Makna dan Tujuan Pembangunan dalam Bernegara dan Berbangsa

0
6830
Muchlis Patahna (dua kiri) bersama Agung Laksono (dua kanan).
- Advertisement -

Oleh H. Muchlis Patahna, SH, MKn                     

Pembangunan adalah sebuah usaha  merencanakan perubahan. Tentu saja perubahan dari kehidupan yang kurang baik menjadi kehidupan yang lebih baik. Namun, sebuah pembangunan yang berhasil bila menyentuh dua aspek yakni economic growth (pertumbuhan ekonomi) dan human growth (pertumbuhan manusia).

Pembangunan aspek pertama menjadi kecenderungan yang banyak dikerjakan oleh banyak negara. Pembangunan ini bersifat fisik dengan tolok ukur kemajuan yang jelas. Pembangunan ekonomi dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat adalah salah satu yang diprioritaskan. Kemudian pembangunan prasarana sosial, infra struktur jalan maupun infrastruktur ekonomi juga hal menjadi fokus pemerintah. Setelah itu menjadi target pemerintah pula membangun industri, pabrik dan perdagangan maupun pertanian yang bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Di samping itu dalam sebuah negara kemungkinan berkembang pula sektor jasa yang beraneka ragam, baik di bidang transportasi, informasi, media, hiburan dan lainnya.

Aktivitas perekonomian bukan hanya bertumpu di daratan, tetapi juga mengolah kekayaan sumber daya alam dalam bentuk pertambangan baik yang ada di daratan maupun di lautan. Untuk yang terakhir ini juga menyimpan hasil kekayaan laut berupa sektor perikanan dan lainnya

- Advertisement -

Jika pembangunan dikelola dengan baik dan mampu mendayagunakan semua sumber kekayaan alam dan manusianya dengan baik pula maka terciptalah kehidupan yang makmur dan sejahtera, meski hanya sejahtera secara ekonomi. Padahal, inti kebahagiaan dan kesejahteraan adalah bersifat lanir dan batin.

Namun, menjadi kenyataan pula bahwa pelaksanaan atau  proses pembangunan menimbulkan berbagai dampak.

Biasanya kalau pembangunan menyentuh satu bidang saja yang menonjol akan mengundang reaksi dan resistensi dari masyarakat. Contohnya, pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan  pembangunan bidang politik dan demokrasi akan melahirkan ketidakpuasan karena masyarakat merasa terkekang disebabkan tertutupnya keinginan untuk berpartisipasi.

Dengan demikian kemajuan di bidang pembangunan harus berjalan seiring dengan kemajuaan  pembangunan lainnya sehingga manusia tidak mengalami proses dehumanisasi. Yaitu, proses manusia merasa tidak diperlakukan sebagai layaknya manusia yang terhormat, tidak hanya dipandang sebagai objek dari pembangunan yang cenderung pragmatis dan materealistik.

Pembangunan tidak cukup hanya dilihat dan dinilai secara kuantitif berupa angka-angka kemajuan fisik, angka pertumbuhan ekonomi, banyaknya gedung bertingkat, banyaknya jalan dan menjamurnya pusat perbelanjaan.

Kemajuan bidang manusia (human growth) juga harus terjadi agar pembangunan dirasakan membawa kesejahteraan lahir dan batin.

Untuk mencapai pembangunan yang membawa kesejahteraan lahir dan batin, atau populer dengan istilah pembangunan manusia  seutuhnya maka pembangunan harus memperhatikan hal sebagai berikut.

Pertama, bahwa pembangunan adalah untuk manusia, bukan manusia untuk pembangunan. Artinya, tujuan pembangunan untuk mensejahterakan manusia. Jangan sampai terjadi manusia menjadi korban dari kegiatan pembangunan. Dalam pembangunan manusia harus menjadi subjek bukan objek pembangunan. Misalnya, terjadi penggusuran dimana masyarakat kehilangan tempat tinggalnya dan tanahnya tanpa ganti rugi atau ganti rugi yang tidak memadai.

Kedua, pembangunan harus memperhatikan hak asasi manusia dan martabat manusia. Jangan sampai pembangunan menginjak-injak hak asasi manusia dan martabat manusia. Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan makhluk lainnya. Karena itu jangan sampai pembangunan menyebabkan hak asasi dan martabat manusia terhina.

Ketiga, pembangunan harus mampu menciptakan keadilan sosial, mengurangi   jurang kaya- miskin. Pembangunan harus dapat dirasakan oleh kalangan yang tidak mampu dan yang lemah karena mereka yang belum bisa hidup dengan wajar. Intinya pembangunan harus mampu mengurangi jumlah orang muskin dan bahkan mampu  menghapusnya.

Keempat, pembangunan harus mampu menegakkan hukum yang adil bagi semua orang, tanpa pilih kasih. Asas hukum equality before the  law. Semua orang sama di mata hukum harus dijalankan secara konsekuen.

Kelima, pembangunan harus mampu melahirkan manusia yang bertanggung jawab. Bukan manusia yang individualis. Tetapi, dapat menghargai diri sendiri dan bisa juga menghargai masyarakat. Demikian juga memiliki toleransi karena kita masyarakat yang homogen.

Keenam, pembangunan juga harus melahirkan manusia yang berkarakter dan berakhlak mulia.  Yaitu manusia yang memiliki akhlak terpuji dan menjauhi sifat tercela. Pembangunan membuka berbagai kemungkinan untuk mendapatkan penghasilan dan pendapatan, namun harus tetap dijaga supaya kekayaan yang dimiliki diperoleh dengan cara dan kerja yang halal dan bersih. Pembangunan harus mampu mencegah terjadinya korupsi dan penyelewengan.

Ketujuh, pembangunan juga diharapkan melahirkan disiplin dan etos kerja yang baik. Mampu menciptakan manusia yang berswadaya atau bisa bekerja untuk dirinya sendiri, selain sebagai usaha mencari nafkah dan penghasilan juga sebagai media ekspresi diri dan kreativitas.

Dan, yang sangat penting dan utama tidak boleh dilupakan adalah pembangunan harus mampu melahirkan manusia yang ber-Taqwa kepada Allah, manusia yang yakin bahwa ia adalah makhluk yang hidupnya ini harus menjalankan ibadah dan syariat untuk mencapai kehidupan yang berbahagia dunia dan akhirat. Allahu ‘alam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here