PINISI.co.id- Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, menggugah para pustakawan Sulawesi Selatan agar menjadi Ratu dunia yang menerapkan filosofi budaya Makassar Appakkak Sulapak. Bachtiar Adnan Kusuma, menegaskan kalau pustakawan adalah profesi mulia, bukan hanya bertujuan untuk kemaslahatan dunia, tapi menjadi ladang amal menuju surga.
Pustakawan sebagai Ratu dunia, kata Penulis ratusan buku dan motivator dan pembicara di berbagai forum Nasional dan lokal ini, bukan hanya mengusai informasi dan teknologi digital kebaruan, melainkan pustakawan haruslah menjadi Ratu Dunia yaitu menjadi juru penyampai informasi yang akurat tugasnya memberikan informasi kepada masyarakat. Misalnya saja, kata Ketua Gerakan Pembudayaan Minat Baca Kabupaten Maros, Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan ini, pustakawan wajib memberikan layanan prima pada setiap warga masyarakat yang butuh informasi di perpustakaan.
Makanya, pertama kata Bachtiar Adnan Kusuma, pustakawan harus cakep dan memiliki kecakapan dan keahlian terhadap profesi yang ditekuni sesuai perkembangan teknologi informasi.Dalam filosofi budaya Makassar disebut Caradde atau Panrita (cerdas pintar). Maksudnya kata Bachtiar Adnan Kusuma pustakawan yaitu Sikamma gaukna ammatu-matui atau orang yang cinta pada perbuatan yang bermanfaat.
Kedua, sebagai profesi, setiap pustakawan wajib terus menerus mengembangkan dirinya dengan memperkuat basis pengetahuan, kecakapan dan kemampuan diri sebagai seorang yang berprofesi pustakawan yaitu Lambusuk( jujur) yaitu tutui, Baji bicara, Anggauk baji dan Berani.
Caranya, setiap hari pustakawan wajib membaca buku minimal satu judul dengan tebal 100 halaman. “Pustakawan tak sekadar pandai dan punya kemampuan membaca buku, tapi lebih penting lagi pustakawan mampu menulis resensi buku apa yang telah dibaca setiap hari di perpustakaan” kata Bachtiar Adnan Kusuma, saat memberikan insight Peningkatan Kemampuan Profesional Pustakawan Kabupaten, Kota di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Sabtu 30 November 2024 di Makassar.
Ketiga, pustakawan haruslah memiliki kemampuan diri dengan membangun rasa bangga terhadap profesi pustakawan yang jujur. Kendati harus diakui profesi pustakawan belum populer seperti profesi dokter, guru dan profesi lainnya.
Dan, ketiga Berani yaitu, Tammallakai ni pariolo( tidak takut jadi pelopor)dan Tammallakai ni pariboko( tak takut berdiri di belakang,memberi kesempatan pada orang lain).
“ Seorang pustakawan selain dituntut punya skill, knowledge dan abiity juga punya kemampuan komunikasi yang handal,kaya tentang public relation dan memiliki horison wawasan luas, karena efek membaca buku rutin” kunci Bachtiar Adnan Kusuma.
Karena itu, keempat Kalumannyang( memiliki wawasan luas karena rajin membaca) yaitu: Tumakurangi ri nawa-nawa( tak kehabisan inisiatif) dan Tamakurang ri bali bicara( tak kekurangan jawaban/ kaya pengetahuan).
Pustakawan tak sekadar melayani user pemustaka, tapi ia juga sebagai promotor penggerak, animator perintis dan penggagas, administrator memahami administrasi layanan.
Dan, katalisator sebagai penghantar Transformasi masyarakat yang cerdas karena kaya informasi, terampil dan memiliki ability rasa bangga dan memiliki kemampuan profesional sebagai pustakawan. (Fen)