Hikmah Abdul Hamid Husain
Untuk mencapai kualitas sholat yang standar dan baik, sampai-sampai Rasuulullaah SAW menyuruh seseorang yang sedang sholat agar mengulangi sampai tiga kali. Hal ini krena ia tidak meluruskan kedua telapak kaki dan jari jarinya lurus menghadap ke arah kiblat.
Karena itu Rasuulullaah SAW perintahkan mengulangi sholat sampai 3 kali:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَرَدَّ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم عَلَيْهِ السَّلاَمَ فَقَالَ « ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ » فَصَلَّى ، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ « ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ » . ثَلاَثًا . فَقَالَ وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِى . قَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَتِكَ كُلِّهَا
(رواه البخارى و مسلم)
Arti:
Abu Hurairah RA menuturkan bahwa; ketika Rasuulullaah SAW masuk masjid, masuk pula seseorang, dan orang itu melaksanakan sholat.
Setelah selesai sholat, ia datang dan memberi salam kepada Rasuulullaah SAW.
Rasuulullah SAW menjawab salamnya dan bersabda: “Ulangi
sholatmu, karena engkau tidak sholat.”
Lalu ia pun sholat lagi, dan datang lagi memberi salam kepada Rasuulullaah SAW.
Rasuulullaah berkata yang sama seperti sebelumnya, “Ulangilah, karena sungguh engkau tidak sholat.” Sampai diulangi hingga tiga kali.
Orang yang dianggap tidak sholat itu berkata: “Demi Allaah yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak bisa melakukan sholat lebih baik dari itu. Maka, ajarilah aku!”
Maka Rasuulullaah SAW mengajarinya dan bersabda; “Jika engkau sholat, bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Al Quran yang mudah bagimu.
Lalu rukuklah dengan tenang penuh Tumakniinah, kemudian bangkitlah dan ber-iktidallah, lurus saat berdiri. Kemudian sujudlah dengan tenang penuh Tumakniinah. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud dengan tenang penuh Tumakniinah.
Kemudian Sujud kembali dengan tenang penuh Tumakninah. Lakukan seperti itu dalam setiap Sholatmu.” (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al Bukhari, no. 793 dan Muslim, no. 397).
Sholat selama 60 Tahun, tapi tidak diterima:
Rasuulullaah SAW mengingatkan:
عن أبـى هريرة رضـى الله عنـه أن رسول الله ﷺ قال :
إنَّ الرجلَ ليُصلِّـى ستِّينَ سنةً وما تُقبَلُ له صلاةٌ ، لعلـه يتمُّ الركوعَ ، ولا يتمُّ السُّجودَ ، ويتمُّ السجودَ ولا يتــمُّ الركوعَ .
الألباني صحيح الترغيب ٥٢٩
Artinya:
“Sungguh, ada orang yang mengerjakan sholat selama 60 tahun, tetapi tidak diterima, karena ia menyempurnakan rukuknya, tapi tidak menyempurnakan sujudnya, boleh jadi menyempurnakan sujud, tapi tidak pula menyempurnakan Rukuknya” (Hadits Sahih At-Targhiib 529)
Setara dengan pencuri:
Rasuulullaah SAW juga bersabda:
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ قَالَ لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلاَ سُجُودَهَا أَوْ قَالَ لاَ يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
Arti:
“Manusia yang paling buruk adalah orang yang mencuri dari sholat”.
Para Sahabat bertanya: “Bagaimana mencuri dalam holatnya?”
Rasuulullaah SAW menjelaskan;
“Dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya, dan dia tidak meluruskan punggungnya ketika rukuk dan sujud’.
(Hadits Sahih).
Catatan
Ada tiga hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat sholat, yaitu saat berdiri, rukuk dan sujud.
Gerakan yang lain juga penting disempurnakan, namun ke 3 hal tersebut di atas masih banyak yang abai, sehingga kualitas sholat tidak standar dan tidak maksimal, bahkan tidak sah.
Jadi amat penting untuk diperhatikan:
Saat berdiri, kedua kaki diarapatkan, jangan ngangkang. Jarak antara kedua telapak kaki, adalah seukuran panjang telapak kaki.
Dan kedua telapak kaki bersama jari jari nya harus lurus menghadap ke arah Kiblat, jangan ujung kedua telapak kaki mengarah ke kiri dan ke kanan.
Yang banyak terjadi ujung kedua telapak kaki saling menjauh sehingga tidak menghadap ke arah Kiblat.
Saat rukuk jari jari kedua telapak tangan harus direnggangkan sambil menggenggam masing masing lutut kanan dan lutut kiri. Saat sujud jari jari dirapatkan.
Hadits Rasuulullah SAW menjelaskan:
كان النبيّ ﷺ إذا ركعَ فرَّجَ أصابعَه، وإذا سجَدَ ضمَّ أصابعَه.
صحيح الجامع 4733.
“Jika Rasuulullaah SAW rukuk, maka jari jari tangannya direnggangkan.
Jika sujud, jari jari tangannya dirapatkannya”. (Hadits Sahih
Al Jaami’ no. 4733).
Berlama lamalah jika rukuk dan sujud.
Jangan tergesa gesa dalam sholat, baca dan hayati makna semua bacaannya, karena semua bacaan dalam sholat adalah doa.
Saat sholat engkau ditatap Allaah:
Yakini dengan “Haqqul Yaqiin”, bahwa Sholat adalah kebutuhan kita.
Di saat sholat itulah, kita sedang “diterima langsung berjumpa” dengan Allaah SWT untuk meminta, memohon dan curhat, dan engkau sedang ditatap Allaah.
Maka usahakan saat sholat engkau merasa dilihat oleh Allaah SWT.
Inilah jawaban Nabi Muhammad SAW kepada Malaikat Jibril adalah:
أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.
Arti:
“Sembahlah AllaahTuhanmu seakan-akan engkau melihat-Nya, meski engkau tidak mampu melihat-Nya, Dia Allaah Melihatmu”.
Sungguh sholat Itu nikmat rasanya:
Orang yang betul betul sholat yang benar, maka akan merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa, ketenangan batin dan kedamaian hati.
Allaah SWT berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ.
(الرعد الاية ٢٨)
Arti:
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS Ar Ra’d, Surah ke 13, Ayat 28, halaman 252).
Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Penulis, alumnus Ummul Qura University, Makkah dan
king Abdulaziz University, Jeddah.