Catatan Bachtiar Adnan Kusuma
Tokoh Literasi, Penulis dan Ketua Forum Penerima Penghargaan Tertinggi NJDP Perpustakaan Nasional RI
Innalillah Wa Inna ilaihi Rajiun. Begitu mendengar kabar bahwa Dr.H.Aswar Hasan, M.Si. guru kami yang telah mengajarkan pentingnya literasi, sosiologi komunikasi dan agama, meninggal dunia melalui FB, penulis mengulung kembali ingatannya tatkala pertamakali mengenal dan berinteraksi almarhum pada 1991 di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fisipol Unhas.
Maklum saja, penulis tercatat sebagai mahasiswa mata kuliah Sosiologi Komunikasi dari almarhum. Namun, almarhum tak sekadar guru kami di kelas, tapi ia juga yang menancapkan pertamakali pentingnya literasi baca dan menulis kepala penulis.
Dr.H.Aswar Hasan, M.Si., tak sekadar hanya guru kami di ruang kuliah di Komunikasi, namun ia tercatat sebagai guru penulis dalam berbagai hal terutama tentang agama dan literasi. Dalam berbagai kesempatan setiap usai kami menimbah ilmu di ruangan kelas, biasanya penulis kembali berinteraksi dengan almarhum melalui kajian agama, kelompok diskusi yang penalis gagas di Ilmu Komunikasi Unhas pada 1991 beraflet”Katalisator” menempatkan almarhum sebagai figur dan sosok pembina yang selalu mengajarkan pentingnya ilmu dan agama.
Dalam berbagai kesempatan, penulis berburu ilmu kepada almarhum, mulai dari FIS Unhas, Mahasiswa Pecinta Mushalah Unhas, Kelompok Studi “Katalaisator” adalah kelompok studi yang kami bentuk dan anggota-anggotanya terdiri dari Mahasiswa ilmu komunikasi Unhas angkatan 1991. Almarhum adalah guru yang tidak pernah bosan mendorong dan memompa penulis agar terus belajar, menulis dan berkarya literasi.
Dalam bidang literasi, Dr.H.Aswar Hasan, M.Si., adalah guru literasi penulis bersama almarhum sahabatnya yang juga guru kami, Dr.Mansyur Semma. Biasanya, perpustakaan Unhas menjadi basis kegiatan penulis bersama teman-teman penulis. Maklum, Kepala Perpustakaan Unhas saat itu-Dr.Mansyur Semma, selain guru penulis di Komunikasi juga pembina di kelompok studi Katalisator.
Sepeninggal dari kampus merah Unhas, penulis migrasi ke Jakarta menekuni dunia penulisan buku. Kendatipun penulis telah menetap di Jakarta, namun penulis bolak balik Jakarta Makassar dengan tujuan menggerakkan ekosistem pembudayaan minat baca di Sulawesi Selatan. Menariknya, hubungan kami sebagai murid dan almarhum sebagai guru tidak pernah putus. Dalam kedudukannya almarhum sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Sulawesi Selatan, kami berdua, penulis dan almarhum menggages Gerakan Menonton Sehat yang dicanangkan di Kabupaten Takalar, Jeneponto dan Bantaeng. Penyaksinya Bupati Takalar Dr.H.Ibrahim Rewa, M.M. Bupati Jeneponto Drs.H.Radjamilo, M.P. dan Bupati Bantaeng Prof.Dr.H.M.Nurdin Abdullah, M.Agr.
Hubungan penulis dan almarhum intens, selain almarhum kami menempatkan sebagai pembina Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Sulawesi Selatan, dan penulis sebagai ketua GPMB Sulsel, membuat kami sebagai murid dan almarhum sebagai guru kami semakin erat dan intens.
Yang penting, almarhum Adalah guru kami yang tidak pernah berhenti mendorong agar penulis terus berkarya literasi.
Dalam berbagai kesempatan almarhum selalu memotivasi, memberi semangat dan menunjukkan rasa bangganya sebagai guru penulis yang telah berhasil membimbing penulis berkarya literasi pada level nasional. Ungkapan dan motivasi almarhum selalu disampaikan dalam forum terbuka, maupun dalam berbagai kesempatan menghubungi kami via WA. Pesannya, ” Adnan, teruslah berkarya, jangan berhenti”.
Selamat jalan guru, engkau telah menjadi Abadi dengan semangat, dedikasi ilmumu dan karya-karya literasimu yang terus mengalir di sepanjang hayatmu. Tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali yang ditulis dalam buku. Karena itu, abadilah bersama karya-karyamu, kami akan mengenangmu sebagai guru Literasi kami. Alfatiha Dr.H.Aswar Hasan, M.Si…..