Kolom Fiam Mustamin
MEMPERINGATI hari bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa 17 Agustus 1945 tidaklah sekadar menjadi seremonial rutinitas biasa.
Apa yang perlu dihadirkan dari seremonial itu selain perayaan mengenang rangkaian perjuangan dan pengorbanan rakyat dalam mencapai kemerdekaan.
Renungan itu yang perlu kita hadirkan, tentang apa arti dan tujuan kemerdekan sebagaimana tertuang dan disebutkan dalam Mukadimah/ Pembukaan UUD 1945 dan seluruh pasalnya dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Apakah sudah tercapai, sekurang kurangnya sudah berproses menuju ke tujuan itu atau sebaliknya menjauh dari tujuan tersebut.
Tanggung Jawab Pemimpin dan Generasi
SIAPAKAH pemimpin bangsa.
Di banyak literatur dalam kehidupan kearifan suku-suku bangsa yang multi kultural telah menjadi pedoman pada masa lampau sebelum kemerdekaan yang dapat diadaptasi menjadi pedoman kepemimpinan kaum/rakyat yang mendasarkan dari pandangan kearifan tetua yang disebut misalnya: Nan Tigo Tungku Sajarangan ( tiga pilar penuntun : Nini Mama, Cendekia dan Ulama ) di ranah Minang
Sumatera, Hasta Brata ( menyatukan keseimbangan alam kehidupan dengan 8 unsur sifat alam raya ) di tanah Jawa, Eppa Sulapa/ Empat Penjuru dalam harmoni kehidupan manusia yang mengikat ( sesama manusia, pencipta , alam raya dan makhluk lainnya ) di tanah Bugis Makassar.
Adakah pernah pesan-pesan kearifan leluhur menjadi referensi yang di bicarakan di publik dalam menghadapi krisis kepemimpinan bangsa?
Ada fenomena yang terasa sedang terjadi dengan praktik pembudayaan kepemimpinan yang salah paham, boleh jadi karena kurang paham atau buta paham sama sekali para pemimpin dan pemangku jabatan amanah yang kemudian muncul dengan ekspresi kekuasaan yang saling menista dan memperdaya.
Bagaimana mengembalikan marwah kepemimpinan bangsa itu, kita semua rakyat punya tanggung jawab untuk tetap menggunakan akal sehat, memilih calon pemimpin yang diyakini bisa berperilaku amanah dengan jabatannya, Siddiq/ terpercaya, Tabliq dan Fathonah untuk kemaslahatan kehidupan rakyat.
Harapan Masa Depan Kepada Generasi yang Berpemahaman
ARTI pemahaman bukan bebas tanpa nilai, perlu tahu di Bumi mana ia berpijak dan mengabdi.
Generasi mendatang itu, tanggung jawabnya generasi sekarang ini.
Dari era kemerdekaan saya sebut Generasi Pertama yang berusia 78 tahun saat ini.
Generasi Kedua kelahiran 1950, 1960 dan 1970 usia 53 hingga 73 tahun.
Dan Generasi Ketiga ini kelahiran 1980, 1990 dan 2000 usia 20 sd 40 tahun.
Generasi yang setelah ketiga ini adalah generasi milenial dan generasi Z yang menjadi harapan untuk dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang hakiki adanya kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat.
Legolego Ciliwung 17 Agustus 2023