PINISI.co.id- Pada hari Sabtu, 13 Desember 2025, masyarakat Indonesia berkumpul di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ottawa. Di tengah derasnya hujan salju musim dingin dengan suhu mencapai minus 10 derajat Celsius dan terpaan angin yang terasa hingga minus 18 derajat Celsius, semangat masyarakat untuk menghadiri acara Natal dan silaturrahmi di kantor perwakilan negara ini tidak sedikit pun surut. Selain warga yang berdomisili di Ottawa, para peserta juga datang dari Montreal, Kingston, serta kota-kota lain di sekitar Ottawa.
Dalam sambutannya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada, Muhsin Syihab, menyerukan agar warga Indonesia menjadi penganut agama terbaik sesuai keyakinan masing-masing. Bagi yang beragama Kristen, hendaknya menjadi penganut Kristen yang terbaik; demikian pula bagi yang beragama Islam, menjadi penganut Islam yang terbaik. Dalam ajaran Kristen ditegaskan pentingnya menebar kasih dan saling mengasihi, sementara dalam Islam diajarkan nilai silaturrahmi dan li ta’arafu—saling mengenal untuk membangun jembatan persaudaraan, bukan membangun tembok pemisah.

Acara Natal ini diselenggarakan oleh KBRI Ottawa, dengan koordinasi bersama Ottawa Indonesian Christian Community (OIC) dan Komunitas Katolik Indonesia (KKI).
Dengan pembagian kegiatan ke dalam dua bagian utama. Bagi umat yang merayakan Natal dan melaksanakan ibadah sesuai ajaran Kristen dan Katolik, kegiatan dimulai pada pukul 15.00. Ibadah dipimpin oleh Romo Anisetus Dombo Fay Mere, OSM.
Sementara itu, acara ramah tamah dan silaturrahmi yang melibatkan seluruh warga Indonesia dimulai pada pukul 17.00. Dengan konsep ini, banyak warga yang secara agama tidak merayakan Natal tetap dapat hadir dan berbagi kebahagiaan bersama.
Warga KKSS Kanada, Arya Gandhi Palembangan yang berdarah Toraja, bertindak sebagai pembawa acara dan memandu kegiatan dengan sangat baik berkat kefasihannya berbahasa Inggris, Prancis, dan Indonesia. Acara semakin semarak dengan berbagai penampilan lagu dan tarian, termasuk Tari Kipas atau Anging Mamiri. Para hadirin pun turut bersenandung mengikuti lagu Anging Mamiri ketika para penari mengayunkan kipas di atas panggung. Suasana terasa begitu syahdu, mendengarkan lagu-lagu kampung halaman di bawah gemerlap lampu, di tengah hujan salju yang turun dengan lebat.
Sejalan dengan pesan Duta Besar, masyarakat Indonesia di perantauan diajak untuk terus membangun jembatan persaudaraan, mempererat persamaan, dan menjauhi perbedaan.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua KKSS Kanada, Ida Rafiqah, serta Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Ottawa, Rahmania Syihab. Kegiatan berlangsung meriah dan diakhiri dengan penggalangan dana bagi saudara-saudara kita yang sedang berduka akibat musibah di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Masyarakat dengan penuh kepedulian berduyun-duyun memberikan sumbangan melalui kotak amal yang disediakan maupun melalui electronic transfer yang lazim digunakan di Kanada. (Lif)













