Menikmati Capcay, Kuliner Spesial di Restoran Hotel

0
583
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

MENYEBUT nama capcay, itu menu lauk makanan khas Mandarin.

Tapi bukan semata karena nama itu.

Menu aneka sayuran dengan tambahan seafood ditemukan di setiap restoran di hotel dan di rumah makan yang menyajikan makanan internasional aneka rasa.

Saribattang (Saudara) H. Tranku pemilik toserba Baji Pammai Makassar mengatakan bahwa capcay adalah makanan lezat berkaldu dan segar.

- Advertisement -

Pada suatu waktu saya menerima ajakan makan siang  bersama di restoran Hotel Indonesia (HI) dari seorang yang saya hormati sebagai kakak senior  di pertengahan tahun1980.

Saya menyapanya dengan penyebutan Daeng Aji (H. Zainal Bintang). Beliau mengajak makan siang bersama sekeluarga dengan waktu sekitar 30 menit sudah tiba di tempat.

Begitu penting ajakan itu untuk makan siang bersama keluarga di sebuah restoran berklas hotel yang bersejarah.

Dan sayapun bergegas untuk secepatnya tiba sembari menakar nakar menu apa yang akan saya pesan  untuk menyesusiksn tempatnya di kelas restoran hotel itu.

Tentu saya tidak akan memesan yang menunya sama dengan di hajatan keluarga di kampung.

Sesampai di restoran, ternyata semua sudah selesai makan. Mereka khusus  menunggu kedatangan saya dan meminta memesan makan.

Tidak lagi melihat daftar nenu yang disodorkan, langsung memesan masing- masing satur porsi capcay dan nasi putih saja.

Seketika itu semua yang hadir saling bertatapan dengan wajah keheranan.

Lalu seorang senior mengatakan, apa bisa ditukar dengan menu yang lain…?

Saya paham membaca tatapan mereka, bahwa menu yang saya pesan itu harganya cukup mahal.

Dalam hatinya; anak ini koq tidak tahi diri, pesanannya yang tidak terkira-kira.

Mereka saja tidak ada yang memesan menu itu … dan sayapun tidak memilih yang lain tetap dengan pilihan itu.
 
Saya makan dengan lahapnya seolah tak ada beban dengan pesanan yang termahal dari menu restoran  hotel itu.

Dengan sadar saya membuat trik/cara seperti orang yang tidak tahu harga makanan di restoran hotel.

Kemudian hari saya membuka rahasia bahwa saya paham pesanan itu yang termahal,  karena kita berada di restoran yang berkelas dengan pengunjung yang berkelas strata arung (bangsawan). Supaya berimbang kelas menu dan pengunjungnya yang Mattuana (Mengundang).

Saya jadi ingat di kampung Soppeng, bila menemukan makanan istimewa yang adanya dihidangkan pada hajatan dan hari raya lebaran disebut Antar Anre To Arung (Makanan Kerabat Bangsawan).

Saya sadar membuat trik itu yang tidak biasa-biasa, supaya menjadi bahan cerita yang viral di lingkungan kita-kita istilah generasi milenia jaman now.

Menjadi cerita yang selalu dikenang dan dirindukan.

Betul pesanannya hanya seporsi nasi putih, tapi lauknya yang capcay itu tak kira-kira Pak Andi …

Pak Andi itu sapaan kemuliaan kepada saya, begitu keluarga besar Daeng Aji ini menyebut nama saya.

Mereka berdiam di perkotaan ditengah ragam etnis suku, dengan teguh  menerapkan tata kehidupan, Si Pangadereng (Beradab
Saling Memuliakan) di lingkungan keluarga besarnya dengan tetap menggunakan bahasa Bugisnya.

H. Zainal Bintang dikenal mantan wartawan Harian Angkatan Bersenjata (1972 – 1977) sebagai Redaktur Kebudayaan. Tulisannya di koran tentara itu banyak diwarnai peristiwa seni budaya dan film.

Pernah lama “bertapa” di TIM (Taman Ismail Marzuki). Bergaul dengan tokoh seniman dan tokoh film, seperti Asrul Sani, Umar Khayam, Wahyu Sihombing, Wim Umboh, WS Rendra, Taufiq Ismail, Soekarno M. Noor, Dicky Zulkarnain.

Ia adalah tokoh pers sejak 1965, pendiri dan pemilik media Mingguan Barata di era Soeharto (1979 – 1997). Media yang berulang kali izinnya diancam mau dicabut oleh Menteri Penerangan Harmoko, karena bersifat kritis kepada pemerintahan Orde Baru. Berkali-kali beritanya “off side”. Tinggal selangkah diberi “kartu merah”. Namun sampai pemerintahan Orba tumbang oleh Reformasi media tersebut selamat.

Saat ini, wartawan dan budayawan senior itu terus menulis menuangkan pikiran-pikiran kritisnya dengan kondisi kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tulisan-tulisannya dalam kolom artikel esai dalam proses penerbitan  menjadi buku yang diberi judul  Gangster Of Agrement, berkarya dalam tekanan.

Beranda Inspirasi Ciliwung 12 Januari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here