Kolom Fiam Mustamin
DI AWAL pemerintahan Presiden Joko Widodo 2014 telah mencanangkan sejumlah daerah tujuan wisata yang berskala internasional dengan tagline Indonesia Wonderful World.
Terpilih 14 daerah menjadi destinasi/ tujuan wisata bertaraf dunia yaitu Danau Toba dan Tanjung Klayan di Sumatera, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Brobudur dan Bromo di Jawa.
Sementara di Kawasan Timur ada perairan aneka terumbu karang di Bunaken Sulawesi Utara dan Taka Bonerate di Sulsel, keindahan Kepulauan Togean di Sulteng dan kepulauan Wakatobi di Sultra.
Lalu ada kawasan Mandalaika di NTB, kepulaun Labuan Bajoe di NTT, kepulauan Raja Ampat di Papua Barat dan Morotai di Maluku Utara.
Lima dantaranya dipillih sebagai unggulan prioritas destinasi internasional yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalaika Likupang dan Labuan Bajo.
Keragaman Budaya Sulawesi Selatan
SULAWESI Selatan khususnya termasuk daerah yang memiliki keunggulan paripurna potensi wisatanya. Dari unsur sejarah peradabannya mulai prasejarah era I Lagaligo, budaya serta potensi sumber daya alamnya.
Di Sulawesi Selatan berdiam lima subetnis Bugis, Makassar, Mandar; Toraja dan Enrekang.
Kelima subetnis itu dengan ragam hahasa, adat istiadat, kesenian, tradisi pertanian bercocok tanam, perniagaan, pelayaran dan pemerintahan lokalnya.
Di Indonesia ada ratusan subetnis yang merupakan khasanah warisan kekayaan peradaban yang perlu didokumentasikan sebagai referensi peradaban bangsa.
Di catat dari etnis Melayu Mandailing, Batak Tapanuli, Minang, Melayu Riau, Kutai Kalimantan, Sunda, Jawa, Bali, Minahahasa Manado, Gorontalo, Kaili, Donggala, Bugis, Buton, Sumbawa, Ternate Maluku dan Papua.
Di setiap etnis daerah tersebut memiliki kecirian keunggulan misalkan dari aneka kuliner bumbu rempahnya.
Di daerah Sulawesi Selatan memiliki situs purba berupa fosil hewan gajah, babi rusa dan kurakura raksasa dan peralatan purba yang ditemukan di sungai Walenae Cabbenge Soppeng.
Kearifan 0rang Bugis
ORANG Bugis mewarisi genetik kecerdasan/amaccang/ kepanitiaan dan ketangguhan/ kewaranian dalam bertindak apa yang diyakini kebenarannya.
Karena itu mereka tak ragu bertindak dengan resiko yang sudah diperhitungkan, misalkan pergi berlayar antar benua dan ke medan peperangan.
Memilki warisan sebagai pandai pembuatan perahu layar pinisi disebut sebagai Panrita Lopi di Bulukumba.
Kecakapan mengolah besi menjadi peralatan kerja dan peperangan disebut sebagai Panre Bessi di Massepe Sidrap.
Komunitas Kajang di Kabupaten Bulukumba masih terus memelihara peradaban lamanya, hidup bersanding dengan alam sekitarnya.
Kearifan lokal disetiap serah adalah bagian dari kebudayaan bangsa yang perlu dilestarikan bukan menghilangkannya.
Karena itu pentingnya seorang pejabat publik memiliki wawasan pemahaman yang mengurusi kebudayaan bangsa ini.
Legolego Ciliwung 22 April 2022