Kolom Fiam Mstamin
KATA paguyuban kekekuargaan itu tersirat adanya ikatan silaturahmi emosional yang menyatukan menjadi motivasi untuk berpaguyuban.
Berhimpun dalam satu ikatan silaturahmi sebuah Paguyuban Kekeluargaan dalam satu etnis daerah atau kekerabatan satu turunan genetis, terikat dengan nilai-nilai luhur adab yang disebut dengan Pangedereng / Pangadakkang.
Nilai itu yang secara umum diartikan dengan sipangedereng/sipakaraja yang saling memuliakan satu sama lain dalam komunitas paguyuban itu.
Hal itulah yang hakiki perlu menjadi pemahaman bersama, terutama bagi mereka yang diberi amanah menjadi pemimpin dalam sebuah paguyuban.
Di paguyuban itu harus bisa tercipta suasana dengan rasa kekeluargaan yang disebut sicirinnai, sipesseang bebbua, sipakario rio ( kepedulian sosial ).
Beda dengan Ormas
JELAS ada pembedanya, bahwa dengan Organisasi Kemasyarakatan (ormas) yang berhimpun itu karena dengan ikatan satu profesi atau tujuan/kepentingan politik tertentu.
Karena itu, pentingnya menjadi pemahaman untuk tidak menyeret dan mengorbankan nilai mulia dari paguyuban untuk tidak berperilaku sebagai ormas.
Perilaku itu yang perlu dijaga dalam praktik memilih pemimpin dengan cara-cara yang tidak transaksional menggunakan uang.
Sehingga pemimpin yang terpilih adalah figur yang terseleksi dan dipercaya jadi panutan bagi warga paguyuban.
Temu Budaya Paguyuban
BAGAIMANA membangun pembudayaan Pangaderang/ peradaban dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Perlunya masyarakat paguyuban melakukan temu budaya berkala dari satu komunitas dan lintas komunitas.
Dari temu budaya itu dapat menempatkan niai-nilai budaya utama yang perlu diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam lingkup terbatas di komunitas etnis Sulawesi Selatan, ada Tablik Budaya Baruga SAROMASE telah memprogramkan dialog budaya berkala yang dapat memediasi temu budaya itu.
Salama.
Siporio rio, sipakerennu rennu, natopada makkareso, napada engka pammase dalle.
Legolego Ciliwung 21 Februari 2023.
