PINISI.co.id– Nenek Mallomo dikenal sebagai cendekiawan Bugis dari Sidenreng Rappang. Karya-karyanya mengispirasi banyak orang dan warisannya menjadi abadi hingga kini.
Adalah Dr. Hadijah Selman, seorang peneliti dan pengajar tentang “kearifan lokal” yang telah menulis disertasi berjudul, “Nilai-nilai Pappaseng Nenek Mallomo, Kajian Wacana Kritis.” Disertasi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji ujian terbuka program doktoral di Universitas Negeri Makassar, 2017 di bawah bimbingan Prof. Dr. M. Rapi Tang, M.Si dan Dr. Salam, M.Pd.
Hadijah memilih meneliti dan menulis tentang Pemikiran Nenek Mallomo atau La Pagala, karena didorong oleh faktor; dorongan dari orangtuanya, yang berharap dirinya dapat ikut menjaga warisan intelektual dan kearifan lokal dari Sidenreng Rappang dan semangat ingin membuktikan bahwa keraguan akan nihilnya sumber referensi tentang judul disertasinya dari promotornya, bisa dibuktikan dengan menemukan, meminjam dan membawa beberapa warisan Lontarak dari ahli waris yang masih menyimpan Lontarak di Sidrap.
Hadijah mengaku tidak memiliki banyak kendala karena ia memiliki hubungan kultural dengan Sidrap dan menyintai khazanah Bugis.
Perempuan kelahiran di Ujung Pandang, 27 September 1966, ini adalah anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan Drs. H. Sellang Makka dan Hj. Mandalwati. “Bapak saya kelahiran Rappang dan Ibu saya kelahiran Lanrang. Kedua kampung itu berada di wilayah Sidenreng Rappang. Saya berharap disertasi saya ini dapat terbit menjadi buku,” harap Hadijah. [Saleh Mude]
