Hikmah Abdul Hamid Husain
Sungguh Allaah SWT Maha Penyabar dan Maha Pemberi sifat sabar الصبور
Sifat Sabar Nya Allaah tercantum sebagai salah satu dari 99 Asmaul Husna yang dimiliki Allaah SWT.
Namun, jika mayoritas orang sudah terang terangan melanggar aturan Allaah, kemaksiatan dilakukan secara berjamaah, kemungkaran meraja lela, seks bebas, pamer aurat, pemimpin yang angkuh dan berlumuran dengan kebohongan dan kezoliman, maka Allaah SWT memberi warning beberapa kali agar tidak tambah jauh dari Tuhan, dan tidak tambah sesat.
Dan apabila masih juga tidak sadar dan tetap pada kemungkaran dan pamer kemaksiatan, kebohongan, keangkuhan dan kezoliman dan orang orang baiknya diam menyaksikan, maka Allaah akan hancurkan mereka sebelum datang Hari Kiamat.
Allaah SWT Berfirman di Surah Al-Israa’ 17 ayat 58 :
“Dan tidak ada suatu negeri pun yang durhaka penduduknya, melainkan Kami membinasakannya sebelum Hari Kiamat atau Kami siksa penduduknya, dengan siksa yang sangat sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab di Lauhil Fahfuudz” ;
وان من قرية الا نحن مهلكوها قبل يوم القيامة اومعذبوها عذابا شديدا كان ذلك فى الكتاب المستور. (الاسراء ١٧ الاية ٥٨).
Akan muncul Pemimpin yang dungu dan kekanak-kanakan. Rasulullaah SAW memerintahkan Ummatnya untuk selalu berdoa memohon perlindungan dari Pemimpin yang bodoh:
تعوَّذَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وآلِه وسلَّمَ من إمارةِ السُّفَهاء
(رواه ابن حبان والطبرانى)
Artinya:
“Rasuulullaah SAW meminta perlindungan – kepada Allaah Subhanahu wa Ta’ala dari kepemimpinan orang-orang bodoh.”
(Hadits Sahih Riwayah Ibnu Hibban & At-Tabrani).
Pun Rasuulullaah mengajarkan doa nya;
اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ إِمَارةِ الصِّبْيَانِ وَالسُّفَهَاءِ.
(رواه البخارى)
“Yaa Allaah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari).
Di satu sisi ini adalah Doa. Di sisi lain ada pelajaran besar yang harus kita renungkan. Karena itu, kita perlu berlindung darinya. Pelajaran apakah itu?
Bahwa yang menjadi pemimpin bagi suatu kelompok, wilayah atau bangsa tidaklah pasti orang yang mumpuni dan memiliki kedewasaan berpikir. Tapi bisa saja muncul Pemimpin orang orang yang dungu, bodoh dan berwatak kekanak kanakan. Inilah yang dikhawatirkan oleh Rasuulullaah SAW.
Catatan
1. Kini, kita sudah menyaksikan banyak negara dan bangsanya hancur porak poranda, akibat dari kemaksiatan dan kezoliman yang terang terangan mereka lakukan setelah diperingatkan berkali kali dengan musibah namun tak juga sadar.
2. Peringatan Allaah itu terkadang berupa gempa, taifun, wabah pendemi virus dll.
3. Sangat mungkin yang menjadi Pemimpin adalah yang bersifat kekanak- kanakan, tidak pula matang pikiran maupun pribadinya, meskipun usianya sudah cukup tua.
Sebagaimana sangat mungkin pula seseorang yang tidak memiliki kapasitas sebagai Pemimpin, dan tidak mampu pula mengambil kebijakan sendiri secara matang dan membawa maslahat, ceroboh dalam bertindak, tetapi mengelak dari tanggung-jawab atas berbagai keputusannya yang salah.
Ini terjadi ketika sifat kekanak-kanakan dan kebodohan berkumpul menjadi satu pada diri seorang Pemimpin. Karena itu kita memohon dijauhkan dari yang pemimpin yang seperti itu.
Tetapi tak setiap kecerobohan yang menyengsarakan lahir dari kebodohan.
4. Sungguh sangat besar keburukan pemimpin yang zolim dan berakhlak buruk, terlebih jika ia pandai memoles dirinya sehingga tampak baik.
Banyak fitnah yang dapat terjadi, banyak kerusakan yang dapat ditimbulkan dari berkuasanya pemimpin zolim.
Kita berdo’a dengan sungguh-sungguh kepada Allah ‘Azza wa Jalla:
اللَّهُمَّ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
“Yaa Allaah, jangan Engkau serahkan kepemimpinan bangsa kami kepada orang yang tidak mengasihi kami.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam AtTirmidzi).
5. Pada saat yang sama, sepatutnya kita menelisik diri sendiri apakah ada kezaliman dalam diri kita ataukah tidak. Kita juga perlu berbenah memperbaiki diri dan orang-orang terdekat dengan kita agar mereka menjauhi perbuatan zalim. Sebab, jika kita mencermati Al-Qur’an dan hadis, maka kita dapati betapa pemimpin yang zalim itu hadir sebagai azab bagi kaum yang banyak berbuat zolim.
Al Amru bil ma’ruf dan nahyul munkar nyaris mati, meskipun pengajian masih semarak.
Allaah SWT Berfirman:
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Demikianlah Kami jadikan sebagian orang zolim menjadi Penguasa bagi sebagian orang zolim lainnya disebabkan dosa yang mereka lakukan.”
(QS. Al-An’am, ayat 129).
Al Imam Abu ‘Abdullah Muhammad Bin Ahmad Bin Abu Bakr Al-Anshari Al-Qurthubi, mufassir sekaligus ahli hadits asal Cordoba, Spanyol menuturkan bahwa ayat tersebut merupakan ancaman bagi orang-orang yang zolim.
Apa ancamannya? Selama mereka tidak menghentikan kezolimannya, maka Allaah akan tunjuk orang zolim lainnya yang akan menindas mereka.
Ada kaum yang berbuat zolim, membiarkan kezoliman, dan menganggap perbuatan zolim sebagai hak atau hal yang biasa, lalu Allaah SWT Membiarkan musibah menimpa mereka berupa berkuasanya orang yang lebih zolim.
Begitu banyak yang berbuat zolim, dan akibatnya turut menimpa yang tidak melakukan kezoliman.
Kezoliman terbesar ialah ketika seorang Pemimpin menyesatkan orang-orang yang dipimpinnya demi melanggengkan kekuasaan. Diciptakanlah kesesatan oleh dirinya sendiri atau dengan bantuan orang lain.
Rasuulullaah SAW bersabda:
إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
“Sungguh, yang aku takutkan atas Ummatku adalah para pemimpin yang menyesatkan.”
(HR. Abu Dawud, AtTirmidzi, Ahmad dan Ad Darimi).
Inilah hal yang meresahkan, terlebih ketika Agama tampak semakin asing, meskipun pengajian kelihatan semarak.
Inilah hal yang merisaukan, terlebih ketika kemungkaran dianggap sebagai hak azasi dan bahkan kemuliaan. Amat dekat perbuatan-perbuatan zolim itu dengan kehidupan sehari-hari, sehingga hadirnya Pemimpin yang zolim bukanlah hal yang mustahil.
Maka rajinlah berDo’a, memohon kepada Allaah SWT agar para Pemimpin, suka atau tidak kepadanya:
– Jika dia orang yang buruk, semoga Allaah SWT Merubah menjadi baik.
– Jika dia baik, semoga ia tidak dikelilingi oleh para pembatu yang buruk maupun teman yang merusak:
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
و زمان.
“Yaa Allaah, jadikanlah Pemimpin kami orang orang yang baik. Berikanlah Taufik kepada mereka untuk melaksanakan yang terbaik bagi diri mereka, bagi Islam dan kaum muslimin. Yaa Allaah, tolonglah mereka menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau Perintahkan, yaa Allaah, Tuhan Semesta Alam.
Yaa Allaah, jauhkanlah mereka dari para Pembantu dekat yang buruk dan teman yang merusak. Dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasehat yang baik kepada mereka, wahai Tuhan Semesta Alam.
Yaa Allaah, jadikanlah pemimpin Ummat Muslim orang orang yang baik, dimana dan kapan pun mereka berada.”
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Abdul Hamid Husain, Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah