PINISI.co.id- Berbagai pendekatan dilakukan untuk mencegah maraknya penularan wabah virus korona baru, antara lain lewat pendekatan budaya yang selama ini cukup efektif dalam menggalang kebersamaan.
Prof. Dr. Anhar Gonggong menjelaskan, penerapan nilai-nilai budaya di Indonesia secara umum sudah mulai berjalan khususnya terkait dengan pandemi Covid-19. Sebagian masyarakat telah berpartisipasi, hal ini terlihat dengan banyaknya komponen-komponen bangsa ikut memberikan sumbangan, secara gotong royong, seperti pemberian sembako, pembagian masker, APD dan lainnya.
Hal itu ditekankan Anhar dalam diskusi nasional bertajuk ‘Peran Penting Nilai-nilai Budaya dalam Mencegah Covid-19”, yang dipandu oleh Dr. Ir. Ridwan, MT, Rabu (20/5/20). Diskusi virtual lewat Zoom ini dihelat oleh Departemen Cendekiawan dan Kerohanian BPP KKSS, diikuti 230 peserta dari praktisi, akademisi, dan pengamat budaya dari Sulawesi, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku dan Papua.
Anhar melihat secara umum pemerintah telah memberikan perhatian yang luas untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun, hal yang masih perlu diperbaiki adalah perlunya konsistensi dalam kebijakan/peraturan terkait pencegahan dan penanganan Covid ini. “Hal ini dilakukan agar tidak timbul keresahan dan kebingungan di tengah masyarakat,” kata sejarawan ini.
Bagi masyarakat luas, Anhar berharap bisa lebih mempersiapkan diri menghadapi kehidupan baru, atau timbulnya nilai-nilai baru setelah pandemi berlalu. Akibat virus ini dapat tercipta nilai-nilai baru, dan masyarakat luas diminta mempersiapkan diri sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang muncul di kemudian hari.
Sebaliknya, Prof. Dr. Hamka Haq dalam paparannya menjelaskan, sejumlah budaya lokal dan budaya nasional yang telah diyakini secara turun temurun yang berkembang di masyarakat — dicontohkan pada sejarah Kerajaan Gowa, di mana salah satu putrinya mengalami sakit kulit (lepra) dan ia diasingkan ke Tanah Toraja, yang pada akhirnya sembuh dimana sebelumnya dijilat oleh seekor kerbau.
“Prilaku masyarakat sangat menentukan dalam penanganan pandemi, misalnya kebiasaan hidup bersih, menjaga jarak, memupuk sikap gotong royong, sikap peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah penularan Covid 19 secara luas,” ujarnya.
Tak kalah penting, usul Hamka, agar kurikulum pendidikan utamanya terkait aktualisasi nilai-nilai budaya dilestarikan utamanya untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pengajaran bahasa daerah yang lebih intens dan lebih baik lagi.
Terkait materi, Prof. Dr. Andi Faisal Bakti dalam bahasannya, menyebutkan, yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana strategi pemerintah dan kesiapan masyarakat dalam era pascapandemi yang dikenal dengan istilah era kehidupan baru (new normal). Sehingga masyarakat dalam memasuki era tersebut sudah siap dan dapat menjalaninya dengan baik.
Pembahas juga berharap agar nilai-nilai budaya seperti epos Lagaligo, warisan leluhur kita senantiasa dipelihara dan berusaha menerapkan dalam kehidupan termasuk dalam kondisi pandemi.
“Tentu banyak pelajaran yang dapat diambil dari budaya yang telah tumbuh dengan baik di tengah masyarakat, baik budaya lokal, maupun budaya nasional yang dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk pencegahan wabah.
Rekomendasi
Rekomendasi hasil diskusi ini diteruskan kepada pemerintah guna memaksimalkan peran nilai-nilai budaya lokal dan nasional dalam upaya pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19. Selanjutnya mendorong pemerintah untuk senantiasa konsisten dalam memberlakukan kebijakan pada masyarakat, agar masyarakat tidak resah dan dapat terus menjalankan kebijakan tersebut dengan baik dan konsisten.
Kemudian mendorong dan mengharapkan masyarakat mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan baru pascapandemi Covid-19, dan mendorong terbentuknya dan semakin menebalnya sikap kegotongroyongan, dan peduli bagi sesama anak bangsa untuk menghadapi pandemi Covid-19, serta dampaknya terhadap ketahanan pangan dan kondisi ekonomi masyarakat
Wakil Ketua Umum bidang Cendekiawan dan Kerohanian BPP KKSS, Prof. Awaluddin Tjalla berharap kegiatan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi pemikiran dan gagasan, dalam mendorong pencegahan wabah Covid-19.
“Kegiatan menjadi istimewa karena dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-112. Diharapkan jadi momen penting agar masyarakat bisa bangkit dari pandemi serta menjadi siar ibadah di bulan Ramadhan,” kata Tjalla.
Ketua Umum BPP KKSS, Muchlis Patahna SH, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, serta memohon maaf apabila terjadi kekurangan selama pelaksanaan kegiatan. [Man]