Kolom Zaenal Abidin
Sebetulnya, sejak kelas 1 SD Daar El Salam, Kayala sudah diikutkan oleh gurunya lomba baca puisi mewakili kelasnya, kelas 1 Iman Syafii. Puisi yang dibacanya sudah ditentkan oleh pihak sekolah. Jadi anak-anak tinggal menghafal dan mebawakannya. Saat latihan, Kayla merasa sudah menguasai termasuk artikulasi, intonasi dan ekpresinya. Namun, saat tampil secara oline di rumah tampaknya masih gerogi. Bahkan ekspresi yang diperlihatkan waktu latihan tak terlihat ketika lomba. Untungnya saat itu Kayla masih mendapatkan piala sebagai juara III.
Naik kelas II (TA. 2021/2022), Kayla diminta lagi ikut lomba puisi bersama keluarga tapi tanpa persiapan jadi tidak kompak. Sepertinya anggota keluarga Kayla sendiri yang saling berlomba kecepatan. Bunda Kayla bilang, lain kali Kayla baca puisinya sendiri saja. Lomba itu sendiri diselenggarakan dalam rangka Agustusan 2021.
Memasuki semester genap, Kayla sudah mendapatkan pelajaran tentang puisi. Apa itu puisi, cara menulis dan membaca puisi, dan seterusnya di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada pelajaran ini Kayla diajari cara menulis puisi, mulai dari menentukan tema, menuliskan kata-kata indah sesuai tema, lalu menyusun kata-kata tersebut ke dalam baris puisi. Diajari pula bahwa puisi itu memiliki baris dan bait.
Selain diajari cara menulis puisi, Kayla pun diajari cara membaca puis yang baik. Misalnya, memperhatikan artikulasi, intonasi dan ekpresi. Tentu yang tak kalah pentingnya adalah menguasai dan menjiwai materi puisi yang akan dibawakan. Artinya, bila seseorang ingin menjadi pembaca puisi yang baik harus pemperhatikan semua hal di atas.
Setelah pembelajaran usai dan murid-murid mengatakan mengerti apa yang diajarkan, maka berikutnya guru kelas meminta setiap murid untuk menulis puisi. Temanya boleh memilih, misanya tentang alam, taman, hewan peliharaan, dll. Dari banyak tema yang ditawarkan oleh gurunya, rupanya Kayla memilih tentang hewan peliharaan. Kami sempat tanya, “kenapa Kayla pilih kucing , bukan taman?” “Kayla suka dua kucing itu, suka warnanya, mereka suka menjemput Kayla, manja dan lucu. Kayla juga suka beri makan.” jawab Kayla.
Kebetulan memamg ada dua kucing kampung yang sejak kecil main bahkan tidur di depan rumah. Setiap pagi, siang, sore, bahkan malam Kayla memberinya makan. Bila Kayla sedang makan dengan lauk ikan, ayam atau telur ayam Kayla selalu sisakan sebagian untuk kedua anak kucingnya. Meski pun sebetulnya Kayla sudah membelikan makanan khusus di Alfamart terdekat. Kayla juga memberi nama untuk keduanya.
Berikut ini puisi karya Kayla. Ditulis pada 28 Januari 2022.
Kucing-kucingku Tersayang
kucing-kucingku selalu menjemputku di rumah
mereka sangat menyayangiku
aku selalu memberi makan
mereka kucingku bernama ucu dan unyu
mereka berwarna hitam putih dan oranye putih
tapi mereka kadang-kadang menyakarku
tapi tidak apa-apa aku tetap sayang sama mereka
dan mereka selalu memasuki rumah ku
mereka kalau masuk sangatlah lucu
mereka masih anak-anak dua-duanya jantan
sekali lagi aku sangat sayang sama mereka
kucing lucuku ucu dan unyu
harapanku kalian sehat dan lucu selalu
bisa tumbuh besar dan lincah
jadi baik dan tidak nakal.
Setelah puisi di atas selesai ditulis, Kayla upload di GCR sesuai pesan gurunya. Esok harinya, Kayla mengabarkan bahwa gurunya terkesan dengan puisi tulisannya. Kayla perlihatkan kepada saya komentar gurunya di GCR, sebagai berikut, “MasyaAllah…puisinya bagus sekali Kayla…nanti tinggal dibaca dan direkam ya nak..” Untuk puisi karya Kayla di atas ibu gurunya memberinya nilai 95/95.
Waktu Kayla menyampaikan informasi dari gurunya di atas saya memperhatikan ekspresi wajahnya, tampak sangat senang mendapat pujian dari gurunya. Kemudian saya tanya, “kapan mau rekam videonya?” Kayla menjawab, “nanti malam saja ayah. Bunda sudah janji mau bantu video dan kirim ke ibu guru.” Tetap semangat, nak. “Resopa temmangingngi, malomo naletei pammase dewata.” Hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka akan mudah mendapatkan ridho dari Tuhan. Billahit Taufiq Walhidayah.
Jati Asih, 21 Februari 2022