PINISI.coid – Virus pandemi korona yang telah menginfeksi lebih 100 negara sampai hari Sabtu ini, (14/3/2020), telah menelan ribuan korban jiwa, termasuk empat pasien di Indonesia. Sementara total kasus virus Covid-19 di Indonesia berjumlah 96 orang.
Lantaran itu pemerintah Indonesia didesak WHO agar lebih terbuka dan serius menangani pandemi global ini, selain menetapkan status darurat nasional.
Menyikapi hal itu, Ketua Departemen Kesehatan BPP KKSS dr. Zaenal Abidin, MH,Kes., menyatakan, pandemi ada di wilayah Public Health (PH) jadi harus diurus dengan pendekatan ilmu PH. Bukan dengan ilmu medis. “Bila ada yang sakit tentu dirawat dengan ilmu medis di rumah sakit. Rumah sakit bukan untuk menangkal pandemi virus korona, akan tetapi mengobati dan merawat yang telah sakit,” jelas mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia ini.
Menurut ilmu PH, urai Zaenal, pencegahan penularan penyakit yang paling utama dan pertama adalah promosi kesehatan. Diagnosis dini dan pengobatan dini berada pada urutan ketiga. “Artinya, penyediaan rumah sakit berada pada urutan ketiga,” katanya menambahkan.
Zaenal mengingatkan bahwa ada lima tingkat pencegahan yaitu: pertama promosi kesehatan, perlindungan khusus melalui imunisasi, diagnosis dini dan pengobatan segera, membatasi atau mengurangi kecacatan dan kelima adalah pemulihan.
“Suatu kesalahan apabila ingin mengurus pandemi dengan pendekatan ilmu medis. Sebab Ilmu medis lingkupnya sangat terbatas, dan lebih terkait hubungan dokter pasien, yang di sini ada wilayah rahasia medis. Tapi Public Health bersifat terbuka agar dapat dilakukan pencegahan secara besar-besaran,” pungkasnya. [Lip]