PINISI.co.id- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menggerakkan bantuan besar-besaran untuk korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dalam dua hari terakhir, bantuan dari program Kementan Peduli Bencana dikirim melalui jalur udara dan laut dengan dukungan penuh TNI, Polri, serta berbagai unsur pemerintah dan mitra strategis.
Pada Kamis (4/12/2025), Mentan Amran melepas pengiriman bantuan logistik senilai Rp34,8 miliar melalui pesawat Airbus A400M di Lanud Halim Perdanakusuma. Ia menegaskan bahwa percepatan penyaluran bantuan hanya dapat terlaksana berkat kolaborasi besar antara Kementan, TNI, Polri, dan Kejaksaan Agung, terutama di tengah banyaknya akses yang terputus akibat banjir.
“Aku terima kasih pada Panglima TNI, Kasad, Kasal, Kasau, Polri, Jaksa Agung. Barang bantuan tidak akan sampai ke lapangan kalau beliau tidak support. Kolaborasinya luar biasa,” ujar Mentan Amran.
Bantuan yang dikirim berupa barang siap konsumsi dan kebutuhan mendesak seperti beras, minyak goreng, mi instan, sosis, telur, sarden, kopi, teh, air mineral, pembalut, pakaian, hingga kebutuhan energi seperti genset. Dari total 207 truk bantuan yang terdaftar, sebagian dikirim melalui jalur udara karena kondisi akses yang sulit.
Selain bantuan logistik, Kementan juga menindaklanjuti laporan kerusakan lahan pertanian. Pemerintah akan mengirim benih gratis, alat mesin pertanian, serta membantu pemulihan sawah sebagai dukungan jangka panjang bagi petani terdampak.
“Ada sawah yang terdampak. Benih gratis kami kirim, alat mesin pertanian kami kirim. Membangun kembali sawahnya adalah tanggung jawab pusat,” tegasnya.
—
Pada Jumat (5/12/2025), Mentan Amran kembali melepas keberangkatan bantuan melalui laut menggunakan KRI Banda Aceh 593 di Pelabuhan Tanjung Priok. Mentan hadir sejak pukul 05.35 WIB untuk memastikan seluruh logistik yang dikirim—bagian dari 207 truk bantuan—naik ke kapal dan siap diberangkatkan menuju Padang, Sumatera Utara, dan Aceh.
Sehari sebelumnya, bantuan darurat juga telah diterbangkan menggunakan pesawat Hercules dan diterima oleh BNPB di Aceh.
“Kami mengecek langsung apa kebutuhan masyarakat. Yang dibutuhkan adalah makanan siap saji, karena beras sudah cukup,” kata Amran.
Ia menambahkan bahwa seluruh bantuan ini merupakan hasil gotong royong mitra strategis, pengusaha, dan pegawai Kementan. Penyaluran dikawal ketat agar tidak ada penyalahgunaan dan seluruhnya sampai ke tangan masyarakat.
“Ini amanah. Kami kawal sampai naik kapal, sampai masuk ke BNPB, sampai berita acara diterima,” tegasnya.
Hingga hari ini, total bantuan yang diberangkatkan mencapai Rp34,8 miliar dari total Rp75 miliar yang telah dihimpun. Penyaluran tambahan terus dilakukan sesuai perkembangan situasi di lapangan.
Selain bantuan dari mitra dan pegawai, pemerintah juga mengirim 44 ribu ton beras serta 6 ribu ton minyak goreng sebagai dukungan tanggap darurat. Setiap permintaan dari daerah langsung dipenuhi tanpa menunggu administrasi panjang.
“Ini darurat. Ada yang minta hari ini, hari itu juga kami keluarkan. Surat menyusul,” ujar Amran.
Dengan pengawalan ketat dan sinergi lintas lembaga, Mentan memastikan seluruh bantuan tiba sesuai amanah dan menjadi bentuk nyata kepedulian nasional terhadap saudara-saudara terdampak bencana di Sumatra. (Lif)













