Membangun Komunitas Sineas Makassar

0
36
- Advertisement -

Catatan Fiam Mustamin 

Perfilman nasional berkembang pesat seiring kemajuan zaman. Komunitas perfilman pun tumbuh subur di berbagai kota, termasuk di Kota Makassar.

Selain komunitas film, perlu juga dikembangkan sineas Makassar. Gagasan ini perlu ditumbuhkan dikarenakan di Makassar telah lahir pembuatan film pada dekade 1950 di antaranya Prajurit Teladan, sutradara Bambang Hermanto, seterusnya di era 1970 an, film Latando di Toraja sutradara Dolf Damora, kemudian di Ujung Badik sutradara Awaluddin, Sanrego sutradara Bay Isbahi, Senja Di Losari, sutradara Chaedar Djafar, Jangan Renggut Nyawaku dan Langkah Langkah Dalam Gerimis sutradara Nurhadi Irawan dan lain-lain.

Film film tersebut dimodali oleh orang Makassar. Di era setelah itu ada beberapa karya film yang memiliki landasan kultural yaitu Wolter Monginsidi, Athirah, Uang Panai, Ati Raja dan sebagainya yang belum saya dalami.

Apa yang perlu dilakukan berikutnya, penting dibicarakan bersama. Telah lahir dan hadir sejumlah sineas generasi baru yang potensial.

Bagaimana permodalan untuk melahirkan film-film berkualitas dengan wawasan kultural dan edukatif, ini tantangan kita semua.

- Advertisement -

Bagaimana menghadirkan tema cerita tentang kearifan lokal seperti kepeloporan/kepemimpinan, patriotisme dan lain-lain.

Semua ini dapat disinergikan (sineas, masyarakat/kapital dan pemerintah).

Tema itu dapat menginspirasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here