Kolom Fiam Mustamin
ORANG boleh terpisah jauh tinggalnya dari asal kelahiran daerah leluhurnya tapi yang sulit dipisahkan atau dihilangkan adalah tatanan budaya lingkungan keluarga di masa kecilnya.
Sebut misalnya dengan tradisi tata krama pergaulan dan asupan makanannya. Untuk menu makanan di lingkungan keluarga kami ada beberapa kebiasaan makan yang perlu dengan bersayur berkuah (madduro) selain perlu ada ikan kering (bale rakko) yang dibakar atau digoreng yang kemudian ditumbuk-tumbuk dengan cabe dan terong bakar (remme remme) jadi sambelnya.
Terkadang juga orang di rumah memasak nasi dengan campuran beras (pule) jagung pulut (lelu) pisang muda atau singkong.
Bagaimana mendapatkannya?
SESEKALI bila pulang kampung kami ke hari pasar untuk membeli aneka ikan kering seperti sunu, gabus, tarawani/bersisik layang simbol Indosiar, bungo, teri, manggarai. udang kering kecil (lame-lame).
Selain membeli yang khas seperti pangi, kluak, gula merah, kunyit bubuk, asem mangga (kaloko pao) dan beras jagung pulut itu.
Terkadang pula adik Aprial dari Halin dan Amiruddin dari Kalibata datang membawakan sebagian hasil kirimannya itu dari Soppeng.
Sementara untuk kebutuhan sayur kami manfaatkan tanaman kelor, terong dan cabe dari pot karena keterbatasan lahan.
Untuk keperluan ikan segar dari empang/sungai (bale salo) kami membelinya di tambak kolam dekat rumah.
Kue-Kue Tempo Dulu (Toriolo)
TAK terduga orang di rumah sering membuat kejutan, menghidangkan kue-kue yang nyaris terlupakan untuk keperluan buka puasa ramadhan seperti katiri mandi dari tepung ketan dibuat adonan dimasak dengan air gula merah.
Pallu butung dari pisang kepok dan tepung beras yang dijadikan kolak yang sering dihidangkan oleh keluarga Pak Beddu Amang di Kemang serta adonan tepung pulut yang digoreng dinamai tompo bunga, lalu dtaburi gula pasir.
Jenis kue-kue seperti ini sangat akrab di masa masa susah di tahun 1960/1970 an di tanah Bugis.
Masakan Favorit Lebaran
BILA lebaran tiba, orang di rumah selalu menyiapkan menu andalan: sup tulang iga sapi dan kacang merah serta daging goreng yang dibumbui sedemikian rupa dinamai gore-gore.
Tentu dengan burasnya atau ketupatnya yang menjadi menu favorit keluarga. Kami bahagia dan mensyukuri semua nikmat ini meskipun dalam keterbatasan dan pembatasan yang ada.
Condet, 2 Agustus 2020
.