Nabi Muhammad SAW Sejak Kecil Bukan Pengangguran

0
599
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Dalam berbagai Kitab Siirah Nabawiyyah ditegaskan bahwa sejak usia 8 tahun Muhammad SAW sudah mulai diajak oleh pamannya Abu Thalib ikut berniaga, berbisnis, bahkan pernah ikut ke Habasyah di Afrika dan Syam.
Jadi, Nabi Muammad SAW itu bukan laki laki pengangguran.

Sangat tidak pantas dan sangat amat disayangkan, jika ada orang yang menuduh Nabi Muhammad adalah seorang pengangguran yang tidak punya harta, dan mencari janda kaya untuk dinikahi. Na’uudzu billaah min dzaalikal itihaamil basya’ah. Tuduhan yang sangat keji.

Segeralah bertaubat; perbanyak istighfar, bersedekah, shalat Taubah dan Tilawah Al Quran.

Inilah kisah nyata, true story Nabi Muhammad SAW yang sejak kecil bukanlah seorang penganggur, tetapi sejak usia 8 tahun sudah bekerja keras hingga wafat, bahkan tidur hanya berkisar 4 jam saja, begitu rajinnya bekerja dan beribadah.

Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 570 atau 571 M.

- Advertisement -

Nama Tahun Gajah berasal dari serbuan pasukan gajah yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Najasyi dari Habasyah di Yaman, bernama Abrahah Bin Shabaah. Pasukan tersebut ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah sekitar 50 hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, namun gagal karena pasukan ini dihancurkan oleh Allaaah SWT dengan mengirim Pasukan Burung Ababil dengan hujanan batu-batu berapi yang menghancurkan mereka:
Allaah SWT berfirman,

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ ٥ سورة الفيل.

Arti:
“Allaah mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong- bondong melempari mereka dengan batu dari Sijjiil yang dibakar, sehingga menjadikan mereka seperti daun-daun berlubang lubang yang dimakan ulat.”
(QS Al Fiil, surah ke 105, halaman 601)

2. Nabi Muhammad SAW lahir sebagai yatim. Karena ayahnya, Abdullah Bin Abdul Muthalib, meninggal ketika beliau masih dalam kandungan Ibunya, Aaminah Binti Waheb.

3. Di usia kecil, Nabi Muhammad SAW mengalami kejadian luar biasa, saat masih tinggal bersama ibu susunya Halimah. Ketika Muhammad SAW dan anak kandung Halimah bernama Abdullah, sedang mengembala kambing, tiba-tiba dua Malaikat mendekatinya, membawa Muhammad SAW agak jauh dari tempat mengembala, lalu membelah dadanya dan membersihkan hatinya.

Abdullah tergopoh-gopoh menangis, menceritakan kepada Ibunya Halimah bahwa Muhammad SAW ditangkap oleh dua orang berpakaian putih membaringkannya dan membelah perutnya.

4. Saat Muhammad SAW berusia 6 tahun, ibu kandungnya bernama Aminah wafat. Sehingga, beliau menjadi yatim piatu. Menurut riwayah Ibnu Abbas, Ibunda Muhammad SAW Aminah wafat dalam perjalanan pulang ke Makkah dari Yatsrib (Madinah dekarang) setelah mengunjungi Paman-pamannya dari Bani Adi Bin An-Najjer di Madinah, tempat ayahnya dimakamkan.

5. Setelah menjadi yatim piatu, Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya bernama Abdul Muthalib selama dua tahunan. Dan Abdul Muthalib juga wafat. Sepeninggal kakeknya Abdul Muthalib, Muhammad SAW pindah diasuh oleh pamannya bernama Abu Thalib.

Bersama pamannya, beliau belajar ketekunan dan kerja keras, bahkan ikut berdagang keluar dari Makkah.

6. Pada usia 25 tahun, Muhammad SAW menikah dengan pengusaha kaya raya bernama Khadijah Binti Khuwailid Bin Asad. Khadijah RA adalah janda, wanita bijaksana, cerdas, mulia dan dihormati, bahkan ada riwayah mengatakan diperkirakan 2/3 properti yang ada di Makkah adalah milik Khadijah RA.

Menurut Ibnu Hisyam, mahar pernikahan mereka berupa 20 ekor unta betina muda. Khadijah RA adalah isteri pertama Rasuulullaah SAW dan beliau tidak menikah lagi sampai Khadijah wafat.

7. Pada usia 40 tahun, Muhammad SAW melakukan uzlah, menyendiri untuk tafakkur di Gua Hira. Dalam kesendirian tersebut, Malaikat Jibril AS datang Menyampaikan Wahyu pertama. Ini terjadi pada 17 Ramadhan.

Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah Surah Al ‘Alaq, ayat 1-5.

8. Setelah Menerima Wahyu pertama itu, Rasuulullaah SAW berdakwah secara sembunyi sembunyi di Makkah selama tiga tahun, mengajak orang-orang terdekat untuk memeluk Islam. Golongan pertama yang memeluk Islam adalah:
– Khadijah Binti Khuwailid,
– Zaid Bin Haritsah,
– Ali Bin Abi Thalib,
– Abu Bakar As-Siddiq,
yang kemudian mereka semua dikenal sebagai “As-Saabiquunal Awwaluun” yang artinya “Generasi Awal Yang Terdahulu”.

9. Kemudian, Rasuulullaah SAW Diperintahkan berdakwah secara terang-terangan. Beliau memulailah berdakwah kepada Bani Hasyim di Bukit Shafa.

Kaum Kafir Quraisy dengan keras menolak Dakwah beliau, mengejek, menghina, dan menyebut beliau orang gila. Orang orang yang sudah menjadi Muslim juga mendapat tekanan, serangan dari Kafir Quraisy.

10. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj:
Pada akhir masa Dakwah di Makkah, Rasuulullaah SAW melakukan perjalanan spiritual bersama Malaikat Jibril dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian ke Sidratul Muntaha.

Peristiwa ini dikenal sebagai Isra’ dan Mi’raj. Pada saat inilah Rasuulullaah SAW menerima perintah kewajiban Sholat lima waktu.

11. Hijrah ke Madinah:
Melihat situasi yang semakin tidak aman, tidak kondusif, maka Rasulullaah SAW memutuskan untuk Hijrah atas perintah Allaah SWT.

Hijrah pertama Ummat Muslim ke Habasyah, dan kemudian dalam jumlah besar ke Madinah pada Jumat, 12 Rabiul Awal 1 H atau 622 M.

Ada juga yang berpendapat bahwa peristiwa ini terjadi pada 2 Rabiul Awal.

12. Dakwah di Madinah selama 10 Tahun: Di Madinah, Rasuulullaah SAW berdakwah selama 10 tahun dengan strategi berbeda. Beliau membangun masjid sebagai pusat dakwah, membuat perjanjian dengan kaum Yahudi, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar, serta membangun ekonomi rakyat dengan mendirikan pasar.

13. Melakukan Haji Wada pada 10 Hijriah:
Rasuulullaah SAW melaksanakan haji pertama dan terakhir yang dikenal sebagai Haji Wada pada tahun 10 H. Disinilah Beliau menyampaikan Khutbah terakhirnya.

14. Sakit Menjelang Wafat:
Rasuulullaah SAW jatuh sakit tak lama setelah kembali dari Haji Wada.

Lima hari menjelang wafat, beliau memberikan wasiat kepada umat Islam.

15. Wafat pada usia 63 Tahun:
Pada usia 63 tahun, Nabi Muhammad SAW Wafat dipangkuan isterinya, Sayyidah Aisyah.

Menurut Tarikh Khulafa karya Imam As-Suyuthi, beliau Wafat 12 Rabiul Awal tahun 11 H. Ada juga pendapat menyebut tahun wafatnya adalah 10 H. Namun hari, tanggal dan bulan meninggalnya sama dengan hari tanggal dan bulan kelahirannya.

Catatan
1. Allaah SWT berfirman bahwa Rasuulullaah SAW itu adalah contoh yang paling Ideal:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا.
(الاحزاب ٣٣ الاية ٢١)

Arti;
“Sungguh, telah ada pada diri Rasuulullaah itu suri teladan yang sempurna bagi orang yang mengharap Rahmat Allaah dan kedatangan Hari Kiamat dan banyak mengingat Allaah”.
(QS Al-Ahzab. surah ke 33, ayat 21, halaman 420)

2. Rasuulullaah SAW adalah pekerja keras dan tekun beribadah sampai sampai tidur hanya sekitar 4 jam saja. Bukan pengangguran bukan pula pemalas.

3. Rasuulullaah SAW memiliki jam tidur yang relatif singkat. Dalam mencukupi kebutuhan tidur, selain memanfaatkan waktu malam untuk istirahat, Rasuulullaah SAW menggunakan waktu siang untuk melakukan Qaylulah yaitu tidur siang sebentar.

Hal tersebut telah menjadi kebiasaan Rasuulullaah SAW yang tidur sejenak di waktu siang atau menjelang waktu Zuhur atau setelah Zuhur untuk menutupi kekurangan waktu tidur di malam hari.

4. Kegiatan Rasuulullaah SAW di malam hari adalah beribadah. Bermunajat kepada Allaah SWT baik dalam bentuk ibadah Sholat Tahajud, berzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur’an.

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam beberapa Hadits di dalam Kitab Sahih Al Bukhari dari Abu Kuraib menuturkan bahwa Rasuulullaah SAW tidak suka tidur sebelum Isya dan tidak juga berbincang bincang setelahnya:

عَنْ أَبي بَرْزَةَ أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النوم قبل الْعِشَاءِ وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا
Arti:
“Dari Abu Barzah: Bahwa Rasuulullaah SAW tidak menyukai tidur sebelum Sholat Isya dan tidak juga suka berbincang-bincang setelah Isya.”

5. Saat tidur, Rasuulullaah SAW memiringkan posisi badannya ke sisi kanan. Nagian kanan dibawah, dan kiri di atas.

Rasuulullaah SAW Bersabda:
“Jika kalian hendak tidur di pembaringan, berwudhulah seperti Wudhu untuk Sholat, Kemudian berbaringlah dengan posisi lambung kananmu dibawah.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Bukhari dan Muslim)

Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

Penulis alumnus Ummul Qura University, Makkah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here