Sosialisasi dan Monitoring HDDAP di Desa Pakel Dorong Pengembangan Pisang Mas Kirana Berkelanjutan

0
33
- Advertisement -

PINISI.co.id- Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Monitoring Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP) di Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan pengembangan komoditas pisang Mas Kirana secara berkelanjutan di wilayah lahan kering.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Tim Pusat HDDAP, Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gucialit, Pemerintah Desa Pakel, serta kelompok tani calon penerima program.

Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura sekaligus Project Director HDDAP, Hotman Fajar Simanjuntak, menjelaskan bahwa HDDAP merupakan program pinjaman pembangunan yang dirancang untuk memperkuat hortikultura lahan kering secara terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

“HDDAP tidak hanya berfokus pada budidaya, tetapi juga penguatan kelembagaan petani, kepastian pasar, pengolahan hasil, dan keberlanjutan usaha. Desa Pakel direncanakan menjadi kawasan pengembangan pisang Mas Kirana secara menyeluruh hingga tahun 2028–2029,” ujarnya.

Hotman juga menyoroti tantangan utama dalam pengembangan pisang Mas Kirana, yakni penyakit layu Fusarium. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, penggunaan benih kultur jaringan dinilai lebih tahan terhadap penyakit tersebut. Selain itu, keterlibatan offtaker diharapkan dapat memberikan kepastian pasar bagi petani. Mitra pembangunan seperti ADB juga menekankan pentingnya peran aktif perempuan dan pemuda dalam pelaksanaan HDDAP.

Kepala Desa Pakel, M. Sapurno, menyambut baik pelaksanaan program ini dan berharap HDDAP dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa.

“Kami berharap seluruh tahapan HDDAP dapat dijalankan sesuai ketentuan agar tidak menimbulkan permasalahan, terutama dari sisi hukum dan administrasi. Kami juga mengajak kelompok tani untuk aktif mengikuti sosialisasi dan bimbingan teknis,” ungkapnya.

Dari sisi pendampingan, Koordinator BPP Kecamatan Gucialit, Idham Firmansyah, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mengawal pelaksanaan HDDAP sejak awal hingga akhir, termasuk membantu penyelesaian kendala teknis maupun administrasi, terutama terkait kesiapan dan status lahan.

Kepala Bidang Hortikultura Kabupaten Lumajang turut mengapresiasi antusiasme petani. Ia menekankan bahwa pemenuhan persyaratan administrasi menjadi hal penting bagi calon penerima program. Selain itu, HDDAP juga mendorong keterlibatan perempuan dalam pelatihan dan pendampingan guna mendukung keberhasilan usaha tani.

Pada sesi diskusi, petani menyampaikan sejumlah permasalahan seperti keterbatasan air, prosedur pengadaan benih, dan ancaman penyakit layu Fusarium. Menanggapi hal tersebut, perwakilan Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian menyampaikan rencana identifikasi lapangan untuk melihat kebutuhan serta potensi solusi penampungan air.

Upaya pengendalian Fusarium juga terus dilakukan melalui eksplorasi agen hayati oleh Laboratorium POPT, termasuk penyediaan Trichoderma spesifik lokasi yang akan dibagikan kepada petani terdampak. Petani diimbau untuk disiplin menjaga kebersihan kebun, termasuk sterilisasi alat budidaya dan pascapanen.

Selain pisang, petani manggis menyampaikan aspirasi terkait harapan ekspor langsung dari Lumajang. Namun, masih terdapat kendala seperti keterbatasan packing house, infrastruktur jalan, harga di tingkat petani, serta ketersediaan air. Tim HDDAP menegaskan bahwa program ini mendorong kemandirian dan penguatan kapasitas usaha petani agar keberlanjutan tetap terjaga.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan kunjungan ke unit pengolahan pisang di Kecamatan Senduro yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT). Unit ini menjadi contoh hilirisasi hortikultura yang mampu memberikan nilai tambah produk sekaligus memperkuat peran perempuan.

Melalui dukungan sarana produksi, irigasi, pascapanen, pemasaran, serta kegiatan sekolah lapang, HDDAP diharapkan mampu meningkatkan kapasitas petani. Dengan pendampingan berkelanjutan dan penerapan teknologi sesuai SOP, program ini diharapkan dapat mendorong pengembangan hortikultura yang berdaya saing dan meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Lumajang. (Fen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here