PINISI.co.id- Karib disapa Andi Tenri untuk nama asli Andi we Tenrisau Sapada, adalah pensiunan pejabat teknis di DKI Jaya. Namun, di lingkungan KKSS, perempuan energik dan penuh vitalitas ini dikenal sebagai praktisi dan pegiat kesenian, khususnya tari.
Kelahiran 1 Juni 1951 di Makassar ini, aktif di KKSS sejak periode Andi Oddek sebagai Ketua Umum KKSS pada dekade 80-an.
Kegiatannya melulu urusan seni dan budaya. Di masa Muchlis Patahna sekarang sebagai nakoda KKSS, Andi Tenri memimpin Lembaga Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan yang merupakan badan otonom KKSS.
Andi Tenri meraih insinyur di ITB dan satu-satunya perempuan yang pernah menjadi pejabat di dinas yang membidangi infrastruktur di Provinsi DKI Jakarta. Meski menguasai bidang infrastruktur, akan tetapi darah seni mengalir deras dalam titisan DNA keluarganya.
Betapa tidak. Ibunya Andi Siti Nurhani Makkasau adalah seniwati pencipta seni tari. Ayahnya Andi Sapada Mappangile, pejuang kemerdekaan. Kakeknya, Datu Toa Suppa Andi Makkasau Laparenrengi Lawawo, pejuang kemerdekaan yang berbasis di wilayah afdeling Parepare dan daerah Ajatappareng (Pinrang, Barru dan Sidenreng). Datu Toa ini menggemari bermain biola dan sepakbola. Namanya diabadikan menjadi stadion sepakbola Andi Makkasau Parepare. Andi Tenri adalah cucu turunan raja Gowa ke 32, I Kumala Karaeng Lembang Parang.
Di kepengurusan KKSS di bawah kepemimpinan Petta Oddek priode 1985-1988, Andi Tenri di Departemen Seni dan Budaya bersama Luther Barrung, Abdul Muin Ahmad serta Fiam Mustamin.
Di departemen seni dan budaya itu, mereka bersepakat menempatkannya sebagai wadah pergerakan kreatif budaya dan seni yang merupakan ciri lahirnya KKSS sebagai paguyuban kekerabatan yang mengembangkan nilai nilai budaya Pangadereng/tata krama santun pergaulan.
Aktualisasinya dapat diwujudkan dalam bentuk karya seni pertunjukan dan temu temu budaya. Dari IKS (Institut Kesenian Sulawesi) itulah kemudian melahirkan seniwati tari handal pelanjut generasi Petta Nani.
Namanya boleh dikata menjadi ikon budaya di KKSS.
Ia pernah menjadi Ketua Lembaga Kesenian Sulawesi Selatan/LKSS DKI Jakarta, kemudian menjadi Lembaga Seni Budaya Sulsel KKSS. Andi Tenri menjadi pemandu acara kesenian dan pergelaran Pesona Budaya Sidrap dan Wajo di TMII di era kepengurusan Beddu Amang.
Keaktifannya di KKSS tidak menjadi penghalang dengan posisi jabatannya sebagai pejabat penting di kantor pemerintahan DKI Jakarta.
Bersama grup Paduan Suara Unhas dipercayakan untuk membuat Mars KKSS dan Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) yang mulai diperdengarkan sejak 2005. Mars ini liriknya diciptakan oleh Ansar Sanusi dan lagunya oleh Dionosio P.
Kedua mars terbut bisa disebut karya budaya monumental di era kepemimpinan Hasanuddin Massaile yang diperdengarkan pada setiap acara resmi KKSS.
Selama 10 tahun di era kepengurusan Ketua Umum A. Hasanuddin dan Jenderal A. Rivai, ia menjadi salah satu Ketua BPP KKSS yang membidangi seni budaya dan sosial.
Saat pengukuhan BPP KKSS dan PP IWSS pada 2004, ia adalah ketua panitia sunatan masal KKSS, ketua panitia Upacara Tabur Bunga 11 Desember di Kalibata, ketua panitia Pemilihan Anak Dara Bajubodo.
Selama 10 tahun 2005-2014 menangani bidang acara dalam PSBM dan Mubes 2009 dan 2014.
Addatuang Sidenreng
MASA remajanya tamat Sekolah Rakyat 1968, Andi Tenri mengikuti ayahandanya yang menjadi bupati pertama di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).
Selama di Sidrap, bersama bundanya mengembangkan beberapa ciptaan karya tarian yang bernuansa budaya daerah antara lain Bosara, Pa tennung, Anging Mamiri dan Padendang. Sebelum tarian itu dipergelarkan di panggung, Andi Tenri menjadi model koreografinya dan bisa disebut bahwa karya itu karya cipta bersama bundanya.
Selain itu, dua karya ciptanya sendiri yaitu Malatu Kopi dan Pasaug. Selama di Sidrap Andi Tenri juga belajar memetik kecapi dan dikenal sebagai pemain kecapi wanita pertama di Sulsel.
Di usia remaja 13 tahun (1965) Andi Tenri terpilih menjadi anggota delegasi misi kesenian Indonesia ke New York Fair yang dibatalkan karena Indonesia keluar dari keanggotaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Tahun 1970, Andi Tenri menjadi delegasi kesenian ke Expo 70 di Osaka Jepang selama 6 bulan. Bersama Andi Mingke tampil menarikan Pa’tennung di hadapan Kaisar Hirahito dan permausuri di paviliun Indonesia. Dalam tahun itu juga bersama tim kesenian Indonesia ia melawat ke Philipina.
Mingke tampil menarikan Pa’tennung di hadapan Kaisar Hirahito dan permausuri di paviliun Indonesia. Dalam tahun itu juga bersama tim kesenian Indonesia ia melawat ke Philipina.
Sejak Senin siang, 5 Juni 2023, Andi Tenri telah pulang ke rumah Ilahi, di rumah sakit Islam cempaka Putih, Jakarta.
Rencananya jenasah akan diberangkatkan malam ini juga ke Makassar dan dikebumikan di kampung halamannya dalam keabadian.
Hidup itu singkat, seni abadi.
(Fiam Mustamin/Alif)