JADILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW, MESKIPUN BUKAN SEDARAH

0
39
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain 

Jika seseorang sudah digolongkan masuk ke dalam ال (Aal) atau أهل (Ahlu) yang berarti Keluarga Nabi Muhammad SAW, maka ia dijamin masuk surga.

Ada orang yang berbeda DNA, nasab, keturunan, suku, dan kebangsaan, tetapi di sisi Allah dinilai bersaudara dan sekeluarga. Sebaliknya, ada pula yang sedarah, senasab, sekandung, bahkan kakak-beradik, namun di mata Allah SWT tidak bersaudara dan tidak sekeluarga.

1. Saudara Tapi Bukan Sedarah

Rasuulullaah SAW menjelaskan bahwa Salman Al-Farisi RA, yang berasal dari Persia (Iran sekarang), tidak memiliki hubungan darah dengan Nabi Muhammad SAW, namun beliau bersabda:

سَلْمَانُ مِنَّا آلَ الْبَيْتِ
“Salman dari kami dan termasuk keluarga kami.” (Riwayat Al-Hakim dalam Kitab Al-Mustadrak)

Begitu pula Sahabat Shuhaib Ar-Rumi RA yang berasal dari Romawi, dan Bilal bin Rabaah Al-Habasyi RA dari Habasyah (Ethiopia, Afrika sekarang),

Justru merekalah yang menurut agama  termasuk keluarga Nabi Muhammad SAW.

2. Sedarah Tapi Bukan Keluarga

Allaah SWT berfirman tentang kisah Nabi Nuh AS ketika anak kandungnya binasa bersama orang-orang kafir. Nabi Nuh berdoa:  “Ya Allaah, Tuhanku, sungguh anakku termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah Hakim yang paling adil.”

Lalu Allaah menjawab: “Wahai Nuh, sungguh, dia bukanlah termasuk keluargamu karena perbuatannya sungguh tidak baik. Maka janganlah engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui hakikatnya. Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS Hūd: 45–46)

1. Setiap orang yang beriman kepada Allaah SWT dan Nabi Muhammad SAW, serta mengamalkan seluruh syariat-Nya, termasuk bagian dari keluarga Nabi Muhammad SAW, yang disebut “Aalun Nabi” (آل النبي).

2. Kata آل فرعون (Aalu Fir‘aun) disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 13 kali dalam 13 ayat, yang secara harfiah berarti Keluarga Fir‘aun. Salah satunya terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 49:  وَإِذۡ نَجَّيۡنَـٰكُم مِّنۡ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ یَسُومُونَكُمۡ سُوۤءَ ٱلۡعَذَابِ

“Dan ingatlah ketika Kami menyelamatkan kalian dari ‘Aalu Fir‘aun’, yaitu para pengikut Fir‘aun yang menimpakan kepada kalian siksaan yang berat.”

Yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang mengikuti ajaran, sifat, dan perilaku Fir‘aun, meskipun tidak memiliki hubungan darah dengannya.

3. Begitu pula dengan istilah آل النبي (Aalun Nabiyyi) yang selalu kita baca dalam shalawat, bermakna Keluarga Nabi.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti sunnah dan meneladani kehidupan Nabi SAW.

Maka Abu Lahab, meskipun secara nasab adalah paman Nabi SAW, tidak termasuk keluarga Nabi menurut agama.

4. Sebaliknya, Salman Al-Farisi RA, Shuhaib Ar-Rumi RA, dan Bilal bin Rabaah Al-Habasyi RA — yang tidak memiliki hubungan darah dengan Nabi Muhammad SAW — justru termasuk keluarga beliau sebagaimana sabda Nabi SAW

سَلْمَانُ مِنَّا آلَ الْبَيْتِ

“Salman dari kami dan termasuk keluarga kami.” (Riwayat Al-Hakim dalam Kitab Al-Mustadrak)

5. Tentang Nabi Nuh AS, setelah anak kandungnya binasa bersama orang-orang yang tidak beriman, beliau memohon kepada Allaah SWT:  “Ya Allaah Tuhanku, mereka adalah anakku, mereka keluargaku, dan janji-Mu pasti benar. Engkau adalah Hakim yang Maha Adil.”

Allaah SWT menjawab: “Wahai Nuh, sungguh dia bukan termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik. Maka janganlah engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui hakikatnya. Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang yang bodoh.”
(QS Hūd: 45–46)

6. Tingkatkanlah ibadah yang berkualitas, agar kita termasuk keluarga Nabi Muhammad SAW

Dzikir yang Dianjurkan Rasuulullaah SAW

Hafalkan dan amalkan setiap pagi dan sore dzikir yang selalu dibaca Rasuulullaah SAW:  لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ،
لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ،
لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

“Tidak ada Tuhan selain Allaah, Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Lembut.
Tidak ada Tuhan selain Allaah, Tuhan Pemilik ‘Arsy yang agung. Tidak ada Tuhan selain Allaah, Tuhan Penguasa langit dan bumi serta ‘Arsy yang mulia.”
(Hadits Sahih Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Penutup

Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan Rasuulullaah SAW:

اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a‘innaa ‘alaa dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibaadatika)

“Ya Allaah, bimbinglah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya.”

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here