Mubes dan Mukernas: Menciptakan Perubahan Pola Pikir, Revitalisasi dan Reformulasi KKSS

0
295
- Advertisement -

Kolom Syahrir Andi Mangga

Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang berazaskan Pancasila adalah organisasi kemasyarakatan Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, merupakan empat kelompok etnis terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan, mereka berasal dari suatu rumpun bahasa Astronesia Barat yang mempunyai hubungan baik satu sama lainnya, linguistik, maupun budaya dan sejarah (CH. Perlas,2006). Organisasi ini tidak berafiliasi dengan organisasi sosial-politik maupun organisasi
kemasyarakatan lainnya (Anggaran Dasar KKSS Bab III, Pasal 5 dan 6).

Forum permusyawaratan untuk mengambil Keputusan organisasi meliputi Musyawarah Besar (MUBES), Musyawarah Besar Istimewa, Musyawarah Wilayah (MUSWIL), Musyawarah Kerja Wilayah (MUKERWIL), Musyawarah Daerah (MUSDA), Musyawarah Kerja Daerah (MUKERDA), Musyawarah Cabang (MUSCAB), Musyawarah Kerja Cabang (MUKERCAB), Musyawarah Perwakilan Luar Negri (MUSPER-LN), Musyawarah Kerja Perwakilan Luar Negri (MUKERPER-LN) (AD dan ART KKSS BAB XVII PASAL 27 :1)

Musyawarah besar (MUBES) sebagai permusyawaratan dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun (AD dan ART KKSS BAB XVII PASAL 28 :1). MUBES dilaksanakan untuk : Memberikan penilaian laporan pertanggung jawaban BPP, Memilih
dan Menetapkan ketua umum dan formatur, Mengubah dan menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Menetapkan program umum dan kebijakan organisasi.( AD dan ART KKSS BAB XVII PASAL 28:2).

Musyawarah kerja Nasional (MUKERNAS) diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu periode, kepengurusan BPP dan dalam keadaan Istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan BPP atau atas permintaan paling sedikit separuh (1/2) lebih satu(1) dan jumlah BPW yang sah (AD dan ART KKSS BAB XVII PASAL 29 :1)

Musyawarah Besar dan Musyawarah Kerja Nasional dilaksanakan oleh Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan. Dihadiri oleh: Utusan-utusan BPP, BPW, BPD, BPPLN, Lembaga /badan Otonom Tingkat Nasional, Organisasi Pilar Tingkat Nasional, Undangan yang ditetapkan BPP.

- Advertisement -

Melalui kegiatan Musyawarah Besar dan Musyawarah kerja pada tingkat Nasional, Wilayah, dan Daerah yang hasilnya merupakan salah satu modal dasar dan “Value” yang bersumber dari nilai nilai budaya masa lalu dari leluhur yang mungkin terlupakan, munculnya suasana kebatinan dan idealisme tentang persatuan dan kehendak memajukan organisasi KKSS dapat digunakan sebagai suatu komponen penting, kelahiran dan loncatan pemikiran/idea yang kritis dalam rangka
penyusunan strategi dan kebijaksanaan yang terarah (Program Kerja) untuk menciptaan kesepahaman kolektif.

Selain itu melalui kagiatan ini dapat pula melahirkan dan dorongan bangkitnya
kembali untuk mengingatkan daya ingat kita akan nilai nilai budaya, pesan pesan dari para pemimpin yang terdahulu dan para pendiri KKSS yang masih relevan untuk dilaksanakan.

Pembentukan Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Wilayah (BPW) dan Badan Pengurus Daerah (BPD) ini melahirkan peluang dan tantangan, setiap kali dihadapkan pada tantangan-tantangan berat, maka suatu organisasi perlu memperbaharui diri dalam memberikan respons, untuk itu Masyarakat KKSS perlu menggali potensi sumber daya organisasi (terutamaPembangunan-pengembangan sumber daya manusia) yang dimiliki untuk menyelaraskan dengan bentuk/struktur organisasi yang baru.

Unsur unsur struktur, perangkat, dan pendukung organsasi (Lembaga/Badan otonom dan organisasi pilar) serta Pengurus dan Pimpinannya dari tingkat Nasional, Wilayah, dan Daerah
memperlihatkan pembagian dalam satuan lini/unit kerja dan hubungan satu sama lainnya (vertical dan horizontal). Pada setiap tingkatan haruslah terbentuk pusat-pusat pertumbuhan (program unggulan) yang mempunyai potensi untuk mewujudkan (multiplier-effect), komplementasi dan keterkaitan antar pusat pusat pertumbuhan diharapkan dapat menimbulkan effect sinergetik
(interaksi dinamis).

Pemimpin dan Anggota dari Departemen, Bidang dan Seksi pada setiap struktur, perangkap dan pendukung organisasi dan Tingkat Nasional, Wilayah, dan Daerah merupakan kelompok/unit satuan kerja yang berfungsi sebagai motor penggerak (PRIME MOVER) dengan kemampuan setiap anggota yang mampu dan mempunyai keahlian menjalin hubungan kerja fungsional yang serasi berdasarkan keterikatan, tanggung jawab, tanggap terhadap perubahan dan saling ketergantungan untuk saling mendukung dan memperkuat untuk terwujudnya kesuksesan untuk mencapai tujuan dan program kerja yang telah di tetapkan dan di putuskan oleh organisasi KKSS.

Tantangan utama dalam pengembangan organisasi adalah peningkatan dan pengelolaan sumber daya organisasi (Sumber daya Manusia, Sarana & Prasarana, Sumber daya Finansial & informasi) untuk menjalankan organisasi yang lebih baik dengan tingkat Etisensi, efektivitas, dan produktivitas, yang lebih tinggi.

Keberhasilan suatu organisasi melestarikan keberadaannya (eksistensi), dan kemampuan mencapai tujuan dan sasaran sangat tergantung kepada tanggapan dan kepedulian terhadap kondisi internal dan eksternal yang dinamik. Berbagai perubahan yang terjadi akibat dinamika manusia telah mempengaruhi perkembangan organisasi. Oleh karena itu organisasi KKSS harus bersikap proaktif yaitu memiliki daya dan kemampuan antisipatif yang tinggi menghadapi masa depan yang selalu
mengandung ketidakpastian sebagai hasil dari perkembangan dan perubahan iptek, sosial, ekonomi, dan politik.

Perubahan dan pergantian Kepengurusan merupakan momentum untuk melakukan evaluasi, Rekonstruksi, dan tinjauan Kembali tugas dan fungsi organisasi, mengakomodasikan aspirasi para anggota menuju peranan yang lebih baik, sebagai suatu Entry & Starting Points untuk melahirkan suatu konsepsi/paradigma yang meliputi: Perubahan mindset, reaktualisasi, Revitalisasi, dan Reformulasi Ide. Perubahan membutuhkan persiapan dan kesiapan terutama kesiapan perbedaan pandangan dan pendapat sehingga dapat membentuk tatanan masyarakat yang damai, aman, adil, makmur, berkesinambungan, dan berkelanjutan (Group Wisdom Society).

Berdasarkan tugas dan fungsi maka pemimpin (pengurus inti, ketua umum, ketua, sekertaris jendral, sekertaris, bendahara umum) adalah pusat sejumlah kekuatan, mepunyai kemampuan dan terobosan dalam penyelesaian masalah, berpikir secara objektif dan bertindak cepat dan adil, memegang peranan sentral dan unsur determinasi dalam proses pencapaian tujuan, perubahan dan perbaikan organisasi. kepemimpinan membutuhkan kemampuan dan tuntunan intelektual dapat melahirkan kepemimpinan yang visioner, berintegritas dan capabiliti, intelektual, ketajaman pikiran, membangkitkan kemandirian dan konsisten pada keyakinan dari perbuatan.

Setiap perubahan dan pergantian pimpinan maka akan menimbulkan resonansi, yaitu: Perubahan system/subsistem & culture mampu menghasilkan kebijakan baru (policy reform) yang efektif. Nilai nilai lama perlu diterjemahkan ke dalam seperangkat baru.

Perubahan strategi dan kebijaksanaan yaitu mendorong perubahan pola pikir (Mindset) untuk menuju keadaan yang lebih baik. Bersifat sistemik dan transformative (Immanent).

Pembentukan lingkungan kerja dan kepemimpinan yang kaya gagasan pemikiran serta mampu menciptakan terwujudnya Kreativitas dan Prakarsa (innovatif). Setiap perubahan/perbaikan pada suatu system dan kegiatan akan berhadap dengan berbagai tantangan (internal & external).

Diperlukan suatu tenaga besar dan tidak menempuh cara biasa untuk menghadapi tantangan tersebut (breakthrough/out of the box). Tenaga yang besar ini hanya dapat dilakukan oleh pimpinan (Decition Maker, Man of Power, Ketua Umum, Ketua) karena punya kewenangan dan kekuasaan (the art of possibility), sebagai pemimpin yang bertipe solidarity makers sedangkan staf (Police Maker, Man of idea, Sekertaris
Jendral, Sekertaris) tidak bisa karena kewenangan terbatas, hanya punya scenario (the art of probability). Sebagai pemimpin bertipe administrator.

Mengubah sistem dan tatanan yang sudah mapan selama puluhan tahun (zona nyaman/comfort zone) dan transformasi ke dalam peran peran baru, bukan persoalan gampang (The people tend to resist to the change), kebiasaan lama amat sulit pupus (old habits die hard) apalagi bila kebiasaan habits telah berlangsung lama dan mendarah daging, sehingga menetas menjadi pola/tabiat pribadi/kelompok dan keretakan jati diri yang akhirnya menjadi tabiat Lembaga (personal/group and institution traits).

Yang diplopori dan dikuasai kelompok orang biasa hidup dalam segala musim (the man of all seasons) Proses ini sangat mempengaruhi penyesuaian diri
dengan bentuk baru (struktur) organisasi KKSS. Setiap perubahan akan menimbulkan:

Masa transisi dan penyesuaian terhadap struktur baru. Wilayah kelabu tumpang tindih tugas dan fungsi.Turbulensi yang muncul akibat perbedaan sudut padang dan cara pemecahan permasalahan.Melahirkan dan menumbuhkan semangat baru untuk bangkit dan melakukan pembenahan dan Pembaharuan.

Bila penanganan tidak tepat pada perbedaan pendapat dan pemecahan permasalah yang ditimbul akibat perubahan maka akan berdampak terhadap rendahnya Tingkat solidaritas dan kohesifisme pada lingkungan kepengurusan dan anggotanya. Intensitas sifat permasalahan yang
ditimbulkan berbeda, oleh karena itu penanganan penyelesaian dibutuhkan perlakukan manajemen yang khusus/berbeda (berupa saling menghormati dalam perbedaan). Perbedaan pendapat bukan sesuatu yang patologis, tapi suatu kemuliaan, Kebajikan, dan Diskursus untuk menemukan kebenaran.

Rangkaian perjalanan panjang dalam pelaksanaan program kerja organisasi yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan dari tahun ke tahun telah membawa kita ke dalam perjalanan yang memberikan pelajaran dan pengalaman empiris. Menengok sebentar ke belakang dan memutar jarum jam untuk melihat dan merekam Kembali pasang surut peranan yang pernah dialami. Selama 5-10 tahun berlangsung periode kepengurusan ada baiknya sejenak berhenti untuk beristirahat dan merenungkan berbagai tahapan perjalanan yang telah kita lewati. Setiap Langkah ada konsekuensinya.

Sebuah perjalanan Panjang yang kadang kalah menyenangkan, menarik dan melelahkan, terdapat penggalang-penggalang tentang gagasan, ide, perdebatan, dan perbedaan pendapat yang
telah mengilhami Badan Pengurus KKSS dari tingkat pusat, wilayah, dan daerah untuk merajut dan menenun menjadi satu kesatuan sistim yang dapat dioperasikan untuk mewujudkan dan mensukseskan tugas, fungsi, dan tujuan organisasi KKSS.

Tepat waktu kiranya dalam memasuki tahun 2025 kita melakukan perenungan dan refleksi bersama atas capaian kegiatan yang telah terwujud sambil pada saat bersamaan menyusun dan
merumuskan kembali strategi baru untuk lompatan lebih besar pada tahun yang akan mendatang.

Karena tanpa terasa berbagai tahun telah kita lewati, kita menghabiskan banyak waktu untuk membahas, berdiskusi dan berdebat dengan masalah masalah yang sama dari tahun ke tahun, terasa seperti kehilangan arah, tidak beranjak kemana mana, keliatan bergerak kesana kesini tapi tidak meninggalkan tempat semula (jalan ditempat). Peristiwa ini terjadi berulang kali dan terus menerus, sehingga bisa pula berkembang sebagai suatu kebiasaan yang akhirnya membentuk suatu pola. Kita menyadari bahwa hal seperti ini tidak boleh terjadi, kita tidak bisa terus seperti ini.

Sekedar rebut sendiri, saling menyalahkan dan saling melemahkan diantara kita (internal) tanpa berupaya untuk bertindak. Maka perubahan harus dilakukan secara bertahap, tetapi konsisten menuju perbaikan. Kita tidak boleh berhenti membangun harapan, metokrasi dan “human capital” untuk mewujudkannya, karena organisasi ini memiliki sumberdaya organisasi terutama sumberdaya
manusia yang potensial dan berkualitas untuk mendukung, mencapai kemajuan dan terwujudnya tujuan organisasi.

Kebersamaan dan perbedaan penilaian/pandangan telah terjadi selama perjalanan tersebut. Bebagai keberhasilan tidak kemudian menafikan/menihilkan kegagalan, begitu pula sebaliknya berbagai kegagalan tidak kemudian menafikan keberhasilan. Keberhasilan, kegagalan dan hal hal yang kita capai menjadi masukan sebagai modal untuk melihat dan mengawal organisasi ini ke masa
yang akan datang. Memasuki era reformasi ini maka sudah waktunya kita bisa berharap terjadi transaksi pemikiran, berpikir objektif dan positif, kebebasan berpikir menghasilkan kebebasan berpendapat dengan cara ini kita dapat mengasilkan suatu diskusi, berpikir inovatif dan kreatif.

Masing masing kita mempunyai peranan, posisi dan tanggung jawab terhadap masa lalu. Situasi sekarang merupakan hasil pemikiran bersama melalui suatu konstruksi pemikiran yang
berasal dan bersumber dari pengurus, saran, masukan dari anggota yang kemudian melahirkan program kerja, membentuk suatu lingkungan kerja yang dapat mendukung terwujudnya dan keberhasilan program kerja.

Dibutuhkan kearifan pemikiran untuk tidak saling menyalahkan, tapi berusaha mereformasi dan mengevaluasi diri masing masing, apakah sudah bertindak benar. Diperlukan kearifan pemikiran untuk menyadari berbagai kesalahan yang sudah terjadi, mengubah dan memperbaiki perilaku dan mementingkan diri sendiri. Untuk menghindari ambruknya integritas
dan persatuan sehingga tetap menampakkan dan mempertahankan jati diri sebagai seorang “Topanrita” /intelektual/cendekiawan, berwawasan luas sehingga tidak menafikan pendapat orang lain, tidak mengorbankan idealisme yang dimiliki hanya demi kekuasaan dan kepentingan pribadi/kelompok.

Tanpa upaya ini maka tidak mungkin lepas dari deretan permasalahan
permasalahan masa lalu. Perbedaan tantangan dan peluang yang terjadi akibat perbedaan waktu, situasi dan kondisi yang dialami oleh setiap BPP/BPW/BPD mengakibatkan timbulnya perbedaan titik tekan, orientasi dan prioritas program. Melalui Musyawarah Besar dan Musyawarah Kerja di tingkat nasional, wilayah dan daerah maka akan diperoleh masukan, saran dan umpan balik dari anggotanya dan melakukan
pemetaan antara dua titik terpisah (connecting/unconnecting) untuk dihubungkan satu sama lainnya
sehingga permasalahan gambaran/peta dan gagasan baru tentang sumberdaya organisasi, permasalahan dan pemecahannya yang kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk bertindak untuk diwujudkan.

Bagaimana melihat dan belajar dari berbagai peristiwa dan kegagalan masa lalu untuk digunakan sebagai perenungan, hikmah, dan acuan. saling memperkuat dan mendukung untuk menemukan akar atau mengkritisi permasalahan sehingga dapat meciptakan kelahiran pemikiran
kritis, revitalisasi dan konstruksi konseptual (Reformulasi ide) yang jelas dan menghasilkan komitmen yang kuat dan konsisten dalam bentuk langkah langkah konkrit untuk terwujudnya
perubahan internal menuju pola pikir baru yang mampu mendaratkan/mewujudkan tujuan organisasi KKSS.

Makalah ini tidak dimaksudkan “menggurui” tapi merupakan salah satu bentuk partisipasi dan tanggung jawab sebagai bagian dari anggota KKSS Kota Bandung, Propinsi Jawab Barat untuk
memberikan masukan kepada BPP, BPW, dan BPD mencoba mensinergikan sumber daya/potensi yang dimliki KKSS, yang diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar dan mencari jalan alternatif untuk menemukan makna dari setiap perkembangan dalam kaitannya dengan tujuan bersama.

Tugas kita sekarang ini adalah bagaimana memaksimalkan dan menyatukan sumber daya organisasi dan energi intelektual untuk kepentingan KKSS. Kita harus tetap mencintai dan menghargai organisasi yang tercermin dalam perlakuan kita yang baik, memberikan kritik/masukan
yang membangun, tidak menfitnah, menegur dengan teguran sapa yang baik dan tidak memaki.

Sebaiknya kritik dan saran yang disampaikan dan ditampilkan tidak penuh dengan kebencian tapi harus mempertimbangkan tata krama, adat istiadat dan nilai nilai budaya sehingga apa yang disampaikan dapat memperlihatkan keindahan dan jalan solusi penyelesaian. Dalam bentuk Sipakainge yang dilandasi sikap Sipakalebbi dan Sipakatau. Makalah ini tidak membahas hal-hal yang detail tentang apa yang harus dikerjakan tapi merupakan suatu sudut pandang dan refleksi untuk didiskusikan agar kita dapat menghasilkan konsep yang utuh sebagai suatu system yang dapat
diopersaikan dan jawaban untuk melakukan perubahan internal (pola pikir) dan memecahkan permasalahan KKSS.

Penulis, anggota KKSS Kota Bandung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here