Demi Dongkrak Sepak Bola Nasional, Ophan Lamara Siap Jadi Exco PSSI

0
1666
- Advertisement -

PINISI.co.id- Minimnya prestasi tim sepak bola nasional meskipun di level Asia Tenggara, dan tata kelola persepakbolaan yang tidak profesional mendorong Ophan Lamara untuk bersanding dengan 82 calon exco lainnya pada pemilihan Executive Committee (Komite Eksekutif) PSSI periode 2003-2007 pada KLB PSSI 16 Februari 2023 mendatang.

Dorongan beberapa sahabat, sekaligus tantangan dari berbagai pihak, termasuk pegiat media sosial sosmed menambah keyakinan Ophan kembali maju demi pemajuan PSSI.

Seperti diketahui, pada 2016 lalu, bersama gerbong besar duet mantan Panglima TNI Jenderal (Pur) Moeldoko dan Mantan Ketum HIPMI, CEO PSM Erwin Aksa, Ophan ikut pencalonan Exco PSSI pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Ancol, Jakarta.

Pada tahap pemilihan Ketua Umum, Moeldoko kalah saing dengan Letjen Edi Rahmayadi. Selanjutnya Erwin Aksa menyatakan mundur dari pemilihan Wakil Ketua Umum, dan Ophan pun menyertai keduanya keluar dari arena pemilihan KLB. Meski sudah keluar dari arena, Ophan masih mendapatkan 16 suara saat pemilihan exco berlangsung.

Adapun terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang, Ophan termasuk yang kritis di berbagai platform media termasuk di stasiun TV nasional agar pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab secara moral untuk ikhlas mengundurkan diri dari jabatannya termasuk Ketua Umum PSSI.

- Advertisement -

Sebelum itu, dia juga lantang mengkritisi prestasi timnas yang jalan di tempat, transparansi keuangan PSSI / PT LIB, hingga kepemimpinan wasit pada berbagai strata liga.

Ophan punya modal sosial untuk menjadi Exco PSSI. Pria asal Makassar ini bukanlah orang baru di PSSI. Selain tetap menjadi presenter/komentator/pengamat sepakbola di berbagai TV nasional sejak 2005, Ophan telah terlibat di PSSI sejak 2003, yakni tergabung dalam tim marketing bersama di awal kepemimpinan Nurdin Halid.

Saat itu Ophan berhasil membawa Wings Group menjadi salah satu sponsor Liga Indonesia. Tim marketing juga memelopori lahirnya komitmen PSSI untuk menjaga citra sponsor di mata publik, antara lain mengirim tim marketing PSSI untuk hadir secara langsung di stadion dimana pertandingan akan live, untuk memastikan bahwa seluruh hak sponsor di stadion dan sekitarnya terpenuhi dengan baik.

“Itu adalah salah satu cara untuk menjaga loyalitas para sponsor, serta menjadi strategi agar nilai sponsor terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya,” jelas Ophan.

Pada 2005-2007, ia juga menjadi bagian dari tim pertama yang tergabung di BLI (Badan Liga Indonesia) yang saat ini bernama PT. LIB (Liga Indonesia Baru). Badan independen yang dicetuskan oleh alm Andi Darussalam dan Joko Driyono.

Saat itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah PSSI, terbentuk sebuah badan independen yang fokus untuk mengelola penyelenggaraan liga secara lebih profesional.

Keberadaan di BLI sekaligus memberi Ophan kesempatan untuk meninggalkan legasi terbaik bagi sepakbola nasional, terutama Liga Indonesia. Tepatnya pada 2005, dia menginisiasi sekaligus bertugas untuk mengeksekusi perubahan mendasar pada nilai komersial Official TV Broadcasting Liga Indonesia.

Perlu diketahui bahwa hingga 2005, selama puluhan tahun PSSI-lah yang selalu membayar (blocking time) ke pihak stasiun TV agar produk PSSI, termasuk Liga Indonesia disiarkan secara live. Maka sejak 2005 oleh BLI keadaan menjadi berbalik, yakni pihak TV-lah yang harus membayar hak siar ke BLI /PSSI untuk mendapatkan hak siar Liga Indonesia.

Saat itu, kata Ophan, karena alasan operasional dan keterjangkauan, maka pertandingan liga yang disiarkan secara live oleh stasiun televisi terbatas hanya pada laga yang berlangsung di pulau Jawa saja. Nilai hak siarnya baru sekitar 15 – 30 juta per pertandingan.

“Saat ini, nilai hak siar
itu terus mengalami peningkatan secara signifikan, bahkan telah mencapai angka sekitar Rp 300 milliar per musim,” terang Ophan.

Karena itu, Ophan berkomitmen, kelak jika diberi amanah untuk jadi Exco PSSI tak ada money politic.

Pengalaman di PSSI dan Badan Liga periode 2003 – 2007 dan 2011 – 2015 membidangi marketing/Komersial/Televisi mendasari Ophan untuk berusaha membenahi PSSI dan sepakbola nasional dari dalam yang mungkin jauh lebih efektif.

Kemudian mendorong PSSI berkomitmen penuh untuk menjalankan organisasi berdasarkan statuta PSSI dan FIFA.

“Apabila keberadaan saya di dalam ternyata tidak sanggup memberi perubahan, atau bahkan tidak memberikan dampak perbaikan yang berarti, maka mengundurkan diri adalah bentuk tanggung jawab terbaik,” tandas Ophan.

Adapun misi dan program Ophan adalah :

Pertama, mendorong agar tata kelola PSSI dan PT. LIB menjadi jauh lebih transparan.

Kedua, mendorong tata kelola liga yang kredibel dan profesional, termasuk pemanfaatan teknologi.

Ketiga, meningkatkan nilai komersial seluruh produk PSSI.

Keempat, mendorong peningkatan kualitas SDM, terutama pelatih dan wasit secara berkala, berkelanjutan, disertai target yang jelas serta terukur.

(Alif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here