PINISI.co.id, Jakarta — Menurut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Dr. Mansur, hingga saat ini terdapat 1.300 warga KKSS, terdiri dari perempuan dan anak-anak yang mengungsi ke kota Jayapura. Mereka masih trauma akibat serangan membabibuta dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Wamena, Papua.
“Warga KKSS sementara menunggu pemulihan di Wamena yang dilanda kerusuhan pada 23 September 2019 lalu. Sampai hari ini warga KKSS yang tewas sudah 34 orang,” kata Mansur kepada PINISI.co.id.
Namun, sebenarnya, kata Mansur, warga KKSS yang meninggal lebih dari jumlah itu, sebab ada yang dibuang di sungai dan mereka dibunuh secara biadab,” tambah Mansur dengan suara tercekat.
Terkait penduduk yang mengungsi, secara keseluruhan sebanyak 2.000 warga pendatang telah meninggalkan Wamena dan ada 7.000 warga yang mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura menggunakan pesawat Hercules TNI AU, sebagaimana dilaporkan Kompas (29/9/2019).
“Kota Wamena belum pulih, termasuk aktivitas masyarakat dan layanan publik. Kaum bapak-bapak masih bertahan di Wamena untuk menjaga rumah berikut hartanya. Adapun warga KKSS ditampung di asrama Lanud 751 serta di rumah Tongkonang milik warga Toraja. Banyak juga warga yang ditampung di rumah keluarganya di Jayapura sambil menunggu situasi aman,” imbuh Mansur.
Di pengungsian, kata Mansur, warga sangat membutuhkan sembako, pakaian layak khususnya buat anak-anak dan bayi, serta perangkat buat tidur seperti selimut, handuk dan kasur.
Tadi malam (28/9/2019) pengurus KKSS Papua mengunjungi 300 warga KKSS asal Toraja yang mengungsi di rumah Tongkonan Jayapura. “Kami mohon semua para pengurus KKSS di seluruh Indonesia untuk membantu warga KKSS di Wamena,” harap Mansur.
Badan Pengurus Pusat (BPP-KKSS) sendiri sampai tadi pagi berhasil menghimpun dana dari sejumlah warganya sebesar Rp 54.000.000 untuk kemudian disumbangkan ke Papua.
“Kami prihatian dan turut berduka atas meninggalnya warga KKSS dan mengutuk keras atas kejadian di Wamena,” kata Ketua Umum KKSS Sattar Taba. (Daeng Lippo)