Global Sumud Flotilla dan Nurani Dunia yang Diculik Israel

0
107
- Advertisement -

 

Catatan Muchlis Patahna

Ketua Dewan Pembina BPP KKSS

Misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang terdiri dari 39 kapal dari 33 negara kembali menghadapi nasib getir. Armada yang berlayar dengan misi mulia yang membuka akses kemanusiaan bagi rakyat Gaza justru berujung pada intersepsi brutal militer Israel di perairan internasional.

Sebanyak 223 aktivis ditangkap, termasuk tokoh-tokoh dunia seperti Greta Thunberg, Mandla Mandela, dan sejumlah aktivis dari Asia, Afrika, Eropa, hingga Amerika Latin.

Tragedi ini memperlihatkan wajah nyata dari rezim yang terus melanggengkan blokade ilegal atas Gaza. Kapal Mineko yang sempat terpantau hanya satu jam menuju daratan Gaza, tiba-tiba hilang kontak. Begitu juga kapal Meteque dan All yang lolos dari blokade namun kemudian dicegat. Bahkan, kabar diculiknya Adella Aryana, aktivis Malaysia, menambah gelombang duka sekaligus amarah umat manusia.

Yang terjadi pada GSF bukan sekadar insiden laut biasa. Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Para aktivis berlayar dengan damai, mengenakan rompi pelampung, tangan terangkat, namun tetap diperlakukan sebagai musuh. Di sinilah letak absurditas: Israel bertindak di luar hukum, sementara mereka yang benar secara hukum justru dikriminalisasi.

Sayangnya, ketiadaan kekuatan global yang berani menindak tegas menjadikan tragedi semacam ini berulang. Dunia tidak boleh lagi berpangku tangan. Diam berarti ikut serta membiarkan kezaliman hidup.

Meski disandera, semangat GSF justru membakar solidaritas dunia. Dari Turki, puluhan kapal nelayan rakyat berlayar mengibarkan bendera Palestina. Dari Kolombia, Presiden Petro mengusir diplomat Israel dan memutuskan perjanjian dagang. Dari Italia, Spanyol, hingga Argentina, jutaan manusia turun ke jalan menuntut kebebasan Gaza. Bahkan di Jakarta dan kota-kota besar Indonesia, aksi damai digelar usai shalat Jumat dengan pesan jelas: “Gaza tidak sendiri, GSF adalah nurani dunia.”

Lebih dari 26 ribu orang dari 39 negara kini telah mendaftarkan diri untuk ikut dalam gelombang flotilla berikutnya. Inilah armada sipil terbesar dalam sejarah. Dukungan internasional semakin kuat, koordinasi semakin rapi, dan semangat solidaritas semakin menyala. Meski GSF kali ini diculik, misi kemanusiaan tidak akan padam.

GSF adalah simbol perlawanan damai melawan blokade ilegal Israel. Mereka mungkin ditahan, kapal-kapal mereka mungkin dirampas, tapi nurani dunia tidak bisa diculik. Justru dengan setiap penindasan, suara solidaritas semakin nyaring.

Kini saatnya dunia bertindak, bukan sekadar mengecam. Blokade Gaza harus diakhiri, para aktivis dibebaskan, dan Israel harus dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum internasional.

GSF telah membuktikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan lebih kuat dari ketakutan, dan solidaritas global lebih abadi daripada kezaliman.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here