PINISI.co.id- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyoroti lima target yang harus dicapai agar Indonesia menjadi bangsa maju dengan kekuatan ekonomi ke lima di dunia dalam konferensi internasional tentang hukum, kebijakan, dan politik.
“Ada lima parameter yang harus dicapai dan perlu menjadi perhatian bersama agar Indonesia menjadi negara maju dengan SDM yang unggul, profesional, produktif, berdaya saing, serta berkepribadian Indonesia,” ujar Muhadjir dalam agenda konferensi yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Bengkulu secara daring, pada Senin (22/1).
Muhadjir menjelaskan, kelima parameter tersebut diantara pendapatan per kapita tinggi, setara negara maju dengan Gross National Income per kapita sebesar USD 30.300, tingkat kemiskinan menuju nol persen, tingkat pengangguran terbuka empat persen, angka kematian bayi di bawah delapan kematian per 1.000 kelahiran, serta angka melek huruf tinggi.
Sebagai upaya untuk menciptakan SDM yang kompeten dan berdaya saing, Muhadjir turut mengatakan bahwa pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang ditetapkan pada tanggal 27 April 2022.
Muhadjir menyebut revitalisasi itu diperlukan untuk menyiapkan tenaga kerja yang unggul, berdaya saing, terampil, bermutu, dan kompeten sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang.
“Untuk menjadi negara maju dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, maka kita harus mampu menyiapkan SDM yang kompeten, produktif dan berdaya saing di semua sektor industri dan bidang pekerjaan.
Dan yang tidak kalah penting adalah kita juga harus menciptakan banyak wirausahawan,” ucap Muhadjir.
Seperti diketahui, saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia di era globalisasi dan teknologi digital.
Tantangan tersebut sekaligus menjadi peluang besar dari sisi demografi, dimana penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dengan jumlah mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen, dan milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.
Mengakhiri sambutannya, Muhadjir menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan konferensi internasional tersebut.
Muhadjir berharap agenda itu dapat menghasilkan solusi dan rekomendasi konstruktif yang dapat menjadi landasan dalam menghasilkan kebijakan yang bermutu.
“Semoga silaturahmi ini menghasilkan solusi dan rekomendasi permasalahan hukum yang ada di Indonesia dan dapat membekali para mahasiswa. Mari bekerjasama dan berkolaborasi untuk memajukan Indonesia Emas 2045,” pungkas Muhadjir. (Syam)