PINISI.co.id- Maskapai sekelas British Airways terpaksa harus memangkas 12.000 karyawan akibat tertekan oleh pandemi Covid-19. Lantas, bagaimana dengan PT Garuda Indonesia. Dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR, Garuda berharap bahwa perusahaan dapat menghindari hal tersebut.
Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra, menegaskan bahwa dapat dihindari bukan berarti tidak ada kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurutnya, saat ini Garuda memosisikan PHK terhadap 25.000 karyawannya sebagai opsi terakhir. Dengan catatan, PHK dapat dicegah apabila Garuda mendapat relaksasi finansial dari perbankan.
“Apakah Garuda melakukan PHK? Kami pada posisi ini bahwa itu adalah opsi terakhir. Kami tentu saja bisa hindari PHK dan mengambil alternatif yang lebih bijak bagi seluruh keluarga besar Garuda Indonesia,” tegas Irfan, Jakarta, Rabu (29/04/2020) lalu.
Tidak dimungkiri bahwa bisnis penerbangan menjadi salah satu yang paling terdampak oleh wabah korona baru. Terlebih lagi, kebijakan lockdown di sejumlah negara dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Tanah Air berimbas pada penutupan penerbangan, baik internasional maupun lokal. Oleh karena itu, manajemen Garuda harus memutar otak untuk dapat bertahan.
Dalam kesempatan yang sama, Irfan mengaku pihaknya melakukan berbagai upaya untuk bisa bertahan, salah satunya adalah dengan menunda pembayaran gaji, insentif, dan tunjangan bagi karyawan. Kendati begitu, Irfan memastikan bahwa karyawan di luar direksi dan dewan komisaris akan menerima tunjangan hari raya (THR).
“Garuda punya kewajiban cukup besar. Total hampir 25.000 karyawan untuk penundaan payment. Kami melakukan efisiensi produksi, penundaaan pembayaraan gaji karyawan, direksi, hingga komisaris,” pungkasnya.
[Syam]