Hikmah Abdul Hamid Husain
Setiap saat Jin yang berupa Iblis dan Setan tidak pernah diam mengganggu manusia, baik dengan cara halus, ramah maupun dengan kasar.
Maka, di bulan Ramadhan ini, maksimalkan melatih diri menjauhi gangguan Jin yang sudah berbentuk Iblis dan Setan yang memang terus menerus mengintai. Jangan sampai kesetanan.
Rasuulullaah SAW mengingatkan dengan sabdanya:
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: (إن الشيطان يأتي إلى فراش أحدكم بعدما يفرشه أهله ويهيئونه، فيلقي عليه العود أو الحجر أو الشيء، ليغضبه على أهله، فإذا وجد ذلك فلا يغضب على أهله، قال: لأنه من عمل الشيطان).
رواه البخاري في “الأدب المفرد” (ص٤٠٧) بسند حسن.
“Sungguh Setan itu akan datang ke tempat tidurmu usai keluargamu merapikannya untuk engkau tiduri.
Pada saat itulah, Setan mulai melemparkan “potongan kayu, batu kerikil, pasir, atau sesuatu yang bisa membuat hatimu tersinggung, emosi dan marah”. Maka jika hatimu merasa ada sesuatu yang membuatmu kecewa, tersinggung, atau sesuatu yang memicu kemarahan, jangan marah, tahan. Bersabar dan lapang dadalah, karena itu perbuatan Setan, perasaanmu sedang digoda setan. (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al Bukhari)
Godaan Setan datang dari segala arah:
Allaah SWT berfirman:
ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ.
( الاعراف الاية ١٧)
“Kemudian, Setan pasti akan mendatangi manusia dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”.
(QS Al A’raaf, Surah ke 7, Ayat 17, halaman 152).
Allaah SWT berfirman bahwa setan akan menyesatkan manusia di Bumi ini:
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ
اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ.
( الحجر الاية ٣٩-٤٢)
“Iblis berkata: “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan kejahatan terasa indah bagi mereka di Bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih karena keikhlasannya beribadah di antara mereka.”
Allaah berfirman;
“Ini adalah jalan lurus yang Aku jamin ditunjukkan kepada Hamba-hamba-Ku itu. Sungguh, kamu Iblis tidak kuasa atas Hamba-hamba-Ku kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS Al Hijir, Surah ke 15. Ayat 39-42, halaman 264).
Catatan
1. Manfaatkan Ramadhan ini, memperbanyak ibadah, Qiyaamullail, Tahajjud, dan memperbanyak infak, sedekah, peduli dan memberi yang terbaik, maka Allaah SWT pun akan memberi kemudahan kemudahan dan imbalan yang berlipat lipat ganda.
2. Hati hati tipuan Iblis:
Al-Qur’an menyebutkan minimal ada 5 cara yang dilakukan Setan untuk menyesatkan, mencelakakan Manusia, agar manusia kesetanan, maka jauhi 5 hal ini:
A. At Tazyiin, yaitu:
Salah satu cara Setan menyesatkan manusia adalah dengan memperindah hal hal buruk sehingga kelihatan baik dan indah dengan tujuan menyamarkan kebenaran di hadapan manusia.
Contohnya, ketika seseorang mendengar Azan pada malam musim dingin dan Iblis pun berkata: “Tetap santai di tempat tidur, kamu lelah dan capek.”
Contoh lain, wanita nakal, penggoda, terasa nyaman, bahagia dan rileks bersamanya, padahal dia adalah isteri orang, terus berlanjut, yang akhirnya kesetanan dan menghancurkan Rumah Tangganya dan Rumah Tangga orang lain.
B. Talbiis, yaitu:
Setan adalah penipu:
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيْهِمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا
(النساء الاية ١٢٠)
“Setan memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong mereka. Padahal, Setan tidak menjanjikan kepada mereka, kecuali tipuan belaka”. (QS An Nisaa’, Surah ke 4, Ayat 120, halaman 97)
Tipu daya Setan ini, menampakkan kemungkaran, kemaksiatan kebatilan dan hal hal yang haram ke dalam hal hal yang haq, yang benar dan baik, dicampur aduk.
C. Taswiif, adalah cara Setan untuk menyesatkan manusia agar mereka menunda untuk bertaubat. Setan membuat manusia terus menunda untuk bertaubat dengan membisikkan masa muda merupakan tahap yang terindah, dan Taubat bisa dilakukan di lain waktu.
Allaah SWT berfirman agar jangan menunda bertaubat dan sadar dirilah segera:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ.( الحديد ١٦)
“Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allaah dan apa yang turun dari kebenaran Al-Qur’an”. (QS Al Hadid Surah ke 57, ayat 16, halaman 539).
D. Membuat lupa larangan:
Cara selanjutnya yang dilakukan Setan adalah membuat manusia lupa apa yang dilarang oleh Allaah SWT. Allaah SWT berfirman:
وَاِذَا رَاَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۗ وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ.
(الانعام الاية ٦٨)
“Apabila engkau melihat orang-orang memperolok- olokkan Ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Jika Setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali janganlah engkau duduk dengan orang orang yang zalim”.
(QS Al An’aam, Surah ke 6, Ayat 68, halaman 135).
E. Menanamkan permusuhan:
Perselisihan yang menyebabkan perpecahan dan permusuhan adalah hal yang harus diwaspadai. Sebab, ini merupakan cara Setan menyesatkan Manusia. Allaah SWT berfirman;
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
(الاسراء الاية ٥٣)
“Katakan kepada Hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik, jujur dan benar. Sungguh, Setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Setan adalah musuh yang nyata bagi Manusia”. (QS Al Israa’, Surah ke 17, Ayat 53, halaman 287).
Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).