Syamsu Salewangang Daeng Gajang, Namanya Adalah Lakon Hidupnya, Doa Orangtuanya

0
705
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

NAMA memiliki makna doa dari orangtua kepada anaknya yang baru lahir.

Karena itu tidaklah orangtua asal asalan menyematkan nama kepada putera puterinya dan penuh dengan pertimbangan tentang karakter panutan dari nama itu yang kelak melekat dengan nama yang disandangnya.

Nama baik yang terpilih untuk tabiat panutan, keluasan ilmu pengetahuan, rezki, kepemimpinan yang mengayomi dan sebagainya.

Demikian pula kita kenal di komunitas Makassar ada tambahan nama Paddaengang untuk mempertegas nama asal tentang watak nama Paddaengang itu.

- Advertisement -

Saya bisa menerjemahkan bahwa Syamsu Salewangang/ yang dirahmati/dituntun perilakunya agar selalu memberikan manfaat kepada orang-orang di sekelilingnya dan Daeng Gajang yang bermakna senjata/kekuatan yang pada umumnya dimiliki oleh lelaki, disebut Tellu Cappa di komunitas Bugis.

Tiga Cappa/ujung ini adalah kekuatan diplomasi/ kecendekiaan, senjata pembelaan diri/penaklukkan dan cappa ketiga adalah ikatan perkawinan.

Menyatu dalam Ikatan Tablik Budaya Saromase

MENGENAL sosoknya lewat Tablik Budaya Komunitas Sunda Kelapa Heritage/SKH.

Seterusnya bertemu berkala di pertemuan terbatas para pemerhati budaya, kemudian muncul kegaulauan bersama untuk melahirkan suatu forum/tablik budaya dalam paguyuban kekerabatan yang terikat secara emosional dengan nilai-nilai Si Pangadakkang/Si Pangadereng/Si Pakaraja.

Pada akhirnya beberapa teman dari pemerhati budaya bertemu di Anjungan Sulsel TMII mendeklarasikan Tablik Budaya Saromase atas support senior Bapak Pawennei di awal tahun 2023.

Diantara pemrakarsa itu Muslimin Mawi, Andi Bohar Alam, Andi Nofri Baso, Syamsu Salewangang, Syahrir, Muzakkir, Ophan Lamara, Alif we Onggang, Sulasmi Aspar, Andi Tenri Ajeng, Murham Ramli, Darwis Darlis, Aprial Hafsah, Amiruruddin dan Jay.

Syiar tablik sudah menampilkan narasumber Muh Jafar Hafsah, Pawennei, Aspar Paturusi, Muslimin Mawi, Andi Bohar Alam, Syahrir dan Syamsu Salewagang yang akan terus dilajutkan dalam forum FGD dan Webinar.

Penggiat Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat dan Pemerhati Budaya

SESUATU yang unik, seorang sarjana teknik yang pemerhati budaya. Tidak umum terjadi, tapi dua lakon itu dijalaninya bersamaan.

Daeng Gajang adalah aktivis pergerakan mahasiswa, tamat kuliah 1990 an di UMI Makassar, ia pernah malang melintang dalam kerja-kerja Pemberdayaan Sosial Ekononi Masyarakat di bebeberaa kabupaten/kota antaranya; Selayar, Bantaeng, Jenepono, Makassar di Sulawesi Selatan, Rembang di Jawa Tengah, Dompu di NTB, Kupang, Timor Selatan, Timor Tengah Utara, Sikka, Lembata dan Nagekeo di NTT.

Mengikuti ragam kegiatann pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di beberapa negara di antaranya tahun 2008 melakukan magang di Philipina, Amerika Serikat pada 2010, Bangladesh pada 2010 dan Thailand pada 2014.

Tulisan tulisanya di kolom Pinisi ini antara lain: (1) Appare Pare/kamase mase, upaya mengumpulkan sisa panen padi untuk kehidupan atas seizin pemilik sawah. (2) Belajar dari Karaeng Tunipasuluk, Raja yang dimakzulkan.

Saat ini Daeng Gajang baru saja merampungkan bukunya yang berjudul Berdaya Bersama Organisasi Basis yang diharapkan menjadi inspirasi bagi para praktisi pemberdayaan masyarakat di Indonesia.

Legolego Ciliwung 17Juli 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here