Hikmah Abdul Hamid Husain
Pada tahun ke-10 sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, atau dua tahun setelah Fathu Makkah (Pembebasan Makkah), kaum Muslimin bergerak menuju Padang Arafah untuk menunaikan rukun Islam terakhir, yaitu Haji.
Rasuulullaah SAW dan rombongannya tiba di daerah yang bernama Namirah, sebuah desa sebelah timur Arafah.
Di tempat inilah dipasang kemah, untuk Nabi SAW. Sekarang di tempat ini berdiri sebuah Masjid besar bernama “Masjid Namirah”.
Setelah matahari tergelincir, yaitu setelah Adzan Dzuhur, Rasuulullaah SAW berpindah tempat ke daerah bernama Uraanah.
Di Uraanah inilah, Rasuululaah SAW memanggil Ummat agar berkumpul untuk mendengarkan pidatonya. Rasuulullaah SAW menyampaikan khutbahnya dari atas punggung untanya agar lebih tinggi bisa terlihat oleh semua.
Khutbah ini dusebut Khutbah Arafah atau Khutbah Haji Wadaa’ atau “Khutbah Haji Perpisahan”.
Pada Khutbah kali ini, Rasuulullaah SAW menyampaikannya dengan suara agak lantang dengan kata kata yang terputus putus, berhenti sejenak di setiap untaian kata katanya.
Setelah mengucapkan syukur dan puji pujian kepada Allaah SWT, Rasuulullaah SAW bersabda menyampaikan Khutbahnya sbb :
أيّهَا النّاس، اسْمَعُوا منّي أُبّينْ لَكُمْ، فَإنّيَ لاَ أَدْرِي، لعَليّ لاَ أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامي هَذَا، في مَوْقِفي هذا، أَيُهَا النَّاس، إنّ دِمَاءَكُمْ وَأمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَليكُمْ حَرَامٌ إلى أنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، كَحُرمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا في شَهْرِ كُمْ هَذَا في بَلَدِكُم هَذَا وإنكم ستلقون ربكم فيسألكم عن أعمالكم وقد بلغت ،
فَمَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ أَمَانةٌ فليؤُدِّها إلى مَنْ ائْتمَنَهُ عَلَيها، وإن كل ربا موضوع ولكن لكم رءوس أموالكم لا تظلمون ولا تظلمون ، و قضى الله أنه لا ربا ، وإن ربا عمي العباس بن عبد المطلب موضوع كله وأن كل دم كان في الجاهلية موضوع وإن أول دمائكم أضع دم عامر ابن ربيعة بن الحارث بن عبد المطلب ، فهو أول ما أبدأ به من دماء الجاهلية ،
وإن مآثر الجاهلية موضوعة غير السدانة والسقاية والعمد قَوَدٌ ، وشبه العمد ما قتل بالعصا والحجر وفيه مائة بعير فمن ازداد فهو من الجاهلية.
أما بعد أيها الناس فإن الشيطان قد يئس من أن يعبد بأرضكم هذه أبدا ولكنه إن يطع فيما سوى ذلك فقد رضي به بما تحقرون من أعمالكم فاحذروه على دينكم
أيها الناس ﴿ إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَاماً وَيُحَرِّمُونَهُ عَاماً لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ ﴾
إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض
و﴿ إِنَ عِدَّةَ الشهور عند اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً ﴾ منها أربعة حرم ثلاثة متوالية ورجب مضر ، الذي بين جمادى وشعبان.
أما بعد أيها الناس ،
إن لِنسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حقاً، ولَكُمْ عَلَيْهِنّ حقّ، لَكُمْ عَليِنّ ألا يُوطْئنَ فُرُشَكُمْ غيرَكم وَلا يُدْخِلْنَ أحَداً تكرَهُونَهُ بيوتَكُمْ، ولا يأتينَ بِفَاحِشَة فإن فعلن فإن الله قد أذن لكم أن تهجروهن في المضاجع وتضربوهن ضربا غير مبرح فإن انتهين فلهن رزقهن وكسوتهن بالمعروف واستوصوا بالنساء خيرا ، فإنهن عندكم عوان لا يملكن لأنفسهن شيئا ، وإنكم إنما أخذتموهن بأمانة الله واستحللتم فروجهن بكلمات الله فاعقلوا أيها الناس قولي ،
أَيهَا النّاسُ، إنّما المُؤمِنُونَ إخْوةٌ ، فَلاَ يَحِلُّ لامْرِىءٍ مَالُ أَخيهِ إلاّ عَنْ طيبِ نفْسٍ منهُ، أَلاَ هَلْ بلّغْتُ، اللّهُم اشْهَدْ، فلا تَرْجِعُنّ بَعْدِي كُفاراً يَضرِبُ بَعْضُكُمْ رقابَ بَعْض فَإنّي قَدْ تَركْتُ فِيكُمْ مَا إنْ أخَذتمْ بِهِ لَمْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ، كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّة نَبيّه ، أَلاَ هَلْ بلّغتُ،
اللّهمّ اشْهَدْ. أيها النّاسُ إن رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وإنّ أَبَاكُمْ واحِدٌ ، كُلكُّمْ لآدمَ وآدمُ من تُراب، إن أَكرمُكُمْ عندَ اللهِ أتْقَاكُمْ وليس لعربيّ فَضْلٌ على عجميّ إلاّ بالتّقْوىَ، أَلاَ هَلْ بلَّغْتُ،
اللّهُمّ اشهد” قَالُوا: نَعَمْ قَال: فلْيُبَلِّغِ الشاهدُ الغائبَ والسلامُ عليكم ورحمة الله!
Artinya;
“Wahai Ummat Manusia, perhatikanlah dengan teliti kata-kataku ini, Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi aku bertemu dengan kamu sekalian.
Saudara-saudaraku, ketahuilah, darah kamu, harta kamu dan apa apapun yang engkau miliki adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan.
Dan pasti kamu akan menghadap Tuhan, pada waktu itulah kamu dimintai pertanggung -jawaban atas segala perbuatanmu. Ya, sungguh aku telah menyampaikan ini.
Siapa yang telah diberi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.
Dan semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allaah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba Pamanku Abbaas Bin Abdul-Muttalib semua sudah tidak berlaku.
Semua tuntutan darah selama masa Jahiliah tidak berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah darah Ibnu Rabi’a Bin Al-Haarith Bin ‘Abdul Muttalib.
Kemudian, daripada itu saudara-saudaraku. Hari ini, nafsu Setan yang meminta minta dipuja puji di negeri ini sudah putus buat selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turuti Setan walau pun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan membuat Setan senang.
Oleh karena itu jagalah dan peliharalah agamamu ini baik-baik.
Saudara-saudaraku,
Menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu, orang-orang yang kufur itu tersesat. Pada satu tahun mereka langgar dan pada tahun lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan.
Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allaah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.
Zaman itu berputar sejak Allaah menciptakan Langit dan Bumi ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada duabelas bulan, empat bulan di antaranya ialah bulan suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab itu antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban.
Kemudian daripada itu, Saudara-saudaraku, Sebagaimana kamu mempunyai hak atas istri kamu, juga isterimu sama mempunyai hak atas kamu.
Hak kamu atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai masuk ke rumahmu, menginjakkan kakinya di atas lantai rumahmu, dan jangan sampai mereka secara jelas membawa perbuatan keji.
Kalau sampai mereka melakukan itu, Tuhan mengizinkan kamu pisah tempat tidur dengan mereka, dan boleh memukul mereka dengan pukulan yang tidak sampai menyakitkannya.
Bila mereka sudah tidak melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan sopan-santun.
Berlaku baiklah terhadap istri kamu, mereka itu adalah teman hidup yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka.
Kamu mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan mereka dihalalkan buat kamu dengan atas nama Tuhan.
Perhatikanlah baik baik kata-kataku ini.
Saudara-saudaraku sekalian, sungguh Aku sudah menyampaikan ini.
Ada masalah yang sudah jelas kutinggalkan ditangan kamu sekalian, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya, yaitu; Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Wahai Umat Manusia, dengarkan baik baik kata-kataku ini, dan perhatikan!
Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara buat Muslim yang lain, dan kaum Muslimin semua bersaudara.
Setiap orang tidak dibenarkan mengambil sesuatu dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya.
Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.
“Yaa Allaah, sungguh aku sudah kusampaikan. Dan tolong sampaikan ini semua kepada mereka yang tidak hadir di sini hari ini”.
Catatan
Demikian Khutbah Rasuulullaah SAW.
Sementara Rasuulullaah SAW menyampaikan Khutbahnya ini, Rabii’ah mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak memperhatikannya dengan penuh kesadaran.
Nabi juga menugaskan Rabii’ah RA supaya menanyai mereka misalnya:
Rasuulullaah SAW bertanya;
“Hari apakah ini?” Mereka menjawab:
“Hari Haji Akbar”.
Nabi berkata lagi: “Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan.”
Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu, Rasuulullaah berkata lagi: “Yaa Allaah! Sudahkah kusampaikan?!” Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: “Ya!”
Lalu Nabi berkata: “Yaa Allaah, saksikanlah ini!”
Selesai Rasuulullaah SAW menyampaikan Khutbah terakhirnya itu, Rasuulullaah turun dari untanya yang bernama Al-Qashwa.
Rasuulullaah SAW masih berada di tempat itu sampai waktu Sholat Ashar.
Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharaat.
Pada waktu itulah Rasuulullaah SAW membacakan Firman Allaah SWT kepada Ummatnya, yaitu Surah Al-Maaidah, surah ke 5, ayat 3, halaman 107). Satu ayat tapi agak panjang berisi pesan pesan Allaah SWT yang harus ditunaikan.
Saat mendengarkan ayat itu, Sahabat Abu Bakar RA menangis dan dia merasa ini isyarat bahwa Risalah Nabi Muhammad SAW sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Rasuulullaah SAW menghadap Allaah SWT.
Pointers penting dari Pidato terakhir Rasuulullaah di atas adalah:
– setiap orang pasti meninggal, maka bersiap siaplah.
– jaga amanah.
– jangan pernah merugikan orang lain.
– Sesama Muslim adalah bersaudara, maka bersatulah.
– jangan berselingkuh.
– jaga dan berlaku sayang pada isteri. Isteri adalah titipan Allaah.
– Isteri yang berselingkuh segera ceraikan.
– Jangan pernah mengambil milik orang tanpa izin, ini berat hukumannya.
– Jika ada yang butuh pinjaman, bantulah, tetapi jangan memberatkan saat mengembalikannya, apa lagi sampai mencekiknya. Hukumannya amat berat.
– Selalu santun, jangan angkuh.
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Abdul Hamid Husain Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah