Kolom Fiam Mustamin
TANGGAL 23 Juni 2022 adalah milad ke 63 tahun Prof Dr KH Nazaruddin Umar.
Beliau kami sapa Anre Gurutta yaitu istilah yang diberikan kepada seorang tokoh sebagai pengakuan yang timbul dari masyarakat, atas ketinggian ilmu, pengabdian dan jasanya dalam dakwah keislaman. Tokoh yang ditempatkan oleh masyarakat sebagai guru penuntun dalam kehidupan dan beragama khususnya.
Beliau sehari-harinya sebagai Imam Besar Mesjid Agung Istiqlal Jakarta.
Adinda Saleh Mude yang sedang studi Doktor di Hartford International University for Religon and Pease USA menelpon untuk menulis mengenai persentuhan pengenalan saya dengan Anre Gurutta.
Tausyia yang rutin saya ikuti dengan kolom tetap kajian tasauf setiap Jumat di Harian Republika yang sudah berlangsung lama.
Kajian tentang penciptaan makhluk dan etape alam yang akan dilalui manusia hingga yaumil akhir/akhirat yang abadi.
Tausyia ramadhan yang secara reguler di majelis warga KKSS dan Institut Lembang Sembilan.
Lalu tausyia nasehat perkawian yang disampaikan dengan bahasa Bugis tentang bagaimana persenyawaan alam raya; bumi, bulan, bintang, angin, kilat dan guntur hingga turunnya hujan yang menyirami bumi menghidupkan tanaman dan mahluk lainnya.
Saya selalu ingin mendengarkan nasehat itu.
Karena itu pula saya membaca tausyia beliau dan berdoa semoga saya diberi pemahaman dari makna marifat yang dituliskan beliau, subhanallah begitulah cara berguru saya kepada Anre Gurutta
Pengenalan dengan Anre Gurutta melalui interaksi persahabat saya dengan orang terdekat beliau: Irjen Polisi Purn Dr M Said Saile, mantan Ketua Umum Kebugis, Mansur Siri, mantan Direksi Bulog satu keluarga dan adik kandidat doktor Saleh Mude yang selalu mengirimkan resume buku yang disunting dari pemikiran Anre Guruttu.
Teriring doa, semoga Anre Gurutta diberi kesehatan dan diberkahi umur dan ilmunya hingga bermanfaat bagi umat dalam rangka meraih kejayaan Islam, bangsa, dan negara. aamiin.
Legolego Ciliwung 23 Juni 2022