Jika Mampu Tapi Tidak Haji dan Meninggal, Dia Tak Cukup Syarat sebagai Muslim

0
1022
- Advertisement -

Kolom Hamid Husain

Haji adalah salah satu dari 5 syarat menjadi Orang Islam. Jika sudah mampu, tapi belum juga menunaikan Haji, jika meninggal, dia tidak cukup syarat menjadi Muslim.

Allaah SWT berfirman bahwa Haji itu wajib ditunaikan dan segera:

ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ.
(ال عمران ٩٧)

- Advertisement -

“Dan kewajiban Manusia terhadap Allaah adalah menunaikan ibadah Haji ke Baitullaah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Sungguh, siapa yang mengingkari kewajiban Haji, maka ketahuilah bahwa Allaah Maha Kaya dan tidak membutuhkan apapun dari seluruh Alam. (QS Aali Imraan, surah ke 3, ayat 97, halaman 62)

Rasuulullaah SAW bersabda, batas toleransi menunda Haji 5 tahun:

إِنَّ الله , عَزَّ وَجَلَّ , يَقُولُ : إِنَّ عَبْدًا أَصْحَحْتُ لَهُ جِسْمَهُ ، وَأَوْسَعْتُ عَلَيْهِ فِي الْمَعِيشَةِ تَمْضِي عَلَيْهِ خَمْسَةُ أَعْوَامٍ لاَ يَفِدُ إِلَيَّ لَمَحْرُومٌ.

“Sungguh, Allaah Azaa Wa Jalla Berfirman:
“Sungguh, seorang hamba yang telah Aku sehatkan badannya, Aku luaskan rezekinya, tetapi berlalu dari lima tahun dan dia tidak memenuhi undangan-Ku datang menunaukan Haji, maka sungguh dia orang yang benar-benar terhalangi dari segalanya”
(Hadits Sahih riwayah Al Imam Ibnu Hibban, di dalam kitab Silsilah Al Ahaadiits
As Shahiihah, no. 1662).

Amiirul Mukminin Umar Bin Khattab RA menuturkan;
ولهذا ثبت عن عمر بن الخطاب أنه قال:
(لقد هممت أن أبعث رجالاً إلى هذه الأمصار فينظروا كل من له جدة ولم يحج، فيضربوا عليهم الجزية، ما هم بمسلمين، ما هم بمسلمين.
“Sungguh, semoga saya bisa mengutus sekelompok orang ke daerah-daerah bertugas mencari orang orang yang punya kemampuan tetapi tidak juga menunaikan Haji, untuk menjatuhkan jizyah, hukuman kepada mereka; Mereka bukanlah Muslim, mereka bukanlah Muslim.” (Riwayah Al Imam Said Bin Mashur, dan Ibnu Hajar).

Rasuulullaah SAW juga bersabda mengingatkan jika meninggal tidak Haji, meninggalnya bisa dinilai Yahudi dan Nasrani:

عن علي رضى الله قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – :
من ملك زادا وراحلة تبلغه إلى بيت الله ولم يحج فلا عليه أن يموت يهوديا أو نصرانيا .
(رواه الترمذى).

“Siapa yang sudah memiliki harta yang cukup, kendaraan yang aman yang bisa mengantarkannya ke Baitullaah, namun belum juga menunaikan Haji, maka jika dia mati, mati dalam keadaan yahudi atau nasrani.” (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al Tirmidzi).

Bersegeralah Tunaikan ibadah Haji dan Umrah.
Haji adalah salah satu Rukun Islam.
Rasuulullaah SAW bersabda:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.
(رواه البخارى)

“Islam tegak di atas lima dasar :
– Syahadat Laa ilaaha illallaah dan Muhammad Rasuulullaah,
– Menegakkan Shalat,
– Menunaikan zakat,
– Menunaikan Haji,
– Berpuasa Ramadhan”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari, no. 8).

Haji jangan ditunda tunda jika sudah mampu. Rasuulullaah SAW mengingatkan:

تَعَجَّلُوا إِلَى الْحَجِّ – يَعْنِي : الْفَرِيضَةَ – فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِي مَا يَعْرِضُ لَهُ
“Bersegeralah kalian berhaji, karena kalian tidak tahu apa yang akan menimpanya”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ahmad, no: 990)

Rasuulullaah juga bersabda, bersegeralah Haji:

مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ. رواه ابن ماجه.

“Siapa yang ingin pergi Haji maka hendaklah ia bersegera, karena sungguh, terkadang datang penyakit, atau hilang hewan tunggangan (tidak ada sarana angkutan), atau terkadang ada keperluan lain yang mendesak”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ibnu Majah di dalam kitab Shahiihul Jaami’, no. 6004).

Catatan
Jika sudah mampu segeralah tunaikan Haji dan Umrah, agar kelak jika meninggal sudah memenuhi Rukun Islam. Memenuhi syarat menjadi Muslim.

Kita lah yang membutuhkan pahala Haji. Karena pahala Ibadah Hajilah yang menyelamatkan dan mengantarkan kita ke Surga, menjauhkan dari siksa Api Neraka.

Mari kita hayati Hadits hadits Rasuulullaah SAW sbb:

a. Tanda-tanda Haji Mabrur:
عَنْ جَابِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ، قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا بِرُّهُ؟
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلَامِ وفي رواية لأحمد والبيهقي إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ.
(رواه احمد و الطبرانى
و البيهقى)

“Haji yang mabrur tiada balasan lain kecuali Surga.”
Lalu Sahabat bertanya:
Yaa Rasuulullaah, apa tanda tabda Haji yang mabrur?” Rasuulullaah SAW menjawab: “Memberikan makan kepada orang lain dan selalu melontarkan ucapan yang baik lagi santun”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

b. Haji Mabrur Menjadikan orang lebih baik:

وَعَنْ ابى هريرة رضى الله عنه قال سُئِل النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَيُّ العَمَلِ أَفضَلُ ؟ قال إيمانُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ» قبل ثُمَّ مَاذَا ؟ قال الجِهَادُ في الله قيل ثم ماذا ؟ قَالَ حَجٌ مَبْرُورٌ متفق عليه سَبِيل المَبْرُورُ هُوَ الَّذِي لا يَرْتَكِبُ صَاحِبُهُ فِيهِ مَعْصِية. متفق عليه .

Abu Hurairah RA, menuturkan bahwa saat Rasuulullaah SAW ditanya: “Amalan manakah yang lebih utama?” Rasuulullaah menjawab:
“Beriman kepada Allaah dan RasulNya.”
Lalu beliau ditanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “berjuang di jalan Allaah, fii-sabiilillaah.” Masih ditanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Haji yang Mabrur.”
(Hadits Sahih Muttafaqun ‘alaih).

c. Haji Mabrur Mendapat Balasan Surga:

وعَنْ ابى هريرهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ العُمْرَة إلى العُمْرِة كَفَّارة لما بينهما والحجُّ المَبرُورُ لَيس لهُ جَزَاء إِلَّا الجَنَّةَ متفق عليه

“Umrah ke umrah yang berikutnya adalah menjadi pengampunan dosa dalam waktu antara dua kali umrahan itu, sedang Haji mabrur, maka tidak ada balasan bagi yang melakukannya itu melainkan Surga.”
(Hadits Sahih Muttafaqun ‘alaih).

d. Orang yang Hajinya Mabrur Kembali Suci Seperti Baru Dilahirkan:

وَعَنْ ابى هريرة رضى الله عنهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقولُ منْ حَجَّ فَلَم يُرْفُتْ وَلَم يَفْسُقُ رَجَعَ كَيَومِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (متفق عليه)

“Siapa yang mengerjakan Haji, lalu ia tidak berbuat kelalaian dan tidak pula mengerjakan dosa kemaksiatan besar atau yang kecil, maka ia akan kembali dari ibadah Hajinya itu seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya, bersih dari dosa, tidak ada dosa dalam dirinya ”
(Hadits Sahih Muttafaqun ‘alaih)

e. Haji Mabrur adalah sebaik-baiknya Jihad;

وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يا رَسُولَ الله نَرى الجِهَادَ أَفضَلَ العملِ أَفَلا نُجَاهِدُ ؟ فَقَالَ لَكِنْ أَفْضَلُ الجِهَادِ حَج مبرور (رواه البخاري)

“Ummul Mukmininn Aisyah RA, bertanya kepada Rasuulullaah SAW:
“Yaa Rasuulullaah, kita mengetahui bahwa jihad adalah sebaik bail ibadah.
Maka dari itu, apakah kami kaum wanita sebaiknya tidak juga ikut berjihad?”
Rasuulullaah menjawab:
“Bagi semua kaum wanita, maka sebaik-baik jihadnya ialah mengerjakan Haji yang mabrur.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari).

3. Dengan pergi berhaji, maka terbuka wawasan yang lebih luas, bisa menyaksikan luasnya dan beragamnya ciptaan Allaah, sehingga bisa lebih BERSYUKUR lagi. Semoga.

Penutup, mari kita berdoa:
Yaa Allaah, anugerahilah kami kemampuan dan kemudahan menunaikan Manasik Haji dan Umrah.

Yaa Allaah, bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya:

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .

Penulis alumnus Ummul Qura University, Makkah dan King Abdulaziz University, Jeddah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here