Oleh Fiam Mustamin
Ramadhan…
Bulan kemuliaan, penghulu bulan lebih baik dari seribu bulan atau delapan puluh tiga tahun.
Suatu malam istimewa Lailatul Qadar, diturunkannya kitab suci Al-Quran sebagai penuntun kehidupan umat manusia di dunia yang fana sementara dan akhirat yang kekal abadi.
Al-Quran diturunkan dari langit teratas Lauhu Mahfuzh ke Baitul Issah langit dunia yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad Sallahlahu Alaihi Wasallam melalui perantara malaikat Jibril Alaihi Salam, di usia Rasulullah 40 tahun selama 23 tahun di tanah suci Mekkah dan Medinah.
Ramadhan…
Bulan kesabaran, ganjaran kesabaran dan pahala surga.
Bulan yang sarat dengan magfirah, penuh pengampunan serta pembebasan/ kemerdekaan dari api neraka.
Dengan semua kemuliaan dan keistimewaan bulan suci Ramadhan itu, penulis berdoa di awal ramadhan.
Allahummaa ya Allah semoga hamba selalu dipertemukan dengan
Ramadhan sepanjang karunia usia hamba.
Orang Beriman,
Allah swt berfirman, Yaa ayyuhallazina amanuh kutiba alaikumu syiam kama kutiba alalazina minkablikum laallakum tattakum.
Artinya, hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa ( Al Baqarah, 2:183).
Allahumaa di bulan Ramadhan ini menyatukan silaturahmi hamba dengan keluarga untuk menjalani ibadah buka puasa bersama di rumah, di masjid dan di paguyuban kekerabatan.
Sungguh nikmat buka bersama yang didahului dengan taklim, dengan kurma dan teh manis — sunnahtullah, kami berbuka puasa. Lalu menyantap makanan dari nasi uduk, lontong sayur, gorengan perkedel dan ikan kering, kemudian shalat Magrib berjamaah.
Pulang ke rumah menyiapkan diri untuk shalat tarwih berjamaah. Buka puasa, shalat tarwih dan shalat subuh berjamaah yang selalu dirindukan.
Ramadhan ini adalah lahan pahala yang berlipat dari semua ibadah yang dijalani dengan khusyuk.
Shalat fardu lima waktu, tarwih, tadarus/mengaji selain shalat-shalat sunnah yang sebisanya diintensifkan; melakukan shalat Dhuha, Istiharah, Tasbih, Taubat, Hajat dan Safar.
Di bulan ramadhan ini juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah baik yang bersifat materi yang mampu maupun dengan sedekah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi keagamaan dan kehidupan secara umum.
Lockdown Itikaf
Berharap lockdown yang diberlakukan karena mencegah penyebaran wabah virus korona (Covid-19) dapat kita maknai sebagai jalan ibadah beritikaf
di bilik rumah yang sepi dan tenang untuk kita mengingat apa yang sudah dan belum dilakukan dalam pembekalan menuju perjalanan panjang ke tempat yang kekal abadi akhirat.
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, imam besar masjid Istiqlal menuliskan dalam serial jurnal tasawuf harian Republika, bahwa Al-Quran menginformasikan kepada kita bahwa wabah dan bencana seringkali diawali terjadinya karena berbagai penyimpangan dari perilaku dalam masyarakat.
Perilaku alam raya makrokosmos seringkali berbanding lurus dengan perilaku manusia mikrokosmos.
Umat Nuh yang keras kepala (QS 53:52) ditimpa bencana banjir (QS 11:40). Umat Syu aib yang korup (QS 7:85; 11: 84 -:85) ditimpa gempa mematikan (QS 11 : 94). Umat Shaleh yang hedonistik (QS 26 : 146 – 149) ditimpa keganasan virus dan gempa bumi (QS 11 : 67 – 68). Umat Luth yang dilanda penyimpangan seksual (QS 11 : 78 – 79) ditimpa gempa dahsyat (QS 11 : 82). Penguasa Yaman, Raja Abrahah yang ambisius ingin mengambilalih kabah dihancurkan oleh burung/virus (QS 105 ; 1 – 5).
Semoga di bulan ramadhan nanti kita semua umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk. Aamiin.