PINISI.co.id- Buat seumumnya orang Bugis, hidup di rantau membuka peluang untuk menangguk kesuksesan.
Begitu kisah Haji Adhan Arman Wollong, kelahiran 10 Agustus 1954, Kampung Botto Lampe, Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Tumbuh dari anak petani yang serba terbatas, Adhan harus keluar kampung untuk menjajaki kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan SD dan SMP ia selesaikan di kampung, lalu melanjutkan ke PGA (pendidikan guru agama) di kota Makassar, ikut menumpang di rumah saudaranya.
Guna mencari pengalaman baru, Adhan kemudian merantau ke Sorong, Papua pada 1975. Hanya bertahan setahun di kota Sorong, ia mencoba menjajaki Serui yang lebih menantang dan demi bertahan hidup ia melakoni pekerjaan sebagai jasa tukang panggul.
Hari demi hari ia jalani hidupnya dengan berbagai usaha. Tak banyak pilihan ia pun berjualan sembako di emperan pasar Serui.
Suatu ketika seorang saudagar China memberikan kesempatan untuk meminjamkan barang tanpa modal awal. Dari situ, Adhan mulai menekuni usaha dagang secara mandiri.
Gayung pun bersambut, ketika mengucur bantuan pemerintah dan mengajak para pedagang emperan berjualan di kios yang sudah disiapkan, maka Adhan pun mendapatkan kios nomor tujuh setelah diundi. Dan bukan kebetulan kiosnya tepat berada di pojokan di mana lalu lintas keluar masuk orang menjadikan kios Adhan ramai dikunjungi.
Melalui usaha dagangan campuran barang kebutuhan pokok sehari-hari lambat laun kiosnya pun makin terkenal.
Tak bisa dilupakan, kerja keras Adhan dibarengi doa, usahanya terus tumbuh dan mulai berkembang. Lebih dari itu, para pegawai negeri di Serui melakukan kerja sama dengan mengambil barang secara kredit: membayar bulanan setelah gajian.
“Cara ini yang saya terapkan dan Alhamdulillah membuahkan hasil. Makanya saya langsung membeli barang dari Surabaya awal tahun 1980,” kata Adhan.
Tak pelak lagi, Adhan jatuh cinta di Pulau Serui seraya mengembangkan bisnis dan membangun infrastruktur dengan membeli tanah kapling. Ia selanjutnya membangun supermarket dan toko bahan bangunan lewat bendera Serui Indah.
Dalam kurun waktu 45 tahun, ia telah menyatu dengan warga hingga di pelosok Kabupaten Kepulauan Yapen.
Masyarakat Pulau Serui menyapa akrab dengan panggilan Pak Haji Arman.
Akan halnya Serui Indah kini memiliki cabang Jalan Kali Anget Tanjung Perak Surabaya. Guna melancarkan logistik, Adhan mengembangkan trasnportasi laut dari Surabaya ke Papua. Dengan begitu, usahanya makin lancar setelah Adhan memiliki armada kapal laut sendiri lewat Expedisi Logistic Sembako dari Surabaya ke Biak & Serui.
Panutan Keluarga
Adhan tumbuh dalam keluarga besar yakni 8 bersaudara. Ia merupakan tulang punggung, pun sebagai motivator dalam mendorong keberhasilan keluarga inti.
Ia pantang membebani keluarga, bahkan membentuk karakter keluarganya dengan menyekolahkan di pulau Jawa. Ia ingin meningkatkan taraf hidup serta mendorong keponakan langsung agar kuliah di universitas berkualitas.
Putra bungsunya Ibrahim Adhan di kirim ke luar negeri dengan program short course di beberapa negara seperti Jerman, Swiss, Inggris agar lebih terbuka cakrawala globalnya.
Sementara dalam bisnis, secara bertahap ia melimpahkan usahanya kepada anak-anaknya, sementara ia sendiri menikmati hidup bersama cucu seraya bermunajat kepada Allah SWT pada usianya kini.
Ia menikahi Hj. Nurhaedah yang tak lain mempunyai pertalian keluarga. Ayah seorang putri dan empat putra, berikut enam cucu ini senantiasa bersyukur apa yang ia capai.
Lebih dari itu, Adhan dikenal sebagai sosok haus ilmu. Tak heran, ia ikut kuliah di Universitas Cenderawasih, dan berhasil menyelesaikan program S1 Ilmu Sosial Politik. Tampaknya ia juga mempunyai naluri politik, sampai ia memegang kartu tanda anggota Golkar Kabupaten Serui. Jangan heran apabila ia pernah menjadi anggota DPRD F-Golkar Kabupaten Yapen dua periode.
Karier politiknya terus melambung. Bahkan Adhan sempat maju Wakil Bupati Serui berpasangan dengan Daniel S.Ayomi, pada tahun 2010, tapi kalah di Pilkada.
Naluri politiknya lagi-lagi mekar saat ia kembali bertarung di kampungnya pada 2015. Dengan panggilan jiwa tulus ia ikut kontestan politik Kabupaten Barru, berpasangan dengan Andi Anwar Aksa, namun nasib belum berpihak padanya.
Kendati demikian, ia selalu mengikuti perkembangan politik lokal, sejarah dan biografi terutama tokoh agama hampir tidak terlewatkan. Pengagum Soekarno Hatta, AM Fatwa, Anwar Ibrahim, Nelson Mandella ini, menyakini bahwa tahanan politik, suatu saat pasti keluar ambil alih tongkat pimpinan. Pengagum Soekarno Hatta, AM Fatwa, Anwar Ibrahim, Nelson Mandella ini, menyakini bahwa tahanan politik, suatu saat pasti keluar ambil alih tongkat pimpinan.
Ponggawa KKSS
Selain aktif di bisnis dan politik, Adhan juga bergiat di KKSS. Di Kabupaten Kepulauan Yapen (Serui) Adhan adalah pengurus dan pernah menjadi Ketua KKSS. Selebihnya ia Ketua Paguyuban Masyarakat Barru, Ketua Wilayah Muhammadiyah Yapen. Dikenal dermawan, Adhan adalah sponsor tulen untuk banyak kegiatan lintas agama dan kemasyarakatan di samping sponsor sepak bola.
Selaku saudagar, ia selalu ikut perhelatan pertemuan Saudagar Bugis Makassar, pertama digelar 1993 di Balai Manunggal yang dibuka M. Jusuf hingga PSBM ke 22.
Melalui PSBM Adhan mengajak para saudagar membuka kerja sama langsung Business to Business. Saat ini menurut Adhan yang lagi berproses siap di prospek sektor peternakan, pengolahan tambak udang secara intensif, pengembangan perumahan Mannakara Kota Mamuju.
Adapun dalam kehidupan agama, ia menjalin kerja sama dengan beberapa yayasan pesantren dan berkontribusi sekaligus sebagai pengurusnya.
Selebihnya berkontribusi membangun rumah ibadah di Kepulauan Yapen, dan jadi pengurus Muhammadiyah Serui hingga kini.
Dengan prinsip makin berbuah makin menunduk, hidup dan penampilan sangat sederhana.
Namun, salah satu kegemaran Adhan ialah melakukan perjalanan ke luar negeri sejak 1980 sebagai bahan referensi kemajuan sebuah bangsa.
Praktis ia telah mengunjungi puluhan negara di semua benua. Terakhir awal Desember lalu, ia traveling ke Myanmar — salah satu anggota ASEAN, yang masih dalam cengkraman junta militer.
Menurut Adhan, mestinya junta militer Myanmar segera membuka diri secara bertahap dan membuka kran demokrasi lewat kerja sama tokoh Myanmar NLD Aung Sang Suu Kyi. (Taufik/Lip)