Bersurat ke Presiden, Ketua PDUI A. Andi Padian Patarai Ingatkan Sudah Lebih 30 Dokter Meninggal

0
998
Para tenaga medis memakai APD untuk menangani pasien Covid-19.
- Advertisement -

PINISI.co.id- Pandemi virus korona terus menekan tenaga medis, bahkan telah memakan korban jiwa baik dokter maupun perawat. Selain karena alat pelindung diri (APD) terbatas, harganya melangit, juga beban kerja 24 jam tanpa henti membikin tenaga medis kelelahan sehingga daya tahan tubuh mereka rentan tertular penyakit dan merenggut nyawanya.

Tak heran jika Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo  perihal penanganan penyebaran virus korona, tertanggal 10 April 2020. Surat terbuka ini ditandatangani Ketua Umum PDUI Dr. Abraham Andi Padian Patarai, M.Kes.

Subtansi surat ini menyoroti pemerintah pusat menyelesaikan permasalahan  Covid-19  yang tengah mewabah di Indonesia.

Dalam surat yang cukup panjang berjudul Negaraku Jangan Kalah, ini PDUI mengingatkan Presiden untuk mengambil tindakan tegas dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Patarai membeberkan ratusan ribu dokter dan tenaga kesehatan resah lantaran APD makin langka. Kalaupun ada, harganya sangat mahal. Sementara banyak pasien terinfeksi virus korona yang mesti segera mendapatkan perawatan. Akhirnya, banyak dokter dan tenaga medis terpaksa memakai jas hujan sebagai APD.

- Advertisement -

“Jumlah dokter yang meninggal dunia sudah lebih dari 30 orang. Sampai berapa lagi yang harus dijumlahkan dalam daftar kematian yang mengenaskan ini? Satu saja dari para dokter mati, diperlukan waktu tahunan untuk menjadikan pengganti,” gamblang Patarai dalam suratnya.

Menurut Patarai, semakin hari jumlah kasus konfirmasi dan yang meninggal akibat terjangkit Covid-19 bertambah. Sebaran penyakit pun kian merata dan meluas hingga pelosok. Kasus positif sudah tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

“Di seluruh pelosok, ratusan ribu dokter dan tenaga kesehatan susah, karena APD kian langka, dan harganya makin menggila. Mereka terusik, tidak tega menyaksikan pasiennya dalam derita. Haruskah mereka bertaruh nyawa dengan APD seadanya?”, demikian penggalan kutipan surat Patarai yang beredar luas di media.  [Lip]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here