Kenduri 78 Tahun Kemerdekaan Bangsa, Negeri Merdeka Menari Bersama Gabungan Seniman Indonesia

0
562
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

SIAPA, mengapa, kapan dan dimana penyelenggaraan kenduri itu.

Inilah pertanyaan yang perlu diurai dalam sebuah reportase/pemberitaan dalam jurnalistik.

Empat hari lalu, 17 Agustus 2023, sahabat aktor Sultan Saladin, Ketum PB PARFI mengabarkan bahwa ia diundang menghadiri acara yang diprakarsai okeh sahabat aktor Roy Marten bersama Gabungan Seniman Indonesia ( GSI ) di kediamannya Kalimalang, 20 Agustus 2023 Jakarta Timur.

Sebagai sahabat, saya mengonfirmasi ke pemangku hajat itu, apa saya boleh menghadirinya dengan harapan dapat bertemu dengan sahabat-sahabat setengah abad lampau.

- Advertisement -

Kemudian sayapun segera diantar oleh putra Nurhisyam Minggu siang itu menuju ke alamat.

Pendopo, Panggung, Kolam Renang dan Rumah Tinggal

DARI kejauhan nampak keramaian terpasang umbul-umbul HUT Kemerdekaan, poster, arena panggung, pendopo dan parkiran yang sudah dipenuhi kendaraan dan di latar belakang ada rumah tinggal.

Sejenak saya berdiri di halaman depan mengamati suasana dalam area itu.

Sambil berjalan dalam hati mengatakan … begitu terencananya arsitektur bangunan kediaman ini.

Di dalam pendopo halaman depan sudah ramai dengan tamu undangan seniman pelakon ( film, sinetron, pelawak, Sri Mulat dari berbagai generasi ).

Sahabat Roy berjalan menyambut dan berpelukan sembari menyampaikan terima kasih dan memuji saya yang mengenakan jas, sayapun meresponnya bahwa saya perlu menghormati tuan rumah pengundang, adegan dialog singkat berdua itu bisa dikatagorikan sebagai dialog diantara kelas aktor hahaha … dan Roy kemudian memandu untuk menemui sahabat segenerasi: Boy Tirayoh, Agust Melaz, Dwi Yan kemudian datang Sutan Saladin dan Mbak Tuti Kirana menjelang akhir kenduri.

Begitulah Roy ini memperlakukan para sahabat sahabatnya dengan penuh keakraban kehangatan.

Saya mengenal sahabat Roy di tahun 1980 an yang saat itu dikenal dengan The Big Five Star yang menjadi rebutan para produser film Indonesia.

Sultan Saladin yang pengurus PB PARFI saat itu yang menginisiasi mempertemukan Tokoh Muda Perfilman dari Artis, Karyawan Film dan Pers Film yang kemudian membentuk Generasi Muda Perfilman Indonesia / GMPI dan Roy Marten didaulat jadi Ketuanya.

Gerakan ini untuk merespon perlunya keseimbangan memproduksi film berkualitas edukatif kuktural dan dominasi film impor.

Gerakan moral ini mendapat respon dari DPR RI dan Penerintah.

Sejak dari situ saya perlu mengenal sahabat Roy lebih jauh lewat tokoh tokoh yang diperankan di film serta pertemuan dalam satu perjalanan ke Festival Asia Pasifik di luar negeri.

Kesan saya bahwa sahabat Roy ini sangat menyenangkan dengan humor humornya yang hidup dan
penuh perhatian dengan sahabatnya.

Lakon Roy di film, saya mengibaratkan ia membuat koreografi adegan yang enak ditonton seperti laku petinju Moh Ali di ring tinju, sebut misalnya dalam film Cinta di Kampus Biru, Kabut Sutra Ungu dan Wolter Mongosidi yang terekam pekik Setia Hingga Akhir Keyakinan, Merdeka … dihadapan regu tembak eksekutornya.

Dengan semua itu, saya nenyimpulkan bahwa sahabat aktor film ini penuh talenta.

Kenduri 78 Tahun Kemerdekaan.

ADA apa disitu, ada serimonial sambutan Roy Marten pengundang, lagu kebangsaan dan pembacaan doa oleh aktor Anwar Fuadi, Ketum Artis,
Sinetron Indonesia.

Didalam sambutan dan doa itulalah tersimpul pesannya untuk mendapatkan Pemimpin Bangsa ( Ganjar Pranolo) yang amanah untuk kemaslahatan kehidupan rakyat, bangsa dan Negara.

Di akhir kenduri itu dibabacakan syair karya Roy Marten dengan judul : Catatan Untuk Pemimpin Indonesia Ke Depan.

Merdeka … Bung …
Merdeka …

Pekik kemenangan pekik kemerdekaan berpuluh tahun lalu.

Beribu martir tanpa nama tanpa tanda jasa.

Sepakat mufakat bersatu mendirikan Republik Indonesia Raya.

Jangan tanya apa sukumu, jangan tanya apa agamamu, jangan tanya apa golonganmu, kami hanya satu … Indonesia Merdeka.

Merdeka … Bung …
Merdeka …

Revolusi, ganyang Kapitalisme.
Nasakom, Manipolusdek kata hadir tiap hari.

Orde Baru lahir lebih parah lagi, para jawara pemimpin jatuh berganti.
ekstrem kanan, ekstrem kiri, pembangunan hanya kalimat yang berganti.

Semua berkorban untuk rakyatnya, katanya. Semua demi pembangunan, katanya. Sandang, pangan, pendidikan, kemakmuran dan keadilan jadi barang mewah yang tak terbeli.

Merdeka … Bung …
Merdeka …

Dua ratus lima puluh juta rakyat Indonesia Raya menunggu janji yang tak pasti, kita selalu jadi juara kampiyun korupsi.

Perempuan-perempuan kita ekspor jadi TKI, Republik yang disebut zambrud khatulistiwa dengan panjang pantainya nomor dua di dunia.

Hutanku punah dinikmati para kroni, nelayanku tenggelam dalam kemiskinan, petani, para guru dan para pengangguran jadi kaum pinggiran.

Merdeka … Bung … Merdeka …

Apakah pekikan itu masih ada, apakah pekikan itu masih sama,

Merdeka … Bung … Merdeka …

Jakarta 17 Agustus 2023.

Legolego Ciliwung iliwung 20 Agustus 2023.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here