50 Tahun Komplex Pandangpandang: Merawat Kecintaan Esprit de Corps

0
1493
- Advertisement -

PINISI.co.id- Waktu berkelebat sampai menapak 50 tahun usia Komplex Kodam Pandangpandang terasa seperti kemarin, padahal sudah melewati lorong waktu sepanjang setengah abad, 1972-2022.

Dalam umur paruh baya, di usia emas ini “Anak Komplex”  — julukan familiarnya — merayakan reuni dengan suka cita oleh dua atau tiga generasi, dari orangtua, anak dan cucu di kawasan yang paling ikonik di Komplex: lapangan voly,  pada Jumat malam 6 Mei 2022.

Sedihnya, hingga kini tak kurang 100 “Anak Komplex” yang sudah berpulang menghadap Sang Pencipta, sebagaimana catatan Abriadi Muhara.

Tak sedikit yang wafat di rantau, beberapa tak pernah pulang sampai terdengar kabar telah almarhum. Inilah reuni yang mengharu biru bagi yang tersisa lantaran masih dikarunia usia panjang seraya melantunkan doa syukur, untuk selalu menjaga esprit de corps sebagai anak kolong sesaudara, dengan kesatuan dan kecintaan yang sama tanpa sekat.

Bocah-bocah ingusan 50 tahun lalu yang kini sudah jadi kakek nenek, saling melepas kangen setelah puluhan tahun tak pernah bersua. Banyak dari mereka yang menetap jauh di luar Pandangpandang, meninggalkan Komplex saat rumah nya masih berdinding gedek (gamacca). Di bawah tenda, mereka saling bertukar pengalaman, berbaur dan mengulang cerita lama tak habis-habisnya. Larut terbawa ke masa lampau pada dekade 70 dan 80-an, setelah dua tahun dibekap pandemi.

- Advertisement -

Sesepuh Anak Komplex, Suwandy Mahendra menyampaikan kisah perjalanan singkat permukiman Komplex Pandangpandang dengan segala suka dukanya. “Anak Komplex telah banyak mewarnai perjalanan sejarah dan membentuk kesadaran untuk saling berbagi, saling peduli dan saling membantu antar sesamanya,” ujar Suwandy yang akrab disapa Kak Wandy.

Kak Wandy mencatat dengan cermat periode kepengurusan organisasi pemuda Komplex sejak 1972 hingga dekade 80-90 an berikut dengan nama-nama aktivisnya. Dari Remaja Lontara, Ikajax, Army Child hingga Brimer, semua memiliki peran sosial nya masing-masing.

Perhelatan diseling dengan gelaran musik dan nyanyi yang dibawakan hingga generasi cucu yang ciamik dalam melantunkan lagu. Olah vokal adalah talenta yang paling menonjol  pada anak-anak Komplex yang dulu dikenal badung pada masanya.

Meski “nakal” tapi anak-anak kolong ini banyak yang sukses mengukir karir, kata Andi Arifin Mochtar alias Om Pipin.

Kol. Alamsyah menyebut ada yang jadi jenderal, dirjen, profesor, pejabat, anggota dewan, host TV, ustad dan profesional lainnya.

Selainnya, kesan dari sejumlah perantau yang diwakili Anto alias Achmad Irianto, Nurhaq dan Alif yang sudah puluhan tahun hidup di daerah orang. “Karena saya nakal saya dikirim sekolah ke Palu sejak SMA,” kata Anto mengenang.

Nurhaq dengan suara terisak dan sedu sedan tak kuasa mengisahkan hidupnya tanpa keluarga di kampung orang. Dia tak bisa menafikan kebaikan kawan-kawan Komplex yang saling menyangga di rantauan. “Ini modal sosial anak Komplex,” sahut Lucyana Rasyid yang malam itu dirayakan ulang tahunnya yang ke-65.

Agar tak berlarut acara disela dengan nyanyian dan doorprize dengan hadiah-hadiah menarik. Sejumlah peserta reuni tidak saling mengenal lantaran terpaut perpisahan yang jauh jarak waktu nya. Baru setelah mengenalkan identitasnya, maka suasana pun jadi cair, ditandai dengan pelukan hangat.

“Lima tahun lagi kita reuni yang ke-55,” ucap Azis Aras, sang pembawa acara.

“Semoga kita berumur panjang bisa ketemu kembali,” doa Effendy Yusuf, yang rajin menyambangi yunior-yuniornya di Komplex. (Alif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here