PINISI.co.id- Andi Salahuddin Rum, akrab disapa Bau Udin, adalah seorang pria berdarah bangsawan Bugis, keturunan langsung De Bougies Van De Tanete Arung Pancana Toa We Tenri Olle (sekitar tahun 1800), sosok yang pernah menyimpan naskah I La Galigo sebelum diserahkan kepada misionaris F.B. Matthes dan kemudian dibawa ke Belanda.
Lahir pada 23 Juli 1974, ia adalah putra sulung dari Andi Muhammad Rum, Bupati Barru periode 2000–2010. Sejak muda, Bau Udin dikenal memiliki pembawaan rendah hati (low profile) dan menghindari penggunaan gelar kehormatan “Puang” di ruang publik, meski masyarakat Barru tetap menghargainya dengan sebutan “Puang Dudin” atau “Bau Udin”.
Pada tahun 2015, ia terjun ke dunia politik dengan mengikuti kontestasi Pilkada Kabupaten Barru berpasangan dengan politisi senior Golkar, almarhum Malkan Amin. Sebelumnya, selama lebih dari 15 tahun, Bau Udin menggeluti dunia usaha sebagai kontraktor lokal dan menjadi rekanan Pemerintah Daerah.
Dalam kehidupan pribadinya, Bau Udin mempersunting Hj. Endang, seorang perempuan berdarah Sunda yang berkarier sebagai ASN di lingkungan Pemda Barru. Pasangan ini dikaruniai dua putra, Yusuf dan Faiz. Nama Yusuf dipilih dengan harapan sang anak kelak memiliki karakter kepemimpinan seperti Jenderal M. Yusuf.
Menurut cerita Andi Nurul Huda Aksa, ketika Bau Udin lahir, nama yang disandangnya diberikan langsung oleh Anregurutta KH. Ambo Dalle, ulama kharismatik Sulawesi Selatan.
Dalam pergaulan, Bau Udin dikenal ramah, santun, dan mudah berbaur dengan semua kalangan. Sejak masa sekolah di SMA Negeri 1 Barru, ia lebih sering menghabiskan waktu di kantin menikmati singkong goreng bersama penulis daripada fokus pada pelajaran. Saat berinteraksi, ia kerap menggunakan singkatan nama A. Salahuddin ketimbang menuliskan nama lengkapnya.
Kenangan kebersamaan penulis dengannya terbentang sejak 1992 di Barru, lalu berlanjut di Makassar pada 1993 dengan titik kumpul di Jalan Sungai Saddang, BTP Blok A & Blok L, serta Perumahan Minasaupa. Foto dirinya selalu memunculkan memori tentang pribadi yang humble dan bersahaja.
Kini, Bau Udin menaruh harapan besar agar putra sulungnya, Yusuf, dapat lulus seleksi masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan suatu hari kelak mengikuti jejak kakeknya memimpin daerah. (Fik)