PINISI.co.id- Presiden Prabowo Subianto langsung tancap gas setelah dilantik menjadi Presiden ke-8 RI pada tanggal 20 Oktober 2024 dengan bantuan kabinet merah putih yang terdiri dari 48 Kementerian dan 56 Wakil Menteri tentu dirasa gemuk sepanjang sejarah.Namun demikian kabinet bentukan Presiden Prabowo untuk mempercepat eskalasi pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat indonesia menuju kemandirian pangan ,energi dan teknologi.
Menurut Liem Liliany Lontoh kalau dilihat kabinet merah putih bentukan Presiden Prabowo selain dari parpol, teknokrat/profesional, akademisi, kaum perempuan masuk didalam kabinet tak kalah menariknya juga figur artis dan seniman juga masuk didalamnya, tentu yang dipilih figur seniman yang memiliki integritas yang tinggi, kompeten serta wawasan yang luas dalam menangani persoalan-persoalan sesuai bidang masing-masing, bidang seni juga harus mendapat perhatian pemerintah agar para seniman Indonesia lebih kuat dalam berekspresi dan menghasilkan karya-karya yang spektakuler.
“Perempuan juga memiliki hak yang setara dalam hal apapun, karena pada dasarnya untuk mencapai suatu posisi tertentu, seseorang dinilai dari kecakapannya, pendidikannya, wawasan pengetahuan, emosional, integritas dan komitmennya, jadi tidak dilihat dari unsur gender saja,”ujar Liem Liliany Lontoh, S.Pd, S.E, M.Ag dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) kepada media, di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Keterwakilan perempuan di kabinet Presiden Prabowo tambah Liliany dapat mewakilkan suara perempuan dan kelompok rentan.
“Perempuan mempunyai sensivitas yang tinggi sehingga bisa menciptakan kebijakan yang memprioritaskan isu-isu bermanfaat, komprehensif, dan inklusif bagi kelompok rentan, termasuk Perempuan itu sendiri,”terangnya.
Disinggung retrat yang dijalani para menteri selama empat hari di Akmil Magelang Dikatakan Liliany diharapkan dalam pembekalan tersebut pembantu presiden nantinya bisa bekerja sama dan berkolaborasi untuk bekerja cepat dan terorganisir dengan baik tentu dengan output maksimal sesuai visi misi Presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
“Dengan adanya pembekalan selama empat hari di Akmil Magelang tentunya bisa lebih memperkuat kinerja masing-masing peserta, disiplin dalam tugas, mempunyai jiwa patriotik cinta Tanah Air yang besar dan tentunya ada persamaan visi sehingga kabinet ini lebih kompak dengan satu komando,”urainya.
Lebih lanjut Liem Liliany Lontoh juga menyebut dengan kepercayaan publik ekspektasi masyarakat mencapai 85 persen terhadap Presiden Prabowo Subianto artinya masyarakat sangat berharapan atas visi misi dan janji kampanye bisa diwujudkan namun jika tidak terbukti resistensi masyarakat juga tinggi.
“Harapan kami seperti apa yang telah kami dengar pada pidato pertama Presiden Prabowo dapat menjadi kenyataan,”tegasnya.
Masih menurut Liliany sumpah Presiden yang diucapkan untuk mempertahankan Undang-Undang Dasar 1945, untuk menjalankan semua undang-undang dan peraturan yang berlaku untuk berbakti pada negara dan bangsa.
“Sumpah tersebut akan dijalankan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab dan semua kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami. Kami akan menjalankan kepemimpinan pemerintah Republik Indonesia, kepemimpinan negara dan bangsa Indonesia dengan tulus, dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilih kami. Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala golongan, apalagi kepentingan pribadi kami,”urainya.
Dikatakan Liem Liliany tantangan, rintangan hambatan, dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah dinamika dan pergulatan dunia tidak ringan. Saya selalu mengajak saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air untuk menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut rintangan, bangsa yang tidak takut ancaman.
“Di dalam pidatonya Presiden menyinggung berbagai hal, mulai dari potensi ancaman dan tantangan ke depan bagi Indonesia, upaya memerangi korupsi, memperhatikan nasib rakyat kecil, mengajak konsolidasi seluruh komponen bangsa buat bersama-sama mewujudkan cita-cita Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, menjadi bangsa yang kuat, merdeka, berdaulat, adil dan makmur serta dapat menjaga konstitusi dan demokrasi,” tandasnya.(Han)