PINISI.co.id- Koalisi organisasi mahasiswa Cipayung Plus Sumatera Utara (PMII, IMM, HIMMAH, KAMMI, dan GMKI) menolak keras pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dan mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mencabut keputusan tersebut.
Dalam pernyataan sikap bersama di Medan, mereka menilai keputusan itu mengkhianati amanat Reformasi 1998 dan melukai korban pelanggaran HAM serta represi politik era Orde Baru.
Ketua PMII Sumut, Muhammad Agung Prabowo, menyebut keputusan ini “tamparan terhadap nilai Reformasi”. Sementara Ketua IMM, Rahmat Taufiq Pardede, menegaskan bahwa luka korban Orde Baru belum pulih. Ketua HIMMAH, Kamaluddin Nazuli Siregar, menilai pemberian gelar itu bertentangan dengan UU No. 20 Tahun 2009.
Ketua KAMMI, Irham Sadani Rambe, menolak “rekonsiliasi semu” yang menghapus sejarah kelam, dan Ketua GMKI, Chrisye Sitorus, menilai langkah itu sebagai bentuk “pemelintiran sejarah demi kekuasaan”.
Empat tuntutan utama Cipayung Plus Sumut, yaitu 1) Cabut gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto. 2) Tegakkan kriteria kepahlawanan secara objektif dan transparan, 3. Kawal pelurusan sejarah serta penegakan keadilan dan 4) Siap turun ke jalan bila tuntutan diabaikan.
Mahasiswa Sumatera Utara menegaskan akan terus menjadi penjaga nurani bangsa, menolak segala bentuk pemutihan sejarah yang mencederai martabat korban dan nilai Reformasi. (Arif)














