Ke Pulau Panambungan, Kuakan Kembali Bersamamu

0
1149
- Advertisement -

Berwisata alam ibarat perjalanan spritual mengangumi karunia Tuhan.

PINISI.co.id- Kali ini, panitia PSBM dibawah Ketua Dewan Penasehat KKSS Aksa Mahmud dan Ketua Umum KKSS Muchlis Patahna menyambagi Pulau Panambungan, pulau mungil dalam gugusan Kepulauan Spermonde di Kabupaten Pangkep, Senin, 16 Mei 2022.

Berangkat dari Pantai Bosowa, Makassar, Speedboat melaju membelah laut Pantai Losari dan sekitar 35 menit melewati perairan yang cukup ramah saat itu, kemudian berlabuh di dermaga pulau yang berpasir putih nan halus.

Pulau Panambungan tidak sepopuler Pulau Kayangan dan Kondigareng atau dibandingkan pulau-pulau wisata lain di Sulawesi Selatan.

Belum banyak yang tahu, bahwa pulau ini diberkati keindahan yang masih perawan. Lihatlah terumbu karang yang molek, air laut yang bening, dan pohon cemara yang mencekau langit, membikin rombongan lain takjub sebagaimana air muka Wakil Ketua Umum KKSS Jumrana Salikki, Bendahara Umum Sri Asri Wulandari, istri Muchlis, dan para pelancong lainnya yang tampak sumringah.

- Advertisement -

Tak ayal pulau seluas sekitar tiga hektar ini menjadi pilihan buat wisatawan untuk menenangkan diri karena jauh dari penat perkotaan. Taruhlah Makassar, nun di belakang sana, hanya siluet dan manusia-manusianya seperti noktah di kejauhan.

Hanya suara air laut yang membuncah, di sela desau angin yang menyusup ke sekujur badan, dan sesekali nyanyian ayam kalkun yang berseliweran di situ, memecah kesunyian pulau.

Sementara perahu-perahu nelayan satu dua tertambat tanpa nakoda menambah syahdunya kesunyian. Sesekali bunyi perahu katinting melintas di depan pulau, seperti ingin menyapa para pelancong yang memandangnya dengan mata nanar.

Panorama pulau ini juga sungguh memikat. Tak heran, banyak pelancong yang melulu bukan berasal dari Makassar, melainkan juga dari daerah-daerah lain di Indonesia. Sesekali turis bule mengunjungi pulau eksotis ini sambil berenang menyaksikan ikan-ikan kecil yang menari di sekitar pulau.

Saat matahari mengintip di antara pucuk-pucuk cemara, tuan rumah Aksa Mahmud menyilakan rombongan mencicipi ikan bakar dengan rupa-rupa jenis. Dagingnya gurih dan manis, sambel khas kuliner Makassar, sampai semua ikan tandas tanpa sisa.

Sebelum matahari terbenam di ufuk langit, para pelancong keburu balik ke Makassar. Memang, kata sejumlah pelancong dadakan, jika ingin menikmati atmosfer dan misteri pulau Panambungan, kita harus menginap disitu; menghirup dan menyesap segenap keindahannya dan menyelam mencari hakikatnya. (Alif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here