Hasman Usman, Sang Advokat Pemburu Keadilan “Officium Nobile”

0
151
- Advertisement -

PINISI.co.id- Sosok berbaju loreng dan bersepatu laras, mondar mandir di depan rumah. Mobil truk pengangkut logistik dengan tampilan yang sangar, sudah menjadi pemandangan yang biasa. Letusan senjata, sudah menjadi irama yang akrab di telinga. Begitulah gambaran kehidupan saya sebagai anak seorang tentara. Tinggal di barak militer, sejak lahir hingga tumbuh menjadi remaja.

Ayah yang berprofesi sebagai tentara aktif, tentu ingin anaknya melanjutkan jejak karirnya. Lulus dari SMA, saya sempat mendaftar untuk menjadi barisan militer, namun ternyata garis takdir menunjukkan arah yang berbeda. “Saya memilih jalan yang sedikit berbeda. Melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar.

Meskipun saya tidak di jalur militer, tetapi saya merasa berada pada frekuensi yang sama dengan ayah. Sama-sama menjadi penegak hukum. Beliau menjaga tegaknya hukum dan kedaulatan negeri sebagai tentara, saya menjaga hukum sebagai advokat” kenang Kandidat Doktor Hukum Haji Hasman Usman,S.H.M.H. kepada Tokoh Literasi dan Penulis Nasional Bachtiar Adnan Kusuma dalam berbagai kesempatan di Makassar dan Jakarta.

Menurut Hasman Usman, dunia advokat adalah dunia yang penuh warna. Ada banyak cerita yang ia temukan semenjak menjadi advokat. Mulai dari cerita saat magang, mengumpulkan pengalaman. Sampai dengan cerita ketika berjuang mendirikan organisasi profesi yang menghimpun para advokat.

Dunia advokat adalah dunia yang penuh pertarungan. Di dalamnya ada pertarungan antara yang benar dan salah. Pertarungan idealisme dan keprakmatisan. Tetap berpegang teguh pada idealisme ataukah berkompromi untuk keuntungan materi.

- Advertisement -

“Bertarung di pengadilan memang berat, tetapi lebih berat lagi pertarungan dengan diri sendiri. Mempertahankan idealisme agar tetap tegak di jalan yang benar” cerita Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang PERADI Makassar ini.

Dunia advokat, dunia yang penuh dengan warna dan pertarungan, maka berpegang teguh pada etika menjadi suatu kewajiban. “Etika ibarat tongkat, tempat seorang advokat berpegang teguh saat terjadi goncangan. Dia harus berpegang erat-erat, biar tidak jatuh terjerembab. Etika juga ibarat Kompas, menjadi penunjuk arah saat sang advokat mulai melenceng dari jalur yang sebenarnya” kata Hasman Usman.

Etika tidak sekadar berbicara tentang sesuatu yang benar dan salah, urai Hasman Usman, tetapi lebih dari itu. Etika juga membahas tentang mana yang pantas dan tidak pantas. Misalnya, kata Hasman Usman seorang advokat yang menjanjikan kemenangan di persidangan kepada kliennya. Mungkin itu bisa-bisa saja. Namun dalam pandangan etika, itu adalah perkara yang melanggar etik.

Karena itua, keadilan telah digambarkan dalam sosok Dewi Themis. Seorang wanita dengan mata tertutup dan timbangan seimbang yang digenggamnya. Mata tertutup ada simbol obyektivitas, tidak berpihak kecuali pada yang benar. Namun simbolisasi Dewi Themis itu, telah ternodai. Hari ini, keadilan telah menjadi barang mahal, juga langka.

Jika keadilan itu laksana pisau, maka saksikanlah, pisau keadilan begitu tajam ke bawah untuk rakyat jelata. Tetapi sangat tumpul ke atas bagi mereka yang punya harta dan kuasa. Juga tak berdaya ke kiri dan kanan, karena ada rekan yang harus dilindungi.

Buku Hasman Usman, “Pemburu Keadilan, Catatan Seorang Advokat” ini hadir untuk memberikan harapan tentang keadilan. Bagaimanapun keadilan akan ditampakkan oleh Yang Maha Adil. Maka perjalanan untuk menjadi pembela keadilan, selalu menarik untuk diikuti.

Buku ini berusaha merekam, jejak langkah Hasman Usman dari seorang anak tentara yang lahir di barak militer, hingga memilih mendedikasikan diri sebagai advokat. Banyak konflik yang dihadapinya. Tidak sedikit aral yang melintang, mencoba memalingkannya dari garis keadilan yang lurus.

Termasuk bagaimana seorang Hasman Usman meletakkan profesi advokat sebagai pejuang kepentingan publik. Dan pada saat yang sama juga sebagai salah satu bisnis yang merupakan mata air rezeki untuknya. Semuanya diulas di dalam buku ini. (Man)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here