tiga) periode, 1985–1995, Ketua Dewan Pembina YPPSS (Yayasan Partisipasi Pembangunan Sulawesi Selatan) tahun 2025–2030, pendiri dan Owner PT. MBT Utama sejak 1974, pabrik Construction Material Testing Equipment untuk kebutuhan konstruksi teknik sipil (kontraktor, konsultan teknik)













