PINISI.co.id- Ketum FORSIMEMA-RI Syamsul Bahri mengapresiasi kinerja Tim Siber Kejaksaan Agung atas penyidikan Ronald Tanur dan kasus mega 1 triliiun yang dilakukan oleh hakim ZR bersama Eksekutif Produser Film Sang Pengadil.
Kasus OTT tiga Hakim Agung oleh KPK belum lama usai, kali ini dikejutkan lagi dengan kasus 1 T yang dilakukan oleh ZR, mantan Kabadiklat MA. Kasus ini merupakan tamparan keras bagi lembaga MA dan sangat memalukan buat hakim yang berkinerja bagus.
Ketua Mahkamah Agung baru saja dilantik, dan perjuangan IKAHI yang mendorong perbaikan kesejahteraan hakim, malah dirusak oleh mantan pejabat MA sendiri yang mencederai komitmen MA dalam penegakan hukum.
“Kejadian ini membuat ketidakpercayaan publik terhadap aparatus hukum,” kata Syamsul.
Menurut Syamsul, dibutuhkan sikap tegas MA untuk membenahi tata kelola di internal di MA. Termasuk pensiunan hakim MA yang mencemari institusi hukum.
“MA harus melakukan penambahan program sistem kerja IT agar pengawasan kepada hakim dan mantan hakim idak terjerat jaringan makelar kasus,” kata Syamsul.
Selain itu, perlu pengawasan super ketat lagi terhadap ASN dan hakim dari hasil monitoring CCTV setiap ruang kerja bisa dijadikan evaluasi setiap triwulanan oleh para pimpinan tertinggi dan jika perlu pengawasan lewat ponsel dengan cara memasukan nomor telepon seluler dan identitas kerja para hakim ke sistem digital.
Karena, menurut Syamsul, dengan memonitoring kinerja ASN dan hakim di lingkungan kerja Mahkamah Agung ,adalah bentuk pengawasan kinerja personal ASN.
Ditambahkan, Humas MA juga harus lebih kreatif, dan tidak bergantung dengan anggaran MA saja. Juga pandai merangkul semua elemen sesuai tupoksi Humas. “Merangkul serta membangun sinergi melalui program kerja ke media tanpa diskriminasi.
“Sebagaimana disampaikan Pak Suharto, Wakil Ketua MA Non Yudisial fungsi Humas mensosialisasikan dan media mengedukasi semua produk hukum peradilan,” imbuh Syamsul. (Man)