Abdi Satria Aspar Paturusi, Pewaris Genetis Kewartawanan dan Cinta Bola Ayahandanya

0
638
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

INNA LILLAHI Wainna Ilaihi Rojiun …

Kiriman berita dukacita itu saya terima dari Daeng Aji Zainal Bintang, Sabtu pagi, 23 Juli 2022.

Saat itu, saya merenung mengingat masa di awal tahun 1970-an bersama Kak Aspar di Dewan Kesenian Makassar/DKM.

Lalu saya kontak Kak Aspar yang sedang berada di rumah duka Makassar. Dan meminta dihubunghkan dengan bunda Nanda Abdi almarhum.

- Advertisement -

Kepada Bunda saya sampaihan dukacita dan menyegarkan ingatan bahwa, saya dulu yang sering nenemani Kak Aspar pulang malam hari setelah latihan dan tidurnya satu kelambu.

Esok paginya setelah disiapkan sarapan, berangkat lagi ke DKM jalan Irian.

Nanda Abdi saat itu usia bayi. Sejak di DKM saya tidak pernah terpisah dengan Kak Aspar. Ia memberi perhatian khusus melatih dan membimbing saya.

Dalam kurun waktu itu, saya dilibatkan dalam pentas Teater Makassar sebagai kru, antara lain Di Pintu Alternatif, sutradara Husni Djamaluddin, Perang dan Pahlawan sutradara Saleh Mallombasi dan Jerit Tangis Di Malam Buta sutradara Ali Walangadi.

Tak Terduga di Selebritas Film

SAMPAI saat ini pertanyaan batin saya belun dikemukakan Kak Aspar.

Mengapa saya yang ditunjuk menggantikan posisinya sebagai Asisten Art Director Danarto di film Sanrego yang diproduksi di Makassar.

Kemudian saya menerjemakan sendiri bahwa inilah jalannya saya punya kepercayaan diri nekat hijrah ke Jakarta di awal 1973 sampai saat ini.

Nanda Abdi Satria Remaja di Jakarta

BEBERAPA tahun kemudian Kak Aspar juga pindah ke Jakarta bergabung dengan Teater Kecil Arifin C Noer dan Pengurus Besar PARFI.

Di kurun waktu itu saya sering menjumpai Nanda Abdi yang datang berlibur menjumpai ayahnya.

Saya tekesan dengan fisik atletis ananda ini.

Kemudian hari dari sebuah tulisan ulasan sepak bola tentang Kesebelasan PSM Makassar dan itu begitu berkesan bagi saya yang juga nenyenangi bola gaya permainan Juku Eja dengan pola pola penyerangan taktik berlari tanpa bola untuk memperdaya lawan main.

Ini sebuah legasi sepak bola PSM Makassar
lewat Trio Maut Suardi, Nursalam dan Ramang.

Kegemaran bersama dengan Kak Aspar terus kami rawat dan saling mengabarkan
adanya gelaran sepak bola berkualitas yang enak ditonton.

Dan Nanda Abdi Satria telah mengabadikan dengan karya tulis dan analisis serta reportasenya di media Bola Sport.

Selamat jalan Nanda, legasi peninggalanmu tetap tersimpan abadi yang membanggakan kami.

Legolego Ciliwung 23 Juli 2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here